CHAP 9

28.7K 3.2K 71
                                    

Happy reading!

••••••••

"Tapi jika kau mau, mari kita bertukar."

Setelah mendengar itu, Luhan langsung menukar piring nya. Lisa yang melihat itu dari kejauhan hanya bisa merutuki nasibnya yang akan terjadi selanjutnya.

Luhan menatap nasi goreng itu dengan gairah.

Luhan menatap nasi goreng itu dengan gairah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal ini sudah lewat dari jam 8. Bagaimanapun juga Luhan mengatur pola makan nya.

Tetapi ia melihat nasi goreng yang ada di depannya membuat perutnya merasa lapar dan terus berbunyi untuk diisi.

Dengan semangat Luhan mengambil kedua sumpit dan mulai memainkannya ditengah nasi.

Sedangkan Sehun masih diam, karena ia sudah makan malam bersama keluarganya.

Drrttt.

"Ponselmu bergetar,"ujar Sehun lantaran layar ponsel Luhan berkedap-kedip dan bergetar secara bersamaan.

Luhan mendengus lalu meletakan kembali kedua sumpit disebelah piring.

Ia meraih ponselnya lalu membuka pesan yang masuk.

Luhan menghela nafasnya panjang setelah membaca itu, karena pesan itu ia langsung mengingat jika ia tidak boleh makan makanan yang berminyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Luhan menghela nafasnya panjang setelah membaca itu, karena pesan itu ia langsung mengingat jika ia tidak boleh makan makanan yang berminyak.

"kenapa?"tanya Sehun penasaran dan mulai menikmati nasi goreng buatan Lisa.

"Aku tidak boleh makan makanan yang berminyak,"ucap Luhan jujur.

Ia sedang terkena radang tenggorokan, dan terlebih lagi obatnya tertinggal di mobil Kris.

Iya, karena Kris yang mengantar Luhan ke Penthouse Sehun.

Sehun mengangguk paham,"radang?"

Luhan mengangguk dan menatap Sehun yang terlihat menikmati nasi goreng itu.

Dari kejauhan Lisa terlihat senang dan sedih dalam waktu bersamaan.

Iya, senang karena Luhan tidak memakannya dan sedih karena Sehun memakan nasi goreng buatan nya tanpa merasakan keasinan.

••••••••

"Atur ulang semua jadwalku untuk bulan ini,"titah Sehun pada Lisa.

Iya, Lisa akan tetap menjadi Sekertaris nya sekaligus calon istri Sehun.

"Oh iya, rapat untuk hari ini batalkan saja dan tanyakan pada Kepala Divisi Keuangan untuk laporan bulan ini,"

Lisa memijat pangkal hidungnya.

Baru sehari saja kerjaan nya sudah menumpuk, sedangkan Sehun terlihat santai bolak-balik di hadapannya memberi perintah.

"aku haus, bisakah kau membuatkanku kopi?"

Lisa memutar matanya malas.

"kau bisa meminta pada Office Boy,"jawab Lisa santai dan terus menatap layar laptop sambil terus mengetik.

kletak.

Sehun menutup laptop Lisa dengan tiba-tiba.

"Aku Bossmu,"ujarnya.

"Dan aku Sekertarismu bukan pembantumu,"

"Bukankah kau tau apa tugas seorang Sekertaris?"tanya Sehun menatap Lisa yang sedang memasang raut wajah kesalnya.

"Membantu pimpinan dalam melaksanakan tugas kantor, bukan?"ucap Lisa.

Ia merasa itulah tugas seorang Sekertaris dan sekarang posisi nya adalah seorang Sekertaris jadi ia pikir membuat kopi untuk pimpinan bukanlah tugasnya.

"Kau tau itu. jadi, buatkan aku kopi,"jawab Sehun enteng.

"itu bukan tugasku, itu adalah tugas Office Boy,"sahut Lisa mencoba meredam amarah nya.

"Bossmu baru saja menyuruhmu, dan aku anggap itu adalah sebuah tugas untukmu."

••••••••

"Ini terlalu manis,"

"Ini kurang gula,"

"Kenapa pahit seperti ini?!"

"Airnya kurang."

"Kenapa dingin?"

Entah, sudah keberapa kalinya Lisa bolak-balik untuk membuatkan Sehun kopi.

Dengan langkah gontai Lisa kembali kedalam ruangan Sehun, kali ini ia terlihat kesulitan.

Sehun mengernyitkan dahinya lantaran Lisa membawakan sebuah termos air kecil, satu toples gula dan satu buah kopi bubuk lalu diletakan dimeja besarnya yang tampak begitu rapi tanpa berkas-berkas putih memuakkan.

"kenapa kau membawa semua itu kesini?"tanya Sehun dengan raut bingung.

"Kau bisa membuatnya sendiri,"











TBC.

I'M [NOT] GAY • OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang