S-12

9.6K 903 143
                                    

HAPPY READING;

••••

Lisa terus saja mengumpat dalam hati. Ia datang kekantor Sehun yang ditemukan hanya bangunan yang sudah gelap gulita tidak ada penghuninya.

Geez! Kemana pria itu?

Lisa juga sudah menghubungi Yeonwoo untuk menanyakan tentang jadwal Sehun.

Tetapi wanita itu bilang hari ini tidak ada pekerjaan yang bikin lembur.

Lisa kembali masuk kedalam mobil dan melajukkan mobilnya kembali untuk pulang kerumah.

"Awas saja jika macam-macam!" desis Lisa kesal dan mulai menelfon nomor Sehun kembali.

Tetapi tetap saja nomornya masih tidak aktif.

Apa ia harus menelfon teman-teman Sehun?

Geez! Ia tidak mau mengganggu mereka mengingat ini sudah malam hari.

Lisa menghela nafas pelan, hatinya menjadi gelisah. Ia takut jika terjadi apa-apa pada suaminya itu.

"Semoga dia sudah ada dirumah," gumamnya pelan lalu membanting stir memotong jalan.

•••••••

07.47 AM

Sehun terbangun dari tidurnya dan merasakan bahwa ada seseorang yang memeluknya saat ini.

Ia mencoba mengerjapkan matanya lalu membetulkan posisinya menjadi duduk. Ia melihat Skyla disana yang tertidur pulas tanpa sehelai benangpun seperti dirinya.

Ia memijat keningnya pelan lalu beranjak dari sana memakai pakaiannya kembali dan menutupi tubuh Skyla dengan selimut.

Geez! Ia sampai lupa tujuannya ke club.

Sekarang bagaimana keadaan Kriss? Batinnya.

Saat ini Sehun malah ada dihotel yang tidak jauh dari club itu mengingat ia tidak mungkin melakukan itu dengan Skyla didalam toilet ataupun kamar VIP disana.

"Kau mau kemana?" tanya Skyla dengan suara seraknya khas baru bangun tidur yang melihat Sehun sudah memakai pakaiannya kembali.

Ia bangkit dari sana dan menghampiri Sehun tanpa malu-malu hingga Sehun bisa melihat tubuhnya dengan jelas.

"Aku harus pulang." Balasnya canggung.

"Selangkangan-ku terasa sakit, bisakah kau mengantarku pulang?" ucapnya lagi membuat Sehun duduk disisi ranjang dan menarik wanita itu keatas pangkuannya.

"Maa--"

"No need to be sorry, anggap saja semalam kita tidak melakukan hal apapun," sela Skyla langsung memotong ucapan Sehun.

Sehun menjadi merasa bersalah, pasalnya ia melakukan itu dengan keadaan sadar, berbeda dengan Skyla yang dibawah pengaruh minuman.

"Kau masih perawan," ucap Sehun membuat Skyla mengatupkan bibirnya.

Ia tidak tau harus mengatakan apa. Lagi pula ia merasa dirinya juga salah karena menggoda Sehun dalam keadaan mabuk.

Ya, itulah Skyla benci ketika mabuk. Ia akan melakukan hal aneh dan pagi harinya ia akan mengingat dengan jelas, berbeda dengan orang-orang pada umumnya yang akan melupakan apa yang ia lakukan ketika mabuk.

Skyla beranjak dari sana lalu memakai dress-nya kembali.

"Antar aku pulang," ucapnya lalu berjalan duluan.

Singkat cerita mereka sudah sampai dibawah dan sudah masuk kedalam mobil.

Suasana kembali hening.

Tidak ada yang membuka pembicaraan.

Pikiran Sehun juga sudah melayang-layang memikirkan apa yang akan Lisa lakukan padanya jika mengetahui apa yang ia lakukan.

Geez! Sepertinya Sehun harus berlutut didepan wanita itu dan mencium kakinya jika perlu.

Ia melirik Skyla yang menatap jalanan lewat jendela dengan tatapan kosong.

"Sky..." panggilnya membuat wanita itu menoleh.

"Bagaimana kau tahu namaku?"

"Ah, dompetmu ada padaku." Ucap Sehun lalu membalikkan badannya pada kursi belakang dan mengambil dompet berwarna pink milik Skyla.

Skyla bergeming dan memegang dompetnya itu kembali.

"Sky ... jika ada apa-apa kau bisa memberitahuku." Ucapnya lagi membuat wanita itu kembali menoleh.

Geez! Apa Sehun harus bilang pada wanita itu jika ia tidak menggunakan pengaman?

"Jangan memanggilku Sky, panggil saja Kyla." Ucapnya terdengar seperti perintah.

"Kenapa? I think Sky is not bad."

"No, i don't like it. Panggil saja aku Kyla." Ucapnya lagi membuat Sehun mengangguk dan suasana kembali hening.

••••••••••••

Sehun membuka pintu rumahnya dengan was-was. Ia harus bersiap-siap mendengar ocehan Lisa karena ia tidak pulang.

Ia melihat istrinya sedang terlelap disofa.

Ia langsung mendekati istrinya itu dan duduk didepan Lisa lalu meniup wajah istrinya itu agar bangun.

Lisa terbangun dan mulai membuka matanya perlahan dan melihat Sehun yang tersenyum didepannya. Ia langsung membetulkan posisinya menjadi duduk dan mengucek matanya.

"Kenapa tidur disini?" tanya Sehun dan memerhatikan mata Lisa yang seperti membengkak.

"Aku menunggumu." Balasnya membuat hati Sehun terasa ingin keluar.

Hell! Istrinya menunggunya tetapi ia malah bermain dengan wanita lain.

"Darimana saja kau semalam?"

Sehun terdiam sejenak dan mencoba memikirkan alasan lalu ikut duduk disebelah Lisa.

"Aku ketiduran dirumah, Kriss." Ucapnya membuat Lisa mengangguk.

Andai saja Sehun mengatakan jika ia berada dikantor semalaman mungkin Lisa akan mengurangi rasa kepercayaannya itu.

Mungkin ia harus menghubungi Kriss nantinya, batin Lisa.

Lisa bersender dilengan suaminya itu dan kembali memejamkan matanya.

Ia masih merasa mengantuk.

"Parfummu aromanya sedikit berbeda," ucap Lisa pelan.

"B-benarkah?"

Lisa berdeham, "mungkin hanya perasaanku saja."

Sehun mengusap kepala istrinya itu, ia menjadi merasa bersalah.

"Kau tidak ingat ini hari apa?" ucap Lisa lalu membetulkan posisinya menjadi menghadap suaminya itu.

"Hari ini? Hari rabu?"

Lisa mendecak.

"Aku ulang tahun hari ini dan ini hari pernikahan kita yang ke-lima tahun. Bagaimana bisa kau lupa?"

Sehun mengatupkan bibirnya. Ia merutuki dirinya sendiri, bagaimana bisa ia melupakan hari spesial seperti hari ini?

Ia menangkup pipi Lisa, "kau mau merayakannya seperti apa?"

"Sebenarnya semalam aku sudah membuatkan makanan untuk makan bersama."

Sehun bergeming dan menatap manik mata istrinya yang begitu tulus padanya.

"Tetapi sepertinya aku ingin makan pizza hari ini."

























TEBECE.

I'M [NOT] GAY • OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang