CHAP 18

24.3K 3K 107
                                    

Happy Reading!

••••••••••••

09:59AM.

Suara ketukan pintu yang cukup keras membuat Lisa terbangun dari tidurnya.

Ah, lebih tepatnya itu sebuah gedoran.

Ia mengerang kesal dan mengambil ponselnya diatas nakas untuk melihat jam berapa sekarang.

Sudah memasuki pukul sembilan. Ini adalah rekor terlama ia bangun tidur.

Mungkin karena semalam merayakan ulang tahunnya bersama yang lain minus Sehun pikirnya.

Awalnya dia merasa aneh kenapa mereka memberi kejutan ketika hari ingin berganti tetapi Chanyeol hanya menjawab jika itu adalah permintaan Sehun.

Tapi dimana pria itu semalam? Bahkan pria itu tidak ikut merayakan bersama pikir Lisa.

Suara gedoran kembali terdengar membuat lamunan Lisa buyar dan ia berjalan dengan gontai ke arah pintu.

Cklekk.

"Kau belum bersiap-siap?!"seru Jennie langsung melihat Lisa masih memakai piyama.

Tentu saja ia masih memakai piyama, dia saja baru bangun.

Lisa menguap,"bersiap-siap untuk pergi kemana?"

Jennie mendengus,"tadi pagi Sehun memberitahu kita untuk membawamu pulang ke Los Angeles hari ini."

Lisa membelalakkan matanya,"terus dia kemana? Kenapa tidak memberitahuku langsung?"tanya Lisa dengan nada kesal.

Jennie hanya mengangkat bahunya,"ia sudah kembali ke Los Angeles pagi-pagi buta sekali,"

Lisa bergeming dan bingung atas perubahan Sehun.

Bukannya pria itu bilang akan berlama-lama di Korea? Tapi kenapa tiba-tiba menjadi seperti ini?

"kau baru bangun?"tanya Jennie setelah memerhatikan Lisa dari atas kebawah.

Lisa mengangguk polos.

"kau harus mandi! Aku akan membantu memasukan barangmu di koper!"seru Jennie kesal.

••••••••••••••••

22:19 PM, Los Angeles.

Lisa berjalan menyeret koper nya dengan gontai mengikuti Chanyeol dan Kai didepan.

Sedangkan dia beriringan bersama Jennie.

Mereka baru saja sampai di Los Angeles dan tinggal menunggu jemputan.

Setelah limosine putih datang didepan Bandara, Kai langsung mengisyaratkan mereka untuk cepat berjalan.

Singkat cerita, Lisa lebih dahulu diantar karena tidak terlalu jauh dari Bandara.

Ya, tentu saja ia akan kembali ke Penthouse Sehun.

Ia langsung membuka sedikit gorden lalu menghempaskan tubuhnya disofa keras itu tanpa menyalakan lampu.

Ia menghela nafas lega. Setidaknya ia pulang ke Los Angeles dengan hati yang bahagia.

Ya, karena di Seoul ia bisa bertemu dengan Jungkook dan sempat bertukar nomor ponsel.

Krittt.

Pintu berdecit.

Sehun baru datang.

Tidak perlu Lisa bertanya pasti pria itu baru pulang bekerja lantaran Sehun memakai pakaian formalnya dan Lisa juga sudah memprediksi jika Sehun akan menyuruhnya menyiapkan air hangat untuk mandi seperti biasanya.

Sehun melirik Lisa dalam kegelapan dengan penerangan minim dari cahaya rembulan melalui jendela.

Ia melihat Lisa memandanginya lalu dengan cepat Sehun memalingkan wajahnya lagi lalu menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

Lisa membelalakkan matanya tidak percaya lantaran prediksi nya salah.

Pria itu justru mengabaikannya membuat pertanyaan sendiri bagi Lisa.

Lisa menghela nafas,"mungkin dia sedang memberiku istirahat karena baru pulang,"gumamnya lalu bangkit menyeret koper yang dibeli di Korea ke kamarnya.

•••••••••••••

"Wajahmu kenapa?"tanya Lisa.

Saat ini ia sedang melakukan Video Call dengan Jungkook lantaran ia juga belum bisa tidur.

Jungkook langsung meraba wajahnya kemudian meringis pelan.

"Setelah aku mengantarmu, tiba-tiba ada pria jangkung memakai masker memotomg jalanku dan memukulku begitu saja."

Lisa membuka mulutnya tidak percaya. Tercetak jelas ekspresi khawatir ia tunjukan.

"Kenapa bisa ia memukulmu?"

Jungkook menggeleng tidak tahu di sebrang sana.

"tiba-tiba dia memecahkan kaca mobilku dengan tangannya. Untung saja aku langsung menusukan pecahan kaca pada tangannya lalu kabur,"

Suara ketukan membuat Lisa pamit pada Jungkook untuk mematikan sambungan video.

Lisa bangkit dengan perasaan kesal karena Sehun mengganggunya.

Memangnya siapa lagi yang tinggal di Penthouse selain mereka berdua?

Lisa membuka pintunya.

"Kenapa?"tanyanya langsung dengan nada malas.

"Kau ada kotak obat?"tanya Sehun dengan nada dingin membuat Lisa mengangkat salahsatu alisnya.

Untuk apa kotak obat? Siapa yang sakit? Lisa memandangi Sehun.

Kali ini lampu sudah menyala membuat wanita itu bisa melihat wajah pria itu dengan jelas.

Wajahnya seperti membengkak.

Lisa mengangguk,"untuk apa?"

Bukannya menjawab Sehun langsung masuk kekamar Lisa dengan menabrak bahunya membuat wanita itu mengerang kesal.

"dimana?"tanyanya dan mengecek satu persatu laci Lisa membuat Lisa menariknya.

"Tunggu diluar. Biar aku ambilkan,"ujar Lisa dan mendorong tubuh Sehun keluar.

Singkat cerita Lisa keluar dan membawa kotak obat ditangannya.

Sehun langsung membuka bajunya membuat Lisa melototkan matanya dan memalingkan wajahnya.

"Apa yang kau lakukan?!"

Sehun bergeming dan menarik kotak obat yang dipegang Lisa.

"Bantu aku mengganti perban,"ujar Sehun memandangi Lisa yang masih memalingkan wajahnya.

Sehun berdehem,"jangan berlebihan seperti itu."

Dengan perlahan Lisa melihat kearah Sehun.

ia baru sadar jika punggung tangan dan lengan Sehun terbalut perban putih.

"Tanganm---"

"Jangan banyak bicara, bantu saja aku."pinta Sehun.

Lisa langsung duduk didekat Sehun dan membuka kotak obatnya.

"Pelan-pelan,"ringis Sehun saat Lisa membersihkan lukanya.

Lisa memandangi Luka Sehun dilengan cukup melebar seperti ditancap sesuatu yang tajam.

Itu cukup membuat Lisa sesak nafas.

"Kau tidak ingin bertanya dimana aku mendapat luka ini?"

"Tidak,"

Sehun mendengus kemudian menarik tangan Lisa.

Ia menatap mata wanita itu,"bisakah kau berjanji padaku untuk tidak membiarkan pria lain menyentuhmu?"





















TBC.

Yayyyy double update hehehehehe.

I'M [NOT] GAY • OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang