S-08

11.1K 974 37
                                    

HAPPY READING!

••••••

Setelah menidurkan semua anaknya, Sehun dan Lisa kembali melakukan tugas lainnya.

Ya, ia harus memindahkan barang-barang yang tidak dipakai ke gudang atas.

Ah, lebih tepatnya Sehun yang memindahkan itu karena ia hanya duduk santai saja menyuruh pria itu mengangkat barang yang menurutnya tidak penting.

Tampak jelas sekali tubuh Sehun mulai basah karena keringat.

"Jadi kau hanya ingin memandangiku? Tanpa berniat membantuku?" sindir Sehun yang mulai lelah dan mendekati istrinya yang duduk diatas kursi kayu yang tidak dipakai.

"Siapa bilang aku memandangimu?" cibir Lisa lalu mengusap keringat diwajah Sehun.

Lisa tidak bisa berbohong jika saat ini suaminya benar-benar tampan terlebih lagi baju kaos-nya yang ikut basah hingga tercetak jelas otot perutnya itu.

"Aku lelah, segini saja bagaimana?"

Lisa mengangguk dan bersender pada lengan Sehun.

"Hun, aku penasaran." Ucap Lisa mencoba mengingat masalalu mereka.

"Penasaran? Tentang apa?"

"Kenapa kau dulu sering membawa wanita setiap malamnya?" tanyanya dan menarik kepalanya lalu memandangi wajah suaminya yang tampak kelelahan hingga tidak ingin beranjak dari sana.

Sehun terlihat berfikir sejenak mengingat masa itu. Ia juga tidak tahu kenapa melakukan itu.

Yang ia ingat, ia melakukan itu agar Lisa marah padanya.

"Aku lupa," balasnya bohong untuk menghindari pertanyaan Lisa selanjutnya.

Ya, bagaimana jika nanti Lisa menanyakan padanya kenapa bersikap seperti itu? Tidak mungkin ia menjawab karena ia pikir Lisa mengandung anak Shawn.

Yang ada Lisa akan kecewa padanya karena meragukan kandungannya itu.

Lisa mendecak, "jangan berbohong."

"Aku tidak berbohong, lagi pula mereka kubawa hanya untuk menemaniku tidur."

"Tidur?!"

Sehun mengatupkan bibirnya, ia pikir ia salah berbicara saat ini.

"Tidak, maksud aku bukan tidur yang menyatukan milikku dengan wanita-wanita itu. Hanya menemaniku tidur karena kita sudah pisah ranjang." Terangnya panjang lebar membuat emosi Lisa sedikit naik.

"Itu juga karenamu, kau duluan yang menghindariku." Cetusnya lagi membuat Sehun menarik tubuhnya agar berdiri didepannya.

"Maaf, pasti kau benar-benar tertekan waktu itu." Ujar Sehun lalu membawa Lisa ke pangkuannya.

Lisa bergeming, setidaknya itu sudah berlalu dan Sehun juga tidak pernah melakukan hal itu meski sifatnya yang temperamental mudah marah jika melihat Lisa berinteraksi dengan seorang pria selain teman-temannya.

"Lis," panggilnya dan menyisir rambut Lisa dengan jarinya lalu dipindahkan kedepan. "Bagaimana jika kita mencoba bermain disini?" bisiknya dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Lisa membuat jantung wanita itu berdebar.

Meski itu bukan pertama kalinya tetapi tetap saja ia sensitif terlebih lagi jika Sehun memintanya terang-terangan.

Lisa menghela nafas pelan lalu bangkit dari sana tanpa memperdulikan Sehun yang memanggil namanya. Ia ingin merubah Sehun agar tidak terlalu meminta melakukan itu meski mereka sudah memiliki status menikah.

Tetapi Lisa takut jika Sehun tidak bisa mengontrol dirinya hingga membuat dirinya harus hamil untuk ke-enam kalinya.

Ya, Lisa tidak mau jika ia mereka menjalani hubungan semata-mata hanya ingin melampiaskan nafsu saja.


••••••••••••

Sehun mengipas-ngipas wajahnya dengan tangannya. Ia merasa keringat mulai membasahi tubuhnya. Padahal AC di ruangannya sudah ia ganti menjadi yang paling dingin tetapi ia masih merasa panas.

Mau tak mau ia membuka jas dan kemejanya itu hingga meninggalkan baju kaos putih yang ia pakai.

Sudah seminggu ini ia kembali bekerja dan sudah seminggu juga ia tidak mendapat belaian dari Lisa membuatnya jadi berpikiran aneh-aneh bahwa Lisa telah bosan padanya.

Suara pintu berderit membuat Sehun menoleh dan mendapati Chanyeol disana.

Ia melirik jam yang melingkar ditangannya, sudah jam istirahat.

Ia lupa jika Chanyeol mengajaknya makan siang bersama.

"Ayo," ucap Chanyeol membuat ia langsung beranjak dari sana dan memegang jas nya tanpa memakai kemejanya lagi.

Sebenarnya kerjaan Sehun sudah tidak terlalu berat karena semenjak Suho menjadi keluarganya, pria itu langsung diangkat menjadi wakil CEO mengingat Irene yang tidak ingin menjadi wakil CEO.

"Bagaimana kabar Kai?" tanya Sehun saat mereka melangkahkan kakinya masuk kedalam lift.

"Dia sudah keluar tiga hari yang lalu," balasnya membuat Sehun mengangguk paham.

Pasalnya Kai belum kembali masuk kantor semenjak keluar dari penjara. Usut demi usut, mereka dengar jika Krystal hamil lagi hingga membuat Kai tidak ingin meninggalkan istrinya itu sendirian dirumah.

Sehun menghela nafas pendek, padahal Lisa menyuruhnya makan siang dirumah. Tetapi sepertinya ia harus mengabari Lisa karena tidak bisa pulang.

Setelah lift terbuka mereka langsung melangkahkan kaki dengan cepat menuju keluar kantor.

"Pakai mobilku saja," ucap Sehun membuat Chanyeol mengangguk dan mengekorinya.

Sehun langsung menyalakan AC mobilnya yang paling dingin saat sudah memasuki mobilnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sehun langsung menyalakan AC mobilnya yang paling dingin saat sudah memasuki mobilnya itu.

Ya, menurut dia ini benar-benar cuaca yang paling panas dikota Los Angeles.

"Jadi, kita makan apa?" tanya Chanyeol dan membuka jas-nya yang membuatnya sedari tadi merasa panas.

Sehun masih bergeming dan mulai memundurkan mobilnya. Entah mendengar itu membuat Sehun teringat dengan wanita pizza.

Ya, Sehun menyebut wanita itu dengan sebutan wanita pizza karena tidak mengetahui namanya.

"Bagaimana jika pizza?" saran Sehun dan dibalas anggukan setuju oleh Chanyeol.




















TEBECE.

I'M [NOT] GAY • OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang