S-09

10.2K 1K 39
                                    

Happy Reading;

Don't forget to tinggalkan jejak❤

•••••

Setelah sampai disana, mereka langsung mencari tempat yang nyaman untuk ia duduki.

Sehun mengedarkan pandangannya melihat setiap sudut Restoran Pizza Hut disana.

Bahkan ia memilih restoran yang sama saat ia memesan pizza seminggu yang lalu.

Ya, mengingat di Los Angeles memiliki banyak tempat seperti itu membuatnya tidak ingin asal pilih.

"Aku keluar dulu," pamit Sehun saat mendapati seseorang yang ia cari.

Ya, wanita pizza itu dengan santainya berjalan menuju kearah keluar membuat Sehun dengan cepat mengikutinya.

Entah, Sehun tidak tahu mengapa melakukan itu. Ia hanya penasaran kenapa wanita itu menatapnya seakan tidak menyukainya.

Sehun kembali mengedarkan pandangannya saat melihat wanita itu sudah hilang dengan cepat. Ia kembali melirik gang kecil yang ada disebelah restoran dan memilih melangkahkan kakinya untuk memeriksanya.

Ya, Sehun akui ia penasaran dengan wanita itu.

Tidak, bukan berarti Sehun ingin mengkhianati sang istri dirumah. Hanya saja ia ingin menghilangkan rasa penasarannya itu mengingat mereka dua kali bertemu dan dua kali juga wanita itu menatap Sehun datar seolah-olah tidak nyaman didekatnya.

Ia mengatur nafasnya sembari mengedarkan pandangannya kedalam gang itu lalu memutuskan bersender didinding dan sedikit menundukkan badannya.

"Kau menguntitku?" ucap seseorang yang sudah berdiri didepan Sehun membuat pria itu mengangkat badannya agar melihat orang yang berdiri didepannya.

"Kau menguntitku?" ucap seseorang yang sudah berdiri didepan Sehun membuat pria itu mengangkat badannya agar melihat orang yang berdiri didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti yang sudah-sudah, wanita itu menatap Sehun datar dengan manik mata yang memancarkan ketidaknyamanan dengan keberadaan Sehun.

"M-menguntitmu? Tentu saja tidak!" elak Sehun.

Mau diletakan dimana wajahnya jika menguntit seorang wanita muda mengingat ia sudah memiliki istri dan anak.

Wanita itu mendecak dan memutuskan pergi dari sana tetapi Sehun menarik tangannya membuat langkah wanita itu terhenti dan menatap Sehun kembali.

"Apa maumu?" ucap wanita itu dengan datar dan nada tidak nyaman.

Sehun berdeham dan melepaskan tangannya.

"Tidak ada. A-aku hanya penasaran kenapa kau memandangku s-seperti itu." Balasnya yang entah tiba-tiba menjadi gugup.

Wanita itu menaikan alisnya sebelah, "seperti apa maksudmu?"

Sehun mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Ia merasa seperti orang bodoh karena mengejar wanita itu hanya untuk menanyakan hal yang tidak penting seperti itu.

"Nevermind," balasnya lagi membuat wanita itu mengangkat bahunya malas dan melenggangkan kakinya dari sana.

Dan bertepatan dengan itu juga Lisa menelfonnya.

"Iya, sayang?" ucapnya saat panggilan tersambung.

"Kau tidak pulang? Aku sudah membuatkan makan siang untukmu," ucap Lisa disebrang sana membuat Sehun memukul keningnya pelan.

Ia lupa mengabari istrinya itu.

"Ah, tidak. Aku ada rapat, lain kali aku akan makan siang dirumah bersamamu." Balasnya membuat Lisa menghela nafas pelan disebrang sana.

Setelah panggilan terputus, Sehun kembali mengedarkan pandangannya dan melihat sebuah dompet yang tergeletak ditanah tidak jauh dari posisinya.

Ia langsung meraihnya dan melirik sekitar. Ia pikir ada yang tidak sengaja menjatuhkannya.

Ia membuka dompet yang berwarna pink itu dan melihat ada tanda pengenal disana.

"Skyla Brussels?" gumamnya bermonolog saat membaca nama tanda pengenal dengan foto wanita pizza tadi.

••••••••••••

Tepat pukul sebelas Sehun baru pulang kerumah.

Ya, karena tadi ia harus ketempat Kai dahulu mengingat ia belum menemui pria itu setelah ia keluar dari penjara.

Ia melihat satpam disana kembali menutup pagar rumah. Ia membuka pintu mobilnya lalu melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam rumah.

Suasana rumah cukup gelap dengan beberapa lampu yang sudah dimatikan.

Ia memeriksa kamarnya dan melihat Lisa sudah tertidur pulas disana. Ia kembali keluar dan menaiki anak tangga untuk memeriksa kamar-kamar anaknya.

Ia membuka kamar mereka satu persatu, mereka sudah tidur dengan seorang baby sitter disetiap kamar yang menemani.

Ia menghela nafas pelan, setiap malam ia akan melakukan itu untuk mencegah kejadian seminggu yang lalu saat Selice diculik.

Dia kembali kebawah dan membersihkan badannya lalu ikut berbaring disebelah Lisa.

Ia kembali bangkit saat mengingat meninggalkan dompet Skyla di mobilnya. Ia langsung beranjak dari sana dan mengambil dompet Skyla yang berwarna pink.

Ia bingung harus mengembalikan bagaimana karena tanda pengenalnya disana tertulis alamat yang ada di Washington. Ia juga ragu untuk kembali datang ke tempat kerja Skyla karena ia takut jika ada yang melihatnya.

Ia menghela nafas pelan dan memijat keningnya lalu membuka laci dikamarnya untuk menyimpan dompet itu.

Ia kembali tidur disebelah Lisa dan memeluk istrinya itu dari belakang.

-

Lisa langsung menyingkirkan tangan Sehun saat merasa yakin jika pria itu sudah terlelap. Ia beranjak dari sana dan membuka setiap laci disana.

Ya, ia mendengar suara laci yang dibuka oleh Sehun padahal pria itu jarang sekali membukanya.

Entah, Lisa menjadi curiga dengan sikap Sehun.

Lisa bergeming saat melihat sebuah dompet pink disana. Ia melirik Sehun yang terlelap dan membuka dompet itu yang menampilkan sebuah tanda pengenal seorang perempuan.

Jantung Lisa berdebar dengan cepat. Ia takut jika Sehun melakukan hal aneh karena ia sudah membatasi hubungan intim mereka.

Ia kembali meletakan dompet itu disana dan kembali merebahkan dirinya disebelah Sehun. Namun kali ini posisinya menghadap Sehun.

Ia meraih tangan suaminya itu untuk memeluk pinggangnya.

"Jangan sia-siain kepercayaanku..." ucapnya pelan lalu memejamkan matanya mencoba tidur.


















Tebece.

I'M [NOT] GAY • OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang