CHAP 37

20.2K 2.2K 27
                                    

Happy reading!

Mohon maaf jika typo.

•••••••

Lisa mengerjapkan matanya mencoba menyesuaikan pengelihatannya. Kepalanya terasa pusing dan lehernya begitu sakit.

Ah! Shawn benar-benar kelewatan tidak melepaskannya dari kursi.

Wanita itu menghela nafas pelan dan melirik ke kanan, ia bisa melihat kota New York yang berubah menjadi malam. Bahkan lampu-lampu disetiap gedung tampak seperti mengejeknya karena kondisinya benar-benar buruk berbeda dengan lampu-lampu itu yang terlihat cantik dari atas sana.

Ia melirik ke kiri, tidak ada tanda-tanda keberadaan Shawn. Perutnya bahkan mulai berbunyi, tetapi rasa laparnya tertutupkan oleh rasa bencinya.

Lisa menghela nafas pelan, banyak orang yang ikut terseret karena kebodohannya. Terlebih lagi ia melihat Luhan memakai baju pasien tadi.

Geez! Berarti Luhan sedang terluka sekarang, pikirannya yang menjadi emosi mengingat panggilan video yang tadi.

Meanwhile.

Kai dan Sehun terus melangkahkan kakinya menaiki anak tangga yang sepertinya masih banyak lagi yang ia tempuh.

Kai menghela nafas pelan,"aku bahkan belum makan. Bagaimana bisa Hotel sebagus ini lift nya sedang macet,"gerutunya kesal yang mendapat balasan decakan dari Sehun.

"Tidak usah mengeluh, setelah ini akan kubelikan banyak makanan untukmu, jika perlu aku membelikkan sebuah restauran untukmu,"balas Sehun lagi dan mempercepat langkahnya.

Ia tidak ingin berlama-lama.

Mereka sudah mengetahui posisi Lisa, tetapi tidak mungkin ia langsung masuk dan menyeret Lisa begitu saja.

Keluarga Mendes tidak bisa dianggap remeh pikir Sehun.

Jadi ia memutuskan untuk menginap di Hotel yang ada disebrang Penthouse milik Shawn.

Ah! Emosi Sehun kembali menaik lantaran bodohnya pernah menyuruh Shawn menginap, pasti Lisa benar-benar takut saat itu.

"Baiklah,"balas Kai kemudian dan mempercepat langkahnya.

•••••••••••••••••

Shawn melangkahkan kakinya mengitari Toko Baju wanita yang ada di Wilton Mall.

Ia berniat untuk membelikkan Lisa pakaian mengingat penampilan Lisa yang tampak kacau karena ulahnya.

Well, Shawn juga tidak mungkin meninggalkan Lisa sendirian begitu saja. Sudah ada dua anak buahnya yang menjaga Lisa di pintu depan.

Ia sudah memperingati anak buahnya untuk tidak masuk karena Lisa tidak memakai baju atasan.

Ah! Shawn akan membunuh siapa saja yang berani melihat tubuh Lisa yang indah itu, batinnya.

KRING!

Ia langsung merogoh sakunya dan mengangkat panggilan telfon itu.

ia mengerutkan dahinya kemudian menekan tombol merah. Ia tidak mau mengangkat telfon dari Yeonwoo, benar-benar membuang waktunya, pikirnya.

Lagi pula Yeonwoo terus saja meminta imbalan.

Ya, imbalan memberikan Sehun padanya.

Shawn terkekeh geli mengingat permintaan Yeonwoo yang satu itu. Dirinya saja menolak Yeonwoo, apa lagi Sehun.

I'M [NOT] GAY • OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang