S-22

11K 937 25
                                    

Happy Reading sajalah~

••••••••••

Sehun terus menekuk wajahnya. Ia terjaga sepanjang malam lantaran terus menatap layar ponselnya menunggu balasan dari Lisa.

Ia terus mengirim pesan pada istrinya itu meski nomornya tidak aktif. Bahkan ia tidak jadi mengkonsumsi obat tidur.

Sehun takut jika tiba-tiba Lisa datang dan dia tidur.

Pria itu menghela nafas pelan, waktu sudah menunjukkan pukul enam dini hari. Matanya terlihat membengkak dan suara tangisan anaknya mulai terdengar yang menandakan anaknya baru saja bangun.

Ia semakin menekuk wajahnya pada meja makan disana.

Sehun juga sudah menyuruh Thomas agar semua kartu debit dan kredit Lisa di blokir.

Ia tidak peduli, mungkin dengan cara itu ia bisa membuat Lisa pulang.

Sesekali Sehun menguap tetapi masih setia menatap layar ponselnya meski benar-benar tidak mungkin ada harapan.

"Kau sudah bangun?" ucap Chanyeol kaget yang ingin mengambil minum lantaran melihat Sehun disana dengan lampu yang padam.

Sehun hanya membalasnya lewat deheman. Ia tidak berniat untuk berbicara, bayangan Lisa yang ada di club masih terbayang-bayang membuatnya kehilangan semangat.

Kerja saja rasanya ia tidak mau. Padahal istrinya baru menghilang dua hari, tetapi tetap saja ia tidak bisa fokus lantaran dunia-nya hilang entah kemana.

Ya, Lisa adalah dunia-nya.

"Wanita yang tadi malam namanya siapa? Lalu kau sembunyikan dia dimana?" tanya Chanyeol yang duduk didepan Sehun membuat pria itu mengangkat wajahnya.

Lampu sudah dinyalakan membuat mata Sehun sedikit perih karena belum juga tidur.

"Skyla. Aku menyembunyikannya digudang."

"Skyla?" ucap Chanyeol balik sembari memikirkan sesuatu. Namanya begitu tidak asing.

"Kenapa? Kau mengenalnya?" Chanyeol menggeleng.

Ia masih memikirkan sesuatu.

"Kriss akan kesini, ia akan menjemputmu." Ucap Sehun setelah melihat balasan pesan dari Kriss.

Ya, Sehun tidak ada keinginan untuk keluar. Ia ingin mengurung diri dikamar sembari menunggu kedatangan Lisa.

Chanyeol mengangguk sembari terus memikirkan nama yang Sehun sebut tadi.

Terdengar suara klakson membuat lamunan mereka buyar.

Sehun bangkit dari sana dan membuka gorden dapurnya sedikit untuk melihat sang pelaku.

"Ada Kriss," lirihnya lalu melirik Chanyeol.

Sehun kembali melangkahkan kakinya untuk membuka pintu.

"Ban mobilku bocor," ujar Kriss langsung dan masuk kedalam rumah Sehun tanpa permisi.

Ya, Sehun tidak akan mempermasalahkan itu.

"Jadi bagaimana?" tanya Chanyeol yang sudah duduk disofa.

"Aku ada ban serep, tapi ada di gudang," sahut Sehun membuat Kriss menoleh padanya.

"Ayo," ucap Sehun lagi mengajak Kriss untuk menaiki anak tangga.

Ya, biar Kriss saja yang mengangkat ban itu mengingat gudangnya ada dilantai tiga.

Lagi pula yang membutuhkan itu Kriss, pikirnya.

"Gudangmu ada dimana?" tanyanya yang mulai mensejajarkan dirinya disebelah Sehun.

"Lantai tiga."

"Kau gila? Kenapa jauh sekali," ceracau Kriss tidak jelas.

Ya, pria itu memikirkan naik turun tangga membawa ban sendirian.

Sehun hanya mengabaikannya dan melirik pintu kamar anak-anaknya sebelum melanjutkan naik anak tangga untuk pergi ke lantai tiga.

"Di atas ada seorang wanita, jangan kau goda." Ucap Sehun dengan nada datar membuat Kriss terkekeh pelan.

Seorang wanita? Di gudang? Geez! Apa Sehun berusaha menakut-nakutinya?

"Kau gila?"

Sehun menggeleng lalu membuka pintu gudang yang langsung menampilkan Skyla sedang duduk dilantai dengan kondisi yang masih menggunakan borgol dan sedikit menundukkan wajahnya.

"Siapa itu?"

Sehun mengangkat bahunya malas dan menyuruh Kriss cepat mengambil ban serep.

Tetapi bukan Kriss namanya jika menuruti ucapan Sehun. Ia langsung mendekati wanita itu dan menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya.

"Skyla?!"

•••••••••••••••

Sedari tadi Shawn terus menggeram dan sedikit lelah harus menjadi penengah antara Xavier dan Lisa.

Pasalnya ia menikmati sarapan dengan kondisi yang benar-benar jauh dari kata tentram.

"Hey! Itu daging punyaku!" pekik Xavier saat Lisa mengambil potongan daging terakhir yang ada ditengah meja.

"Shawn membuatkannya untukku," balas Lisa dengan acuh tanpa memperdulikan tatapan tajam yang diberikan Xavier padanya.

Mereka ribut dari posisi tempat duduk hingga makanan membuat Shawn kehilangan nafsu makannya karena ikut pusing melihat mereka.

Ya, semalam Lisa langsung memekik kesal lantaran Shawn memutar mobilnya menuju rumahnya.

Entah, bagaimana pria itu bisa tahu tetapi Lisa tidak mau tahu.

Shawn tidak ingin mengantar Lisa ke apartment Hanbin maka dari itu Lisa memilih tidur di apartment miliknya meski harus mendengar umpatan tidak suka dari Xavier.

Lisa sedikit bersyukur karena Shawn memilih tidur diluar dan membiarkannya tidur dikamar sendiri.

"Ck, menyebalkan!" dengus Xavier tak suka hingga terdengar bunyi bell apartment membuat Shawn bangkit dari sana untuk membuka pintu.

"Seharusnya kau tidak ada disini," ucap Xavier dengan sarkas.

"Adikmu yang memaksaku untuk berada disini," balas Lisa dengan senyum meremehkan.

"Ck, bitch." Umpat Xavier pelan lalu bangkit dari sana.

Sepertinya ia harus memberitahu Sehun jika istrinya ada ditempatnya saat ini.

Ya, sepertinya memang harus begitu daripada ia harus mencoba aksi saling membunuh dengan saudaranya.








TEBECE

Ngetik dgn setengah sadar. Kejer update biar tamat trs unpun story ini buat revisi. *curhat

I'M [NOT] GAY • OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang