S-23

10K 848 22
                                    

Happy Reading sajalah.

•••••••••

Sehun terdiam mendengar penuturan Kriss barusan.

Ya, Kriss bilang jika Skyla adalah pelacur yang sering dibooking oleh pejabat-pejabat tinggi jadi tidak mungkin Sehun merenggut kewanitaannya.

"Kau tidak percaya?"

Sehun menggeleng.

Kriss menghela nafas pelan dan mengambil ban serep disana.

Untung saja Skyla masih terlelap saat ini jadi tidak membuat Kriss harus berdebat dengan wanita itu karena kedok wanita itu sudah ketahuan.

Sehun ikut bangkit dan mengekori Kriss dari belakang lalu mengunci pintu gudang.

"Sepertinya kau harus bertanya pada Rosé tentang hal itu. Kau juga bilang dia hamil, kenapa tidak coba minta Rosé untuk memeriksanya?" saran Kriss lagi membuat Sehun tertegun.

Kenapa ia tidak berfikir sampai kesana?

Pikirannya benar-benar tidak fokus karena istrinya yang menghilang itu.

"Dan soal darah...," ucap Kriss menggantungkan kalimatnya. "Aku pernah merasakan itu dengan mantan kekasihku." Lanjutnya membuat Sehun mengernyitkan keningnya.

"Sekarang zaman modern, jangan sampai tertipu. Perawan tidak bisa diukur hanya dari itu saja." Sahut Kriss dengan kekehan di ujungnya.

•••••••••••••••••

"Lisa?" panggil Shawn dan mulai mengetuk pintu kamarnya.

Hanya keheningan yang membalasnya dan juga umpatan pelan dari Xavier.

"Stop it, X!" kesal Shawn lalu menoleh pada Xavier.

Ya, pria itu terus berceloteh tentang ingin memberitahu Sehun keberadaan Lisa.

Shawn kembali mengetuk pintunya dan mulai membuka pintu knop.

"Lisa!!" pekik Shawn saat tidak melihat keberadaan Lisa disana.

Sedangkan Xavier hanya tertawa puas. Sepertinya ia tidak perlu memberitahu Sehun karena wanita itu sudah pergi.

"Sudahlah, sebaiknya kita bersiap-siap untuk menemui Quinn," sahut Xavier dan menepuk pundak Shawn.

Shawn menghela nafas kasar dan mengacak rambutnya frustasi.

Kenapa wanita itu tidak pamit padanya?

Disisi lain.

Lisa bisa mendengar pekikkan Shawn yang menyebut namanya itu.

Ia terkikik geli membayangkan ekspresi pria itu.

Ya, ia berniat untuk pergi dari sana.

Kalau pun memang harus berjalan kaki ia tidak peduli daripada harus berada disana dan berdebat dengan Xavier.

Lebih baik ia berjalan kaki untuk pergi ke apartment Hanbin.

Ya, pasti temannya itu mencarinya.

Karena semalam ia hanya pamit untuk pergi sebentar. Tetapi dia juga tidak menyangka hingga menginap ditempat Shawn.

Benar-benar tidak bisa dipercaya.

Ia langsung menuju lift dan menekan tombol lantai dasar.

Ia bernafas lega karena Shawn tidak mengejarnya.

Lisa memerhatikan bayangan dirinya dari kaca lift, ia merasa seperti orang bodoh karena memakai kemeja yang cukup besar dan celana boxer milik Shawn.

I'M [NOT] GAY • OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang