With You - 3

1.8K 79 8
                                    

15 menit yang lalu siswa dan siswi SMA Merdeka sudah di bubarkan pulang ke rumah masing-masing, dan kini hanya ada beberapa murid saja yang masih berada di sekolah, seperti Getha misalnya. Hanya ada anak-anak OSIS dan anggota dari beberapa ekskul yang sedang giat berlatih saja.

Getha berdiri di depan kelasnya, menunggu Emil yang sedang di toilet.
Tidak lama Emil datang dengan senyum menawannya, sambil melambaikan tangan sok ramah.

"Maaf ya agak lama dan makasih sudah mau menunggu." Ucap Emil merasa tidak enak karena sudah membuat Getha menunggu lama.

Getha mengangguk maklum. "Langsung ke sana aja." Balasnya.

"Nggak bareng Kevin?" tanyanya sambil menautkan alis, karena biasanya Getha selalu ingin bersama jika menyangkut tim ekskul mereka.

"Kelamaan langsung ke sana aja, nggak papa, kan?" Getha memperhatikan Emil yang terlihat sedang melamun.

"Emil?" Getha melambaikan tangannya di depan wajah cowok itu.

"Eh. Nggak apa-apa kok, yuk langsung ke sana." ajak cowok itu setelah sadar dari lamunannya. Emil pun mempersilakan pada Getha untuk berjalan lebih dulu, barulah setelah itu dirinya mengekor di belakang.

Getha mengangguk mengiyakan. Di punggungnya terdapat raket yang dibalut tas, sedangkan salah satu tangannya memegang handphone.

***

Setelah sampai di gedung tempat tim ekskul, Getha dan Emil langsung melakukan pemanasan bersama teman-teman yang lain. Latihan kali ini dipimpin oleh coach mereka yang bernama Pak Hiu. Nama lengkapnya sih Hiutama, hanya saja murid-murid lebih suka memanggil guru PJOK itu dengan sebutan Pak Hiu Megalodon.

"Ada yang tidak hadir?" Pak Hiu bertanya sambil memegang absensi.

"Hadir semua, Pak!" sahut Alaska lantang dan tegas. Ia merupakan seorang ketua ekstrakulikuler ini.

"Kamu yakin, Aska?"

"Yakin, Pak. Sudah saya absen tadi."

"Yasudah, kamu lanjut berlatih lagi. Yang lain juga berlatih, jangan malas-malasan!" Pak Hiu menegur sembari menatap galak beberapa murid yang sedang duduk-duduk lesehan di pojokan. Karena matanya yang berbentuk minimalis, pelototan galak Pak Hiu justru di tertawakan.

***

Setelah Pak Hiu dan Alaska memimpin doa para anggota tim, barulah anggota tim klub Badminton di bolehkan pulang ke rumah masing-masing.

Saat ini Getha dan Emil berjalan bersama di koridor sekolah yang sepi. Tidak seperti biasanya yang selalu ramai oleh murid yang kesena-kemari.

"Perasaan tadi Kevin nggak hadir, tapi kok Kak Alaska bilangnya hadir semua." Getha memulai sesi obrolan.

"Keliru mungkin." Emil mengangkat bahu acuh. Cowok itu sedang mengunyah permet karet rasa melon.

"Mungkin juga," Getha mengiyakan.

"Dimas kemana? tumben absen."

"California. Biasalah, orangtuanya kan disana." Perjelas Getha singkat.

"Memangnya dia sering banget ya bolak-balik ke luar negeri, begini?"

"Nggak sering juga sih, cuma kadang-kadang aja kalau ada keperluan mendesak yang mengharuskan banget Dimas untuk menemui kedua orang tuanya." Getha membalas santai, seadanya saja.

"Menurut gue sih." Emil menjeda ucapannya, lalu lanjut berkata, "Tapi ini menurut gue lho ya, Ge. Bisnis sih bisnis, tapi harus luangin waktu buat keluarga juga." Emil pun beropini.

Getha mengangguk. "Orang tuanya Dimas punya banyak cabang perusahaan disana. Jadi mau nggak mau, ya harus mau menetap di sana. Udah turun temurun juga sih, karena kakeknya Dimas asli orang California."

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang