With You - 76

565 26 11
                                    

Bermimpi bukanlah suatu hal yang dilarang. Kita enggak bakal dihukum dengan bermimpi tinggi dan memiliki cita-cita yang besar. Terutama kalau kita yakin dengan diri sendiri serta memiliki bakat dan talenta besar, terutama kerja keras yang lebih. Dengan begitu, kita harus percaya, apapun bisa terjadi.

Seperti halnya dengan Getha, sedari kecil wanita itu memang sudah memiliki cita-cita yang besar. Namun untuk menuju puncak kesuksesan, beberapa kali Getha juga pernah tersandung kegagalan. Dengan itu, Getha bisa berkaca dari kegagalannya dulu, hingga kini ia menjadi seorang pemimpin disebuah perusahaan besar yang sudah melebarkan sayapnya diseluruh penjuru dunia.

Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil.

Pukul 23.37 malam di salah satu apartmen elit di ibukota terdapat seorang wanita yang duduk seorang diri di balkon kamar apartmennya. Tatapan matanya kosong menatap gemerlap langit malam. Sesekali wanita itu menghela nafas panjang, dengan berbagai pikiran yang bergulat didalam kepalanya.

Ya, wanita itu adalah Getha. Secangkir kopi dan laptop dipangkuannya sudah cukup untuk menemani kegiatan malamnya kali ini.

Brush..

Getha menatap langit malam yang tiba-tiba saja menurunkan hujan. Dengan segera wanita itu membawa laptop dan kopinya ke dalam apartmen. Sesampainya didalam kamar Getha menaruh laptopnya dimeja belajar yang kerap kali ia gunakan dulu, begitupun dengan secangkir kopi yang kini ia taruh di nakas.

"Ini semua gara-gara ucapan Om David," Getha memijit pelan pelipisnya dengan mata setengah terpejam, tubuhnya pun disenderkan pada kepala ranjang.

"Dimas sudah lama suka sama kamu, usia kalian berdua juga sudah matang untuk menikah. Apalagi yang ditunggu? pendidikan? kalian sudah mendapat banyak gelar. Kesuksesan? apa kamu masih belum bersyukur selama ini, hm? lalu setelah semua alasan klasik itu, alasan apa lagi yang membuat kamu enggan menikah, Getha? memangnya kamu mau menua seorang diri tanpa seorang pendamping? hal apalagi yang membuat kamu tidak yakin untuk menikah? belum siap? iya om juga mengerti untuk hal itu, maka dari itu om kasih kamu waktu satu minggu untuk memutuskan hal ini."

Dengan mata yang masih setengah terpejam kedua tangan Getha meraba-raba nakas---mencari obat pereda nyeri kepala yang kemarin sore ia dapatkan dari seorang dokter.

"Uhuk-uhuk.." Getha mengusap sisa-sisa air di area bibirnya---setelah tadi memasukan beberapa pil ke dalam mulutnya. Dengan gerakan lamban, Getha menaruh segelas air putih yang tadi ia minum keatas nakas.

"Gue bisa beneran gila kalo gini caranya," gumam Getha.

"Kapan nikah, kapan nikah!" racaunya lagi.

"Lebih baik lembur kerja 48 jam dari pada harus mikirin ucapannya Om David." setelah puas bergumam kedua mata wanita itu terpejam rapat, dadanya pun naik turun dengan nafas terarur.

Wanita itu tertidur pulas. Sesekali Getha bergerak gelisah dengan dahi berkerut dan keringat bercucuran, padahal AC di kamarnya menyala dengan sempurna.

***

Keesokan harinya Getha melakukan rutinitas hariannya seperti biasa, walau tidak bisa dipungkiri kalau kondisi fisiknya pagi ini kurang baik.

Setelah semua sudah dirasa beres, Getha masuk ke dalam mobil. Wanita itu mengemudi mobilnya sambil sesekali menyanyikan lagu Still With You yang di popularkan oleh salah satu seorang member group boyband terkenal asal Korea Selatan, Jeon Jungkook.

Getha menyanyikan lagu berbahasa Korea dengan sangat fasih. Selama ini Getha menguasai 12 bahasa di dunia, yakni; Bahasa Indonesia, Inggris, Korea, Jepang, Mandarin, Arab, Rusia, Prancis, Italia, Spanyol, Belanda dan Jerman. Tidak heran jika Getha bisa berbicara menggunakan beberapa bahasa yang berbeda setiap harinya, dan hal itu terjadi saat Getha berinteraksi dengan rekan bisnisnya yang berasal dari luar Indonesia.

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang