"GEGE.. SINI, NAK. BUNDA MAU NUNJUKIN SESUATU SAMA KAMU."
"Bunda masuk, ya." Rosa berdiri didepan pintu kamar puterinya, lalu memutar knop pintu dan masuk.
Metha juga tadi sudah izin pulang.
Pemandangan pertama yang Rosa lihat adalah rapi. Kamar Getha memang selalu rapi dan bersih, banyak buku-buku tebal yang tertata rapi dirak dan juga beberapa koleksi sepatu super mahal dari seluruh pelosok dunia.
"Gege lagi di kamar mandi ya?" tanya Rosa celingukkan mencari sang anak.
"Ge, Bunda mau ngobrol nih." ujar Rosa untuk yang kesekian kalinya, namun masih belum mendapat balasan.
"Tadi Bunda ke rumah Dimas membahas acara ulang tahunnya si Dimas yang sebentar lagi akan diadakan di Amerika bareng keluarga besar kita. Tapi Dimas bilang, dia nggak mau ulang tahunnya dirayain. Katanya bulan depan Dimas ada lomba futsal sama ikut olimpiade gitu. Jadi keputusannya kita nggak jadi party, mungkin lain kali aja." Rosa bercerita.
Karena belum mendapat jawaban dari putrinya, Rosa memutuskan untuk duduk di kursi belajar Getha yang terletak tepat di samping ranjang. Detik demi detik, Rosa menunggu Getha yang tak kunjung keluar dari kamar mandi pribadi yang ada di dalam kamar. Hampir setengah jam Rosa menunggu kemunculan sang anak namun tak kunjung datang. Rosa mulai panik, wanita tigapuluh lima tahun itu keluar dari kamar putri bungsunya dengan perasaan khawatir bercampur panik.
"GE... KAMU DI MANA, NAK?" teriak Rosa sambil menuruni anak tangga satu persatu. "GETHA?!" Rosa terus saja berteriak kencang keliling rumah.
Fero yang memang baru pulang dari kantor langsung panik saat mendengar teriakan sang istri. "Kenapa, Bun? ada apa? kamu kenapa? coba cerita pelan-pelan sama aku. Jangan panik, sayang. Kamu harus tenang," Fero memeluk Rosa, wanita itu semakin terisak.
"Getha, Ayah..." gumam Rosa sedih.
"Kenapa sama Getha, hm?"
Rosa terisak, Fero pun memeluk istrinya. Mereka berdua duduk disofa.
"Getha nggak ada dikamar."
"Mungkin Getha lagi main,"
Rosa menggelengkan kepala.
"Bingkainya pecah, fotonya juga hilang. Aku khawatir Gege udah tahu semuanya, gimana ini Mas?"
"Kamu tenang dulu, jangan heboh kayak tadi." Fero menggenggam kedua tangan Rosa sangat erat.
"Aku akan cari Getha, kamu tunggu disini, ya? jangan kemana-mana."
Rosa mengangguk pelan.
Fero mengusap airmata Rosa, lalu mengecup lama kening istrinya. Rosa menggenggam tangan Fero, mereka berdua berpelukan singkat sebelum Fero bergegas pergi mencari Getha.
***
Fero sudah mencari Getha ke rumah setiap sahabat ataupun teman akrab gadis itu. Namun hasilnya tetap nihil.
"Kamu dimana, Nak?" Fero berucap lirih, pria itu mencengkram stir mobil sambil terus menekan klakson walaupun saat ini sedang terjebak macet. "Ayah sama Bunda belum siap kehilangan kamu, Nak. Ayah mohon, cepat pulang ke rumah, Getha."
"Woy, santuy aja dong!" pengemudi mobil disamping Fero membuka jendela mobilnya sambil mengacungkan jari tengah, pelakunya adalah anak muda kurang sopan.
Fero pun membuka jendela mobil.
"Kamu Elfandi Agustian, kan?" tanya Fero berusaha memastikan.
"Lo siapa?" balas Fandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
Teen Fiction[PROSES REVISI] Ini tentang Getha Nathalia dan dunianya yang berubah 180° semenjak bertemu dengan kedua orang tua kandungnya. Di saat kerumitan di dalam hidupnya di mulai, sesosok laki-laki bernama Reygan Argara membuat kerumitan hidup yang di ala...