Setelah menempuh perjalanan berjam-jam lamanya akhirnya Getha sampai di Solo bersama Bu Indah dan juga Musa. Sepanjang perjalanan Getha hanya diam sedangkan Bu Indah tertidur pulas dan Musa yang sangat fokus mengemudikan mobil.
"Ayo masuk kita nostalgia bareng didalam." Musa membuka pintu mobil sambil mengulurkan tangannya pada Getha. Getha pun mengangguk canggung melihat tingkah Musa.
"Ibu masuk duluan ya, mau ngecek anak-anak." pamit Bu Indah sebelum melenggang masuk ke dalam. Menyisakan Musa dan Getha yang saat ini berdiri di depan teras panti.
"Iya." jawab Musa pelan. Sedangkan Getha hanya diam menyimak sambil memperhatikan lingkungan sekitar.
"Sini duduk," Musa menepuk tempat kosong disampingnya, mereka berdua pun duduk diteras panti asuhan. Getha menurut, gadis itu duduk di samping Musa tanpa ragu walaupun sebenarnya dia merasa cukup kikuk.
Musa menatap Getha, Getha pun merasa risih ditatap intens seperti itu dalam jarak dekat semacam ini.
"Kamu ingat sama saya nggak?"
Reflek, Getha menggelengkan kepala.
Musa menghela napas panjang, "Ingin mendengar cerita saya nggak? Barangkali setelah kamu mendengarnya kamu akan ingat sedikit demi sedikit kepingan masa lalu kamu." Perjelas Musa lembut.
"Silakan." Balas Getha pelan.
"Selagi saya bercerita coba kamu ingat-ingat lagi ya." Ucap Musa.
Getha pun mengangguk mengiyakan.
Musa memulai ceritanya, sambil sesekali melirik Getha yang diam-diam memejamkan mata.
Flashback On
"Ibu..., Nata sama Bang Musa mau main sepedaan nih, boleh nggak Bu?"
Bocah perempuan berwajah imut itu berdiri diteras sebuah bangunan sembari menunggangi sepedanya.
"Iya boleh, tapi jangan jauh-jauh ya mainnya." Wanita yang di panggil ibu itu keluar menghampiri Nathalia yang saat ini sedang berdiri di teras sambil memegang erat stir sepedanya.
"Iya ibu.. lagian ada bang Musa kok yang jagain Nata." cengir gadis itu sebelum melenggang pergi menghampiri abangnya yang sudah menunggu di depan gerbang.
"Diizinin nggak, Dek?" tanya Musa saat melihat cengiran di wajah imut Nathalia yang sangat menggemaskan.
Nathalia mengangguk semangat. "Diizinin dong bang." kata gadis kecil itu dengan wajah berseri-seri.
"Yaudah yuk, Nata didepan biar abang jagain dari belakang." kata bocah lelaki tampan bernama Musa itu.
Nathalia nampak sangat bahagia saat menggoes sepedanya, gadis itu sesekali tertawa saat sepeda yang ia naiki melewati beberapa perumahan warga yang terlihat sangat sepi.
"Jangan kenceng-kenceng, Dek. pelan-pelan aja." teriak Musa saat melihat Nathalia semakin kencang menggoes sepedanya ke tengah jalan.
"Iya abang.., jangan bawel ih." teriak Nathalia saat melihat Musa mulai menggoes sepedanya mendekati Nata.
"Kan abang cuma ngingetin adek, nanti takutnya jatuh terus abang yang di marahin ibu." jelas Musa kecil sambil mensejajarkan laju sepedanya di samping Nathalia yang aktif.
"Iya iya Nata ngaku salah." gadis itu memelankan laju sepedanya. "Istirahat dulu yuk bang.., tuh disana." Nathalia menepikan asal sepedanya di bawah pohon rindang di pinggir jalan.
Pohon mangga.
"Ayo." sahut Musa kecil ikut menepikan sepedanya mengikuti Nathalia. Mereka berdua duduk bersampingan, Musa pun mengelap keringat dipelipis adik kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
Genç Kurgu[PROSES REVISI] Ini tentang Getha Nathalia dan dunianya yang berubah 180° semenjak bertemu dengan kedua orang tua kandungnya. Di saat kerumitan di dalam hidupnya di mulai, sesosok laki-laki bernama Reygan Argara membuat kerumitan hidup yang di ala...