With You - 44

465 21 2
                                    

Seandainya saja kita bisa memesan takdir Tuhan, tentu kita ingin meminta dibuatkan skenario hidup yang baik-baik saja. Tak perlu bergelimang harta, asalkan tidak merasakan duka nestapa. Namun hidup memang bukan skrip sinetron yang bisa dibuat sesuai pesanan. Ada kalanya semuanya begitu luar biasa, dan ada kalanya semuanya begitu buruk hingga kamu berpikir untuk mengakhirinya saja. Pikiran terasa buntu, tak tau apa yang harus dilakukan. Dada terasa sesak, namun ternyata bercerita kepada seseorang tidak bisa banyak mengurangi beban. Suka atau tidak, cobaan memang akan selalu ada dalam hidup. Ketika segalanya mulai melaju diluar kendali, berhentilah sejenak. Tarik napas panjang, lalu ingat-ingatlah kembali darimana hidup ini bermula.

Masalah bukanlah tanda untuk berhenti. Tapi ia adalah petunjuk agar kamu dapat mencapai tujuan hidupmu agar lebih berarti. Sekiranya itu adalah kalimat yang selalu Getha ingat ketika dia merasa lelah dan putus asa.

Saat ini pukul setengah enam pagi, Getha dan Aston sibuk membuat sarapan sedangkan Aliena hanya berdiam memperhatikan mereka.

"Aston suka masak, ya?" Tanya Aliena.

"Lumayan, dulu waktu Ibuku masih hidup kami sering memasak bersama."

Getha hanya diam menyimak sambil terus menggerakan spatulanya.

Aliena mengangguk-angguk. "Kalau Getha masak apa?" Kepo gadis itu.

"Nasi goreng." Balasnya.

"Wah, aku suka nasi goreng! Pagi ini kita pake toping apa, Getha?"

"Toping utama sih sosis, saya juga kasih tambahan irisan kecil-kecil wortel dan seledri." Perjelas Getha.

"Uwow, pasti sangat enak!"

"Tentu dong, Getha itu kan sangat berbakat. Dia juga tipe girl crush banget." Sahut Aston bersemangat.

Aliena menyipit menatap Aston. "Jangan-jangan Aston suka ya sama Getha? Ayo ngaku!" Tuding gadis itu.

Getha mendengarkan dalam diam.

"Iya. Aku suka sama Getha sebagai sahabat aja kok, ehehe." Balas cowok yang visualnya mirip tokoh vampire di film-film itu. Aliena pun terkekeh.

"Nasi gorengnya sudah matang! Ayo kita ke meja makan." Ajak Getha.

Aston dan Aliena pun menurut.

Mereka bertiga duduk di meja makan sambil memakan sarapan masing-masing dengan lahap. Mereka juga sudah memakai seragam lengkap khas Blackside Independen School.

"Kemarin malam Aston ngiket kudanya di pohon beringin halaman belakang rumah kamu, Ge." Ucap Aliena setelah mereka selesai sarapan.

Respons Getha hanya mengangguk karena dia sedang mengunyah nasi.

"Nanti kalo mobil jemputan BIS datang, kita berdua ngikutin pake kuda. Tenang aja, aku lewat jalur hutan kok, biar tetap aman." Jelas Aston menatap Getha, cowok itu tersenyum.

"Kayak tawanan yang kabur aja," kelakar Getha sambil terkekeh.

Saat mobil jemputan BIS datang, Getha pun berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan tersebut sedangkan Aston dan Aliena menunggang kuda membelah hutan yang cukup luas dan terkesan liar.

***

"Ini gimana, Pa? Lebih baik kita hubungi polisi saja. Ini sudah satu Minggu lebih kita mencari Getha." Jasmine memeluk lengan suaminya.

"Tenang, Ma. Anak itu pasti akan secepatnya ditemukan." Balas Pusaka.

"Tapi Mama enggak bisa tenang, Pa. Gara saja belum pulang sejak seminggu yang lalu, semua orang panik mencari Getha, Papa." Ungkap Jasmine sendu.

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang