"Ge, kamu baik-baik saja kan? Kok bisa babak belur gini, siapa yang jahatin kamu. Cerita sama Mama." Jasmine bertanya panik, wanita itu duduk di sisi kanan brankar Getha. Menatap anak gadisnya dengan sorot hangat dan penuh cinta yang besar.
Getha tersenyum tipis. "Getha baik-baik aja kok, Ma. Mama nggak perlu panik, sebentar lagi juga Getha akan sembuh." balas gadis itu pelan.
"Babak belur begini kamu bilang baik-baik saja, Ge?" Kilah Nagara.
Pusaka duduk disebuah sofa mini yang ada diruangan rawat inap Getha. Pria itu terlihat acuh dan tidak mau memberikan sedikitpun perhatian.
"Gege udah makan belum sayang?"
"Sudah, Ma."
"Makan apa?"
"Bubur."
"Siapa yang suapin? Kan tangan Gege dua-duanya lagi sakit." Ujar Jasmine.
"Suster."
"Gege mau makan buah nggak? Kalo iya, nanti Mama potongin apel."
"Getha masih kenyang, Ma."
Jasmine menghela napas panjang.
"Mama pijitin, ya?"
"Memang nggak ngerepotin?"
"Ya enggaklah, sayang." Jasmine tersenyum hangat, wanita itu mulai memijat pelan-pelan lengan Getha.
"Makasih, Ma." Getha tersenyum.
"Sama-sama, princess."
Nagara memperhatikan dalam diam setiap interaksi diantara Jasmine dan juga Getha, lalu beralih melirik Pusaka yang terlihat cuek dan sibuk dengan sebuah tablet ditangannya.
Nagara melangkah, duduk disofa yang sama dengan Pusaka. "Sibuk ya, Pa?"
Pusaka melirik sekilas, "Hm."
"Papa nggak mau nunjukin perhatian lebih ke Getha?" Tanya Nagara.
Pusaka menghela napas.
"Papa harus bagaimana, Gara? Apa Papa harus melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh mamamu? Tidak mungkin juga kan. Lagipula saat ini Papa satu ruangan dengan kalian, kan? Kamu juga mengerti kan kalau Papa kamu ini orang yang teramat kaku dalam memberikan perhatian? Papa masih merasa asing dengan Getha, beri Papa waktu supaya kami saling akrab." Kelakar Pusaka kalem.
Nagara mengangguk-angguk.
"Pekerjaan Papa sesibuk apa sih, sampe enggak peduli dengan keadaan sekitar? Ini yang sakit Getha loh, Pa."
Pusaka berdehem. "Tidak terlalu sibuk dan juga tidak terlalu memiliki banyak waktu luang. Netral saja."
Nagara kembali mengangguk.
"Gara, kamu ke supermarket gih. Beli beberapa buah-buahan untuk Getha."
"Memang Getha sudah diperbolehkan makan makanan lain selain makanan dari rumah sakit, Ma?" Balas Nagara.
"Akan lebih baik jika kamu ke supermarket sekarang, soalnya Getha bilang mulutnya terasa pahit karena sejak kemarin hanya makan bubur hambar tanpa rasa saja." Perjelasnya.
"Pasien memang harus memakan makanan seperti itu, Ma." Balasnya.
"Sudahlah, Gara. Lebih baik kamu ke supermarket sekarang, jangan membuat adikmu menunggu lama."
Nagara memutar bolamata, cowok itu pun bergegas keluar dari ruangan.
"Pa," panggil Jasmine.
"Iya, Ma?" Pusaka membalasnya dengan senyuman hangat dan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
Fiksi Remaja[PROSES REVISI] Ini tentang Getha Nathalia dan dunianya yang berubah 180° semenjak bertemu dengan kedua orang tua kandungnya. Di saat kerumitan di dalam hidupnya di mulai, sesosok laki-laki bernama Reygan Argara membuat kerumitan hidup yang di ala...