"Sudah siap?"
Getha mengangguk. "Sudah, Kak."
Lalu keduanya masuk kedalam pesawat pribadi milik Nagara. Setelah menyalakan mesin, pesawat dengan harga fantastis yang dikemudi oleh Nagara mulai mengudara diketinggian. Sedangkan Getha hanya diam sambil memainkan laptop dan sesekali membuka buku-bukunya.
Perjalanan kali ini cukup jauh dan menguras banyak tenaga, Getha menutup laptop dan buku-bukunya, kini mata gadis itu terpejam. Sepertinya ia perlu istirahat, mengingat hari-harinya kemarin sangatlah melelahkan. Intinya saat terbangun dari tidur, Getha ingin ia dan kakaknya sudah sampai di London.
***
Perjalanan tadi sungguh tidak terasa sama sekali bagi Getha, sesuai dengan keinginannya saat terbangun ia dan kakaknya sudah sampai di London. Dan disinilah ia sekarang, berdiri mematung didepan mansion mewah dengan bodyguard dimana-mana. Tadi juga saat ia dan kakaknya memasuki gerbang utama, para bodyguard itu membungkuk hormat pada Nagara. Sedangkan Getha hanya diam memperhatikan sambil mengikuti langkah kakaknya.
"Ayo masuk." Nagara tersenyum lembut, pria itu mengulurkan tangannya pada Getha.
Getha menatap telapak tangan kakaknya yang terulur didepannya.
"Ayo." ucap Nagara lagi saat Getha tidak merespons ucapannya.
Getha mengangguk pelan, gadis itu juga menggenggam tangan kakaknya dengan kuat. "Nanti kalo Papa---"
"Kakak sudah bilangkan kemarin? abaikan saja." kilah Nagara sambil melanjutkan langkahnya memasuki mansion tempat tinggal masa kecilnya dulu.
"Tapi Kak ..."
"Ada kakak, kamu enggak usah khawatir." Nagara mengelus pelan punggung tangan adiknya dengan kaki yang terus melangkah menaiki tangga. Kini mereka berdua sudah berada di dalam mansion.
Ceklek
Pintu dengan berbagai jenis ukiran tangan yang nampak indah itu terbuka lebar saat Nagara membukanya tadi. Pria itu menatap Getha sebentar sebelum membawa gadis itu masuk kedalam ruangan dimana Jasmine berada.
"Ma .. ini Gara bawa Getha."
Wanita yang sedang berdiri didepan jendela itu membalikan badannya. Raut wajahnya mengisyaratkan kesedihan yang mendalam, kantung matanya besar dan kondisinya terlihat sangat berantakan. Wajah cantiknya pun nampak terlihat sayu, tidak seperti sebelum-sebelumnya yang selalu tampil ceria dan menerbarkan senyuman pada siapa saja.
"Gara ... Getha ... kalian ada disini?" ucap wanita itu dengan sorot mata kosong.
"Mama merindukan kalian berdua anakku. Apa anakku sudah benar-benar kembali?" ucapnya lagi dengan sorot mata yang kosong, wajahnya tersenyum senang.
"Iya, Ma. Gara dan Getha ada disini." Nagara dan Getha melangkah mendekati Jasmine yang masih berdiri didekat jendela kamarnya.
"Getha ..." Jasmine meraba-raba wajah Getha dengan mata berkaca-kaca.
"Ini Getha anak Mama, kan? Getha sudah besar ya sekarang?" Jasmine meneteskan airmatanya. Sedangkan Getha hanya diam saat diperlakukan seperti itu oleh ibu kandungnya.
"Mama sangat merindukan kamu, Nak." Jasmine terisak pelan.
"Kakak mu jadi jarang pulang setelah masuk ke perguruan tinggi. Mama jadi kesepian disini. Papa mu juga selalu sibuk dengan pekerjaannya." lanjutnya lagi sambil terisak.
Jasmine memeluk erat Getha, wanita itu menangis tersedu-sedu didalam pelukan putrinya. Getha pun membalas pelukan mamanya tak kalah erat.
"Gege apa kabar?" tanya Jasmine setelah mereka berdua mengurai pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
Teen Fiction[PROSES REVISI] Ini tentang Getha Nathalia dan dunianya yang berubah 180° semenjak bertemu dengan kedua orang tua kandungnya. Di saat kerumitan di dalam hidupnya di mulai, sesosok laki-laki bernama Reygan Argara membuat kerumitan hidup yang di ala...