With You - 72

449 22 11
                                    

Beberapa tahun kemudian...

"Lo enggak ada keinginan buat nikah gitu, Ge? secara umur lo udah lebih dari cukup buat memproduksi anak." ucap Metha sambil memangku putranya yang masih berumur delapan bulan. Satu tahun yang lalu Metha resmi di persunting oleh Fandi, tidak lama setelah itu pasangan suami istri itu dikaruniai seorang malaikat kecil yang menambah keharmonisan keluarga kecil mereka.

"Gue enggak tau," jawab Getha sambil sesekali mengusap dan menggelitiki perut Julian, putra Metha dan Fandi.

Metha menghela nafas panjang, sebenarnya ia cukup prihatin dengan kehidupan sahabatnya yang satu itu. "Lihat tuh yang lain," tunjuk Metha pada sahabat-sahabat masa SMA mereka dulu yang kini sudah berkeluarga dan memiliki anak yang menggemaskan. Lebih tepatnya Metha menunjuk Kevin dan keluarga kecilnya, karena reuni kali ini diadakan di rumah pria sableng itu.

"Lo enggak mau kayak mereka?" tanya Metha serius.

"Gue enggak tau," jawab Getha tak kalah serius.

"Lo mau sampai kapan kayak gini terus, Ge? semua impian lo sudah terwujud semua. See, sekarang lo sudah jadi CEO di perusahaan besar, padahal usia lo masih duapuluh tujuh tahun. Lo juga sudah lulus S2 dengan cepat sesuai dengan goals hidup lo. Terus, apa lagi yang lo cari, Getha? semua yang lo inginkan sudah terwujud dengan sempurna."

"Gue enggak tau," jawab Getha.

Metha menghela nafas panjang.

"Gue tau ini berat buat lo, Ge. Gue sangat tau gimana rasanya di tinggal-- hm gue rasa lo mengabaikan satu pria deh, Ge."

Getha dengan tatapan kosongnya menatap Metha dengan dahi berkerut.

"Siapa?"

"Dimas."

"Dia sahabat gue, sama kayak lo."

Metha menggelengkan kepala. Wanita itu tersenyum kecil memperhatikan sahabatnya.

"Dia lebih dari itu, Getha. Mungkin lo cuma anggap dia sebatas sahabat, tapi siapa yang tau kalo Dimas menganggap lo lebih dari itu, kan?"

Getha terdiam.

"Buka hati lo, Ge. Saran gue sih, lo jangan terlalu lama hidup di dalam bayang-bayang masa lalu, karena itu mengerikan dan.. menyedihkan." Metha menjeda ucapannya sebentar.

"Semua orang juga tau kalau Dimas itu dari dulu suka sama lo. Cuma lo nya aja yang enggak terlalu peka." lanjut wanita beranak satu itu, lagi.

Getha masih terdiam seperti tadi.

Metha tersenyum memperhatikan Getha yang menunduk dengan mata terpejam. Perlahan, Metha menepuk pelan bahu Getha.

"Lo tau kan masa subur wanita itu sampai umur berapa? gue yakin lo pasti tau hal itu, Ge. Karena lo kan pensiunan hantu penunggu perpustakaan, buku yang pernah lo baca pasti berjumlah fantastis. Cuma mau mengingatkan saja sih, cepet nikah sebelum masa subur lo habis." setelah mengatakan itu Metha melenggang pergi menghampiri suaminya yang sedang sibuk mengatur jalannya reuni kali ini.

Getha melirik sofa kosong di sampingnya, disana ada baby Julian yang sedang tertidur lelap dengan mulut yang tersumpal dot susu. Tangan Getha terulur dengan ragu hendak mengusap pipi gembul baby Julian, namun niat itu ia urungkan saat ponselnya bergetar, buru-buru Getha mengangkat telepon.

"Kali ini saja, lo bisa kan tunda kerja kantor lo dulu?" ucap Metha yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Getha.

"Hm," gumam Getha pelan.

"Gue nitip anak gue bentar ya, Ge. Soalnya gue sama Fandi mau keluar sebentar."

"Kemana?" tanya Getha agak curiga.

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang