Pukul 12.13 siang di BIS.
"Cicicuit, halo cantik." Nicholas berdiri di ambang pintu sambil menyender dan menampilkan ekspresi tengil.
Jen langsung buang muka, gadis itu mendramatisir suasana dengan berpura-pura muntah melihat Nicho.
Nicholas terkekeh, lalu melambaikan tangan saat melihat keberadaan Getha yang ternyata duduk di depan.
"Ini sudah jam istirahat kedua, kamu sudah janji mau makan bersama denganku loh, Ge." Ujar Nicholas.
"Iya, saya ingat kok." Balas Getha, bangkit berdiri dari bangku dan berjalan menghampiri cowok itu.
Melihat Getha semakin mendekat, Nicholas pun semakin tersenyum cerah. Aliena dan Aston berdiri tidak jauh dari keberadaan Getha.
"Kering tuh gigi kamu, nyegirnya terlalu lebar." Cibir Aston datar.
"Kalau gigiku kering ya tinggal minum, supaya nggak kering lagi." balas Nicholas tak mau kalah.
Aston memutar bola mata kesal.
"Ayo ih cepetan, katanya mau ke kantin. Aku sudah lapar banget nih," celetuk Aliena mendongak menatap Nicholas yang jauh lebih tinggi.
"Iya cantik, ayo!" Cowok itu tersenyum lalu merangkul bahu Aliena dan mereka berjalan menyusuri koridor tanpa mengajak dua manusia itu.
Getha terkekeh, lalu ikut melangkah di belakang dua manusia itu.
Aston mengepalkan tangan, raut wajahnya terlihat kusut dan tak bersahabat. Cowok itu terus melangkah walaupun sebenarnya tidak niat dan malas melihat Aliena yang terus saja cekikikan tidak jelas bersama cowok playboy sialan itu.
Tiba di kantin, Getha dan Aston hanya memesan minuman kemasan sedangkan Aliena dan Nicholas memesan ramen super pedas.
Sambil memakan semangkok ramen, Aliena terus saja mengobrol bersama Nicholas, mereka duduk berhadapan.
"Aku dengar bulan depan sekolah kita akan mengadakan pentas musik, kamu pasti daftar kan, Nichol?" Aliena bertanya dengan penuh semangat walaupun sedang kepedasan.
Nicholas mengangguk dengan ekspresi dramatis dan tengil, "Ya jelas aku ikut dong, apa gunanya suara merdu dan wajah tampanku ini kalau sampai aku nggak ikut kontes bergengsi itu."
Aliena tersenyum, "Ih, beneran deh, jadi nggak sabar pengin ngelihat penampilan kamu di atas panggung."
"Hahaha, aku saja nggak sabar pengin tampil di atas panggung. Biasanya abis selesai tampil gitu aku akan kencan secara random sama beberapa penggemarku. Ya lumayan lah, kapan lagi kan kencan dengan gadis-gadis cantik hanya dalam satu malam?"
Raut wajah Aliena mulai berubah masam, gadis itu tersenyum getir. Aston justru tersenyum puas melihat reaksi mengenaskan gadis itu, sedangkan Getha terlihat mengantuk.
Aliena terlihat seperti baru saja menelan pil pahit, gadis itu langsung mengalihkan fokus dengan memakan ramen pedas di hadapannya dengan sangat lahap, mengabaikan sensasi rasa pedas di bibir dan lidahnya.
"Semester kemarin saja, setelah tampil ada lima gadis cantik yang menciumku dengan sangat agresif. Dan sampai sekarang saja jadwal kencanku selalu padat setiap harinya."
"Oh gitu, nggak heran sih kalau goblok. Kerjaanmu kan pacaran terus, nggak pernah belajar apalagi mengukir prestasi." Kelakar Aston meremehkan, sedangkan tangannya membukakan tutup botol miliknya lalu di serahkan di hadapan Aliena yang sedang kepedasan, Aston tahu jika minuman milik gadis itu sudah habis tak tersisa.
"Ey, jangan salah! Walaupun gini-gini juga aku sangat berbakat di bidang seni musik loh, wajahku tampan dan selalu masuk di B Class." Balasnya.
"Aku juga selalu masuk di A Class, semester kemarin baru saja memenangkan lomba Fisika di ajang Internasional." Aston melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
Teen Fiction[PROSES REVISI] Ini tentang Getha Nathalia dan dunianya yang berubah 180° semenjak bertemu dengan kedua orang tua kandungnya. Di saat kerumitan di dalam hidupnya di mulai, sesosok laki-laki bernama Reygan Argara membuat kerumitan hidup yang di ala...