Saat ini waktu menunjukan pukul 19.00 malam, Arga mengajak Dimas ke kafe dekat sekolah mereka. Karena tidak mau hidup di rundung rasa penasaran, akhirnya Arga memutuskan untuk menanyakan semuanya kepada Dimas.
"Mau ngomongin soal apa, Bro?" Dimas masuk ke dalam kafe, menepuk bahu Arga sebagai bentuk sapaan lalu mulai duduk ke kursi depan meja bundar.
"Pesen aja dulu nanti gue cerita." balas Arga sambil sesekali menekan-nekan layar ponselnya. Bermain game online.
Dimas terkekeh. "Gue udah pesen tadi, sebelum lo kesini." balas Dimas kalem.
Arga tertawa kecil, "Mau basa-basi dulu atau mau langsung to the point?" cowok itu berhenti bermain game.
"Terserah lo ajalah, Bro."
"Langsung ke point ajalah, gue suka malas kalo harus berbasa-basi." Dimas terkekeh mendengarnya, siap menyimak apa yang akan Arga ceritakan. "Oke, lo tahu nggak Getha lagi deket sama cowok siapa aja?"
Dimas mengangkat telapak tangannya, "Sama gue." katanya bercanda.
"Selain lo, Anjir."
"Nggak ada sih, kenapa emang?"
"Beneran nggak ada, Dim?"
Dimas mengangguk. "Setahu gue sih nggak ada. Kenapa sih, Ga?"
"Gue lihat Getha gandengan tangan sama cowok, sambil ngobrol dan senyum-senyum gitu, terus cowoknya ngajak Getha jalan, untungnya Getha nolak, hahaa." jelasnya. "Lo kenal nggak sama cowok itu, Dim? lo kan saudaranya, pasti tahu dong."
Dimas menautkan alis. "Lo suka sama sepupu gue?" tanyanya dengan dahi berkerut serius. Sejak awal Dimas memang sudah curiga akan hal itu.
"Siapa sih yang nggak suka sama cewek kayak dia, Dim?" jawab Arga sarkastik, sambil tersenyum-senyum mengingat wajah rupawan gadis itu.
Kini Dimas paham, "Gue juga dulu sempet suka sama dia, hahaaa."
Arga melotot. "Tapi sekarang sudah nggak, kan?" tanyanya tidak santai.
Dimas kembali tertawa. "Tenang aja, Ga. Udah nggak kok." mulutnya tertawa sok asyik berbeda dengan kondisi hatinya yang saat ini terasa sakit.
Arga menghela napas lega. "Jadi... lo tahu nggak siapa cowok itu?"
"Ciri-cirinya gimana? biar nanti gue ingat-ingat." kata Dimas sambil meminum pesanan cokelat panasnya.
"Tinggi, kulitnya lumayan putih terus wajahnya asing gitu, gue kayak nggak pernah lihat dia sebelumnya. Dia kayak akrab banget gitu sama Getha, udah saling kenal orangtua malah." Arga menjelaskan dengan serius.
Dimas nampak berpikir. "Mungkin nggak sih kalo cowok itu dia?" gumamnya sangat pelan. "Tapi nggak mungkin banget, bukannya dia udah tinggal di luar negeri sejak lama?"
"Woy, Dim! Dia siapa sih maksud, lo?"
"Anaknya Om Pusaka Stewart. Karena cuma dia cowok yang kenal dekat sama Getha selain gue. Tapi sekarang dia tinggal di London, karena pertukaran pelajar eh nggak tahu juga sih gue. Tapi yang jelas Nagara sudah nggak tinggal di Indonesia lagi." jelas Dimas tidak kalah serius seperti Arga.
"Emangnya Pusaka Stewart itu ada hubungan apa sama keluarganya Getha sih? penasaran nih gue."
"Istrinya Om Pusaka itu sahabat dekatnya Tante Rosa, begitupun dengan Om Pusaka yang juga bersahabat dekat dengan Om Fero."
Arga mengangguk. "Oh. Pantes akrab."
"Lo cemburu, Bro?" tanya Dimas skeptis. Padahal dalam hati dia yang cemburu karena gadis yang dia cintai disukai oleh cowok lain terlebih Getha disukai oleh teman dekatnya sendiri, tapi walau bagaimana pun dia tetap mengusung senyuman ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
Teen Fiction[PROSES REVISI] Ini tentang Getha Nathalia dan dunianya yang berubah 180° semenjak bertemu dengan kedua orang tua kandungnya. Di saat kerumitan di dalam hidupnya di mulai, sesosok laki-laki bernama Reygan Argara membuat kerumitan hidup yang di ala...