With You - 10

1K 49 5
                                    

Group Anak Manusia

Metha Ariens

Mik, lo dimana?

Mikha Ariens

kenapa?

Aurelia

Jawab aja sih nggak usah nanya
balik!

Berliana Ricardo

Getha ada sama lo Mik?

Metha Ariens

Lo dimana Mik? Sama siapa ?

Mikha Ariens

Di rumah Getha, sama Getha.
Emang kenapa?

Aurelia

Dimas ngamuk, dan kita yang kena
Imbas nya, cuma gara gara Getha
Ngilang nggak bilang bilang!

Berliana Ricardo

Lebih baik lo ngomong sama Dimas,
Ge, jelasin sama dia!

Mikha Ariens

Ini maksudnya apaan sih? Ada apa?

Aurelia

Fuck!

Berliana Ricardo

🤘🖕👎👊

Mikha Ariens

Kenapa? Ada apa?

Aurelia

Tanya sama Metha, lo kan satu
Rumah!

Berliana Ricardo

Makanya sama kembaran tuh yang
Akrab, jangan sok cuek!

Mikha Ariens

Maksudnya apa Ca?

Aurelia

Getha mana sih?! sialan banget
nggak muncul muncul!

Mikha Ariens

Kalian kenapa sih? Ada apa?

Aurelia

Tanya sama Metha!

Mikha Ariens

Meth, abis shalat isya gue tunggu lo di kamar.

Metha Ariens

Abis magrib aja, Mik.

Mikha Ariens

Ok.

Getha membaca pesan dari group sesuai dengan amanat dari Mikha saat di sekolah kemarin. Cewek itu menghela napas, tidak menyangka Dimas bisa marah hanya gara-gara hal sepele seperti itu. Lihat saja nanti, Getha akan mengomeli Dimas.

"Geee.. sini sayang! Ayah pulang." teriak seorang pria bersuara lantang.

"Yaaaa.. Ayah." balas Getha lantang.

Setelah menyisir rambutnya di depan cermin kamar, Getha menghampiri Ayah Fero di ruang keluarga. Getha tebak, pasti ayahnya itu membawa banyak oleh-oleh dari Manado. Dengan segera, Getha berjalan menuju ruangan dimana Fero dan Rosa berada.

***

"Ayah kapan dateng?" tanya Getha menyalami tangan Ayahnya, lalu memeluknya sebagai ungkapan rindu.

"Beberapa menit lalu," Fero tersenyum. "Minggu depan kamu libur kan, Ge?" tanya pria berumur 38 tahun itu.

"Nggak tahu. Emang kenapa, Yah?" Getha duduk di samping bundanya.

"Ayah mau ngajak kalian liburan."

"Kemana?"

"Ke Canada, sekalian mau nengok Kakak mu di sana." perjelas Fero.

"Nanti kalo Getha nggak ada jam latihan, In syaa Allah ikut." Getha membalas sembari tersenyum tipis.

"Sekali-kali jadikan keluargamu prioritas Ge. Jangan mengedepankan sekolah saja," Rosa mengelus rambut putrinya dengan penuh kasih sayang.

Getha menunduk. "Nanti Getha usahakan, Bun." gumamnya pelan.

"ASSALAMUALAIKUM?" teriak seseorang, "SELAMAT MALAM?" teriak orang itu lagi sangat lantang.

"Siapa, Bi?" tanya Rosa pada Bi Timmy, selaku asisten rumah tangga.

"Den Dimas, Bu." jawab wanita berumur itu dengan sopan, lalu kembali ke dapur guna melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Setelah Bi Timmy kembali ke dapur, Dimas datang dan langsung menyalami tangan Fero dan Rosa secara bergantian. "Kapan datang, Om?" tanyanya ramah dan sopan pada Fero.

"Barusan. Kamu juga kapan pulang dari California?" Fero merangkul bahu Dimas, mereka berdua sangat akrab. Mama Dimas adalah adik kandung Fero. Seperti itulah garis kekeluargaan antara seorang Dimas Aliano dan juga si gadis berbakat Getha Nathalia.

"Owh, dua hari lalu, Om." balas Dimas dengan senyuman ramah.

Dimas melirik Getha yang menunduk di samping Rosa. "Ge, gue mau ngomong sama lo!" Dimas menarik tangan Getha cukup kasar. "Om, Tante, Dimas permisi." ujarnya sopan.

Rosa mengangguk sambil tersenyum jahil. "Cie cie yang mau mojok," ledek Fero lalu dia dan Rosa tergelak geli.

Dimas tersenyum sedangkan Getha hanya diam menunduk. Gadis itu membiarkan pergelangan tangannya di tarik oleh Dimas. Getha pasrah saja.

***

Dimas membawa Getha ke rooftop rumahnya. "Lo kemana kemarin?" tanyanya langsung to the point. Mereka berdua berdiri bersampingan, gemerlap benda langit menyaksikan perdebatan dua insan itu. Suasana di rooftop juga tidak terlalu terang.

Getha melepaskan cengkraman tangan Dimas ditangannya. "Ada juga lo yang kenapa?! Ngamuk nggak jelas cuma gara-gara gue pergi nggak izin. Lo mikir pake otak apa nggak sih Dim? lama-lama gue nggak ngerti sama jalan pikiran lo!" Getha berucap kalem namun kedua matanya menyorot Dimas dengan tajam dan dingin.

"Ge, gue marah juga ada sebabnya. Dan itu juga karena gue khawatir sama lo!" Dimas balas menatap Getha intens.

"Udahlah, nggak usah di perpanjang lagi! gue mau lo minta maaf sama temen-temen kita, gue nggak mau di katain benalu sama yang lain!" Getha menatap tajam Dimas, meluapkan semua kejengkelan yang dia pendam.

"Ge, gue sayang sama lo. Gue marah sama mereka juga punya sebab! disini nggak sepenuhnya salah gue, mereka juga salah!" kelakar Dimas menggebu.

"Udahlah. Gue mau pulang!" Getha berbalik badan, hendak melangkah pergi meninggalkan rooftop. Lagipula  jarak rumah orangtua mereka sangat dekat, kurang lebih lima langkah saja.

"Ge, dengerin gue dulu-" Dimas langsung diam ketika Getha memotong tegas perkataannya. Dimas pun menyimak semua ucapan Getha.

"Udah! nggak usah lo perjelas. Lo lakuin aja apa yang gue bilang tadi, simpelkan? minta maaf ke mereka semua besok pagi." Getha berujar tanpa menatap Dimas yang saat ini berdiri mematung dibelakangnya.

***

Terima kasih telah membaca With You.

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang