Pukul 19.06 di mansion kediaman Stewart, para pelayan menaruh beberapa menu makanan ke atas meja makan setelah para koki sudah menyelesaikan tugas utama mereka.
Pusaka makan dengan tenang, begitupun dengan Nagara dan Jasmine. Hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu dengan piring, suasana mansion juga sangat damai, karena para penghuni di dalamnya kebanyakan introvert.
"Besok pagi kita jemput Getha, yuk? Mama dengar, dia sudah diperbolehkan pulang." Ujar Jasmine.
"Hm?" Pusaka melirik datar.
"Papa pasti sibuk, Ma." Kilah Nagara.
Jasmine menatap suaminya memohon. Pusaka pun menghela napas berat.
"Oke, besok pagi kita ke rumah sakit."
Jasmine tersenyum lebar.
"Beneran ya, Pa?"
"Iya, Ma." Balas Pusaka.
Nagara pun tersenyum tipis.
***
Pukul 19.18 malam di Blackside Independen School, suasana disana lumayan ramai dan sangat terang. Udara disana sangat dingin dan sejuk, mayoritas murid duduk lesehan dipinggiran lapangan utama sembari menggelar tikar piknik dan mengobrol seru bersama teman-teman mereka, beberapa diantara mereka ada yang sedang belanja di mall ataupun berdiam diri di dalam ruang perpustakaan dan ruang komputer. Pemilik yayasan sangat mementingkan kesehatan mental murid-murid BIS, hingga tidak mengherankan jika suasana malam disekolah itu sangat ramai. Mayoritas murid memilih nongkrong dipinggiran lapangan.
Aston dan Aliena mengajak Getha untuk ikut nongkrong bersama mereka dipinggiran lapangan utama.
Aston menggelar tikar berwarna kuning sedangkan Aliena membawa keranjang kecil berisi makanan ringan dan minuman kemasan. Mereka bertiga pun duduk melingkar.
Mereka melihat bintang dan bulan di atas langit sambil mengemil dan sesekali mengobrolkan banyak hal.
"Getha kenapa enggak tinggal di asrama saja?" Tanya Aliena kepo.
"Iya, asrama sekolah kita sangat layak dan bahkan bisa dikatakan mewah. Terus, kita juga enggak perlu repot bolak-balik dari rumah ke BIS." Sambung Aston menatap Getha.
"Jarak rumah saya ke sini enggak terlalu jauh kok." Balas Getha, santai.
Aston dan Aliena pun mengangguk.
Mereka pun ngemil sambil menatap suasana langit malam yang menawan.
"Aku pengin banget deh ketemu sama Nana, mau ngobrol-ngobrol sama Nana. Terus kalau diperbolehkan juga aku mau main ke rumahnya Nana." Ujar Aliena berbicara monolog.
Aston dan Getha menatap gadis itu.
"Gimana kalau besok sore kita berkunjung ke peternakan kuda sebelah timur hutan ini? Siapa tahu kita beruntung dan ketemu Nana, soalnya itu salah satu tempat favorite Nana." Aston memberikan pendapat.
"Ide bagus, Aston! Aku setuju." Aliena tersenyum lebar, gadis itu heboh.
Getha mengangguk-angguk. "Oke."
"Kalian sadar enggak sih kalau diantara kita bertiga itu yang paling tua Aliena, tapi tingkah dia kebalikan dari umurnya." Kelakar Aston.
Getha terkekeh sedangkan Aliena cemberut, gadis itu melempar botol minuman kemasan ke arah Aston.
***
Pukul 20.02 malam, Dimas berjalan panik menyusuri setiap koridor rumah sakit. Cowok itu juga melewati lorong sepi, mengunjungi taman rumah sakit dan juga sesekali bertanya pada staf saat mereka tidak sengaja berpapasan.
"Pasien atas nama Getha Nathalia sudah pulang sejak dua hari yang lalu." Kelakar seorang staf laki-laki saat Dimas bertanya kepadanya.
Dimas terbengong, staf tadi pun pamit undur diri. Dimas mengacak rambutnya, menyender ke tembok dengan tampang frustasi. "Ge, sekarang Lo dimana? Astaga." Gumamnya lalu bergegas keluar dari area rumah sakit dan mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan sangat kencang.
Di tengah perjalanan, Dimas terjebak macet. Cowok itu mendesah jengkel, dia pun memutuskan untuk menelepon Arga dan memberi kabar pada teman-temannya yang lain melalui chat ke group sosial media mereka.
"Halo, Ga? Sekarang Lo ada dimana?"
"Di rumah, kenapa emang?"
"Kalau sekarang gue minta tolong sama Lo bisa enggak?" Balas Dimas.
"Lo butuh bantuan apa, Dim?"
"Tadi gue baru aja ngecek ke rumah sakit, niatnya mau jengukin Getha. Tapi ruangannya udah kosong, pas gue tanya ke salah satu staf, mereka bilang pasien atas nama Getha Nathalia sudah pulang sejak dua hari yang lalu. Sumpah demi apapun, sekarang gue panik banget, Arga." Perjelas Dimas.
"Sekarang posisi Lo dimana?"
"Di jalan, gue kejebak macet."
"Oke, gini aja deh, sekarang gue akan otw ke rumahnya Nagara."
"Kalau semisal Getha enggak ada disana gimana, Ga?" Kilah Dimas.
"Gue akan hubungi Tante Rosa dan Om Fero, terus Lo tanya dan konfirmasi ke keluarga Lo yang lain."
"Oke, makasih banyak ya, Ga."
"Yo, Sama-sama. Santai aja kali."
Setelah itu sambungan telepon pun langsung terputus. Arga langsung bergegas meninggalkan mansion-nya, sedangkan Dimas misuh-misuh memaki nasibnya yang terjebak macet di sepanjang jalan pusat kota.
***
Mobil Arga memasuki halaman depan mansion keluarga Stewart yang sangat luas, cowok itu juga memparkirkan mobilnya dengan sembarangan. Lalu segera bergegas gesit masuk ke dalam mansion tanpa permisi dan mengindahkan larangan para pelayan dan bodyguard yang berjaga di setiap sudut ruangan luas mansion itu.
"Oy, Nagara!" Panggil Arga, saat ini cowok itu berada di ruang makan.
Semua pasang mata menatap ke arah Arga, cowok itu justru bersedekap dada dan membalas santai tatapan tajam Nagara yang tertuju padanya.
Pusaka menaruh sendoknya ke atas piring, lalu menatap Arga. "Ada apa?"
"Pa, jangan terlalu kasar." Jasmine mengusap lembut lengan suaminya.
Pusaka kembali lanjut makan, pria itu mendengus sinis menatap Arga.
"Arga tumben berkunjung kesini, ada keperluan apa ya kalau boleh Tante tau?" Jasmine mendekati cowok itu.
"Getha ada disini, Tante?"
Jasmine menggeleng pelan. "Getha masih dirawat dirumah sakit, kan?"
Arga menghela napas panjang.
"Tadi Dimas baru aja ngecek ke rumah sakit, Tante. Tapi ruangan rawat inap Getha sudah kosong, saat Dimas tanya ke salah satu staf, katanya pasien atas nama Getha Nathalia sudah pulang sejak dua hari yang lalu." Perjelas Arga.
Jasmine terkejut, wanita itu menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. "Terus sekarang Getha ada dimana, Arga?" Tanyanya panik.
Arga menggeleng, cowok itu juga menundukan kepala. "Saya enggak tau, Tante. Saya kira Getha pulang kesini, makanya saya datang kemari."
Napas Jasmine mendadak sesak, wanita itu mundur satu langkah sebelum akhirnya jatuh pingsan. Semua pelayan yang ada di ruangan itu dengan sigap membawa Jasmine ke kamar wanita itu, dokter pribadi dengan cepat langsung datang saat salah seorang bodyguard meneleponnya.
"Pa, Gara izin mencari Getha dulu, ya? Papa ngizinin Gara pergi, kan?"
"Terus Mama kamu gimana, Gara? dia pasti akan sangat panik saat tau kamu enggak ada disampingnya saat sadar nanti." Balas Pusaka menatap hangat.
"Papa aja yang jagain Mama, Gara mohon, Pa. Papa tolong kasih pengertian ke Mama, ya? Gara pamit sekarang." Nagara pun bergegas pergi.
Arga mengejar langkah Nagara keluar dari mansion yang luas dan mewah itu.
Diam-diam, Pusaka mengusung smirk. "Akhirnya parasit itu pergi."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
Teen Fiction[PROSES REVISI] Ini tentang Getha Nathalia dan dunianya yang berubah 180° semenjak bertemu dengan kedua orang tua kandungnya. Di saat kerumitan di dalam hidupnya di mulai, sesosok laki-laki bernama Reygan Argara membuat kerumitan hidup yang di ala...