With You - 25

603 25 0
                                    

"Lihat cewek yang dipojok sana deh, Bang." seorang wanita menunjuk si objek, rambutnya lurus dan pendek sebahu berwarna cokelat gelap.

"Ibu kayak kenal sama dia, kayak ngerasa nggak asing gitu sama mukanya. Tingkah lakunya juga terlihat familiar di mata Ibu."

"Kita samperin yuk? siapa tahu Ibu atau Abang emang beneran kenal sama cewek itu." perjelasnya lagi.

"Cewek itu mirip sama Nata. Tapikan Nata udah lama tinggal sama keluarga kaya raya itu diluar negeri kan, Bu?"

Wanita bersurai cokelat itu terus saja bermonolog seorang diri. Seorang pria yang terlihat lebih muda berdiri disampingnya hanya diam menampilkan raut datar sambil sesekali bergumam mengiyakan.

Getha bergerak tidak nyaman. Sejak tadi dia merasa sedang dijadikan bahan ghibah oleh seseorang. Gadis itu pun segera mempercepat gerak tangannya, Getha memasukan beberapa cemilan ringan ke dalam keranjang. Getha juga mengambil mie instan dan beberapa susu kotak jumbo.

Ya, saat ini Getha sedang belanja. Setelah pulang dari Maluku Tengah kemarin, Getha menginap disalah satu hotel pusat kota. Karena lapar, pagi ini Getha pun memutuskan untuk belanja dan memborong beberapa makanan.

"Permisi." dengan reflek Getha memfokuskan matanya pada seorang ibu-ibu kekinian yang kini berdiri disampingnya. Ternyata ibu itu adalah ibu-ibu tadi yang berbisik-bisik bersama anak lelakinya.

"Ya?" balas Getha berusaha ramah.

"Ibu kayak ngerasa kenal sama kamu gitu, Nak. Barang kali kita memang pernah saling mengenal atau pernah kebetulan bertemu sebelumnya?"

Aneh. Itulah kesan yang pertama Getha rasakan. Tiba-tiba didatangi orang asing apalagi sebelumnya orang tersebut sempat menghibahi Getha.

"Nama kamu Nata, kan?" tanya si Ibu terlihat sangat percaya diri sekali.

"Bukan. Maaf, mungkin Ibu salah orang. Permisi." Getha sedikit membungkuk sopan, lalu bergegas menuju meja kasir untuk membayar.

Si Ibu tidak tinggal diam. Wanita itu mengikuti Getha, mau tidak mau anak lekakinya pun melakukan hal yang sama. Mereka berjalan dibelakang Getha saat gadis itu sudah keluar dari supermarket. Kebetulan jaraknya tidak jauh dari hotel tempat Getha menginap, jadi dia hanya perlu berjalan kaki beberapa meter saja.

"Nak, tunggu!" panggil si Ibu sambil mencekal pergelangan tangan Getha.

Getha berbalik, menaikan sebelah alis tanda bingung. "Ada apa, Bu?"

"Nama kamu siapa?"

Getha mengernyit, lalu menjawab dengan raut penuh curiga. "Getha."

"Nathalia?"

"Getha." Getha pun mengoreksi.

"Nata?" si Ibu terlihat ngotot.

Getha menghela napas, "Getha."

Lelaki disamping Ibu itu nampak cuek dan terlihat bodoamat saja.

"Nama lengkap kamu siapa?"

"Kenapa?" Getha balik bertanya.

Si Ibu menggeleng pelan, "Cuma mau ngecek aja kok. Jawab ya, Nak. Plis."

"Please?" Getha mengernyit.

Si Ibu mengangguk semangat.

"Getha Nathalia."

"Hah? ulang-ulang!" suruh si Ibu.

Suara bising kendaraan membuat obrolan mereka terlihat kurang nyambung. Apalagi langit pagi ini juga lumayan terlihat agak mendung.

"Mau hujan, Bu. Mending pulang." ajak si anak lelaki yang sejak tadi hanya diam mematung sambil menenteng dua kresek putih berukuran besar.

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang