With You - 33

444 28 0
                                    

"PAPA!!" Teriak Nagara.

"Keluar kau bajingan!" Nagara menendang kencang daun pintu.

"Saya tidak menyangka kalau Papa sekejam ini pada keluarga kita." Kali ini Nagara melembar guci mahal koleksi papanya, cowok itu berkeliling rumah mencari keberadaan Pusaka.

Mendengar suara kegaduhan di dalam rumahnya, Jasmine pun turun ke lantai satu menggunakan lift. Sesampainya disana, ia disajikan pemandangan pecahan guci dan juga putera tunggalnya yang sedang mengamuk.

Sejujurnya, ini pertama kalinya bagi Jasmine melihat Nagara mengamuk seperti ini. Sebelumnya, puteranya itu sangatlah pendiam dan selalu pandai mengontrol emosinya.

"Gara, kamu kenapa sayang?" Jasmine merangkul lengan kekar puteranya.

"Mana Papa, Ma?!" Balas Nagara.

"Papa masih dikantor, sayang. Memangnya kenapa, hm? Ada apa? Ayo cerita sama Mama, pelan-pelan saja." Jasmine mengusap lengan Nagara, lalu membawa cowok itu duduk disebuah sofa. Lagi, Jasmine mengusap lembut bahu anaknya, lalu memberikannya segelas air putih.

Nagara pun meminum segelas air putih pemberian dari sang Mama.

"Tenangin diri kamu, Gara. Rilex."

"Kalau sudah siap, kamu bisa ceritain semuanya sama Mama." Ucap Jasmine.

Nagara menghela napas berat, mengusap wajahnya yang berkeringat dengan gerakan kasar.

Saat ini Getha menunggu di dalam mobil, gadis itu masih belum berani dan sedang menyiapkan mental sebelum bertemu dengan Stewart's.

"Ma, Papa itu seorang pembohong besar! Dia memanipulasi banyak hal, Papa membuang adik Gara, Ma! Dia menukar adik Gara dengan bayi orang lain yang sudah mati. Papa itu sangat jahat, Ma! Dia nggak sebaik yang selama ini kita semua tahu. Gara tahu pasti Papa punya alasan kuat kenapa berbuat seperti itu, tapi sumpah demi apapun, Gara nggak akan bisa memaafkan kejahatan Papa." Perjelas Nagara menggebu.

Sekujur tubuh Jasmine terasa lemas.

"Nggak mungkin, Gara. Kamu jangan asal menuduh, Papa nggak mungkin sejahat itu sama kita, sayang." Jasmine berusaha tersenyum walaupun kedua matanya sudah berkaca-kaca, tatapan matanya pun menyorot kosong ke depan.

"Gara sudah mengetahui semuanya, Ma. Apa Mama perlu bukti? Tanyakan saja semua pertanyaan yang ingin Mama ketahui jawabannya ke Frans!"

Jasmine pun terisak, dia percaya dengan Nagara. Selama ini, puteranya adalah anak yang jujur. Kalaupun Nagara berbicara seperti itu, dia pasti sudah menemukan bukti dan fakta.

Nagara melemparkan flashdisk ke hadapan Jasmine. "Tonton rekaman video itu sampai selesai, Ma. Semua bukti sudah dikemas rapi disana."

Jasmine semakin sesenggukan, Nagara juga diam-diam menangis.

Jasmine pun bangkit berdiri, mengambil laptop yang ada di laci.

Dengan segera Jasmine langsung menonton rekaman video yang ada di dalam flashdisk yang Nagara berikan tadi. Jasmine pun semakin terisak.

"Kamu mendapatkan semua ini darimana, Gara?" Tanya Jasmine.

"Frans, Ma!" Balas Nagara.

"Setelah Gara paksa, dia akhirnya mau memberitahu Gara rahasia itu. Dia juga dulu sangat dekat dengan Papa, kan? Bahkan sampai sekarang."

Wajah Jasmine dipenuhi bercak airmata, pandangan wanita itu mulai mengabur sambil memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit.

"Gara, kamu lagi nggak bohongin Mama, kan?" Lirih Jasmine sebelum jatuh tidak sadarkan diri di sofa.

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang