"Gimana ngedate kamu kemarin?" Nagara melirik sekilas adiknya yang sedang membaca salah satu buku tebal koleksi Pusaka di perpustakaan pribadi yang terletak di lantai paling atas mansion.
"Kenapa?" balas Getha sambil melirik sekilas kakaknya.
"Tanya saja, kalau enggak mau jawab pun enggak masalah."
"Kakak sendiri sekarang sama siapa?"
"Sama kamu."
Getha memutar bola mata jengah, kini gadis itu memperhatikan kakaknya yang sedang berdiri di depan rak buku yang menjulang tinggi.
"Maksudnya, sekarang Kak Gara suka sama siapa." ucap Getha memperjelas maksudnya.
Nagara mengangkat bahu acuh. "Belum nemu yang pas."
"Katanya dulu Kakak suka sama aku, apa itu benar?"
"Iya. Kenapa?"
Getha menggeleng. "Enggak papa tanya aja, terus sekarang masih suka sama ku enggak?"
"Gak."
Getha tersenyum kecil. "Syukur kalo gitu," ucapnya sambil mengelus dada.
"Kamu pikir saya bakal sister complex gitu? enggak banget deh, kayak di dunia ini cewek cuma ada kamu aja." ketus Nagara ngegas.
"Eh, Kak. Bukan gitu."
"Ya."
"Kak Gara jangan marah dong," Getha menutup buku di pangkuannya, lalu menaruhnya pada rak. Kini gadis itu menghampiri kakaknya yang terlihat sibuk membaca deskripsi buku.
"Saya enggak marah!" jawabnya ketus.
"Enggak marah tapi kok gitu nada bicaranya."
"Ya terus saya harus bagaimana?!"
"Udah ah, males ngomong sama Kak Gara. Nanti sore aku mau langsung pulang ke Palo Alto aja." Getha menghentakan kakinya kesal, lalu keluar dari perpustakaan milik keluarganya.
Nagara menghela nafas. "Memangnya tadi saya terkesan seperti orang emosi, ya?" gumamnya pada diri sendiri.
***
"Harus banget sekarang ya, sayang? apa enggak nanti saja? atau kalau bisa kamu kuliah disini saja." Jasmine menatap sendu putrinya.
"Ma.. Getha janji nanti bakal kembali kok." gadis itu tersenyum, membuat Jasmine ikut tersenyum.
"Kalo Mama kangen kamu gimana?"
"Kita bisa video call atau Mama bisa langsung temui aku langsung, Kak Gara tahu alamat tempat tinggal ku disana kok, Ma."
Jasmine menggeleng, wanita itu memeluk erat putrinya. "Mama enggak mau..."
"Honey ssttt anak kita ingin menuntut ilmu masa kamu tahan sih?" Pusaka menghampiri istrinya, mengelus lembut pundak wanita itu berharap tangisnya akan mereda.
"Kamu juga!" Jasmine berbalik menatap Pusaka, wanita itu memukul kencang dada bidang suaminya.
"Anak mau pergi malah di dukung!" sentaknya sambil memukul kembali dada bidang suaminya.
"Gara.. cepat antarkan Getha." teriak Pusaka sambil memeluk erat istrinya.
"Ayo, Ge." ajak Nagara sambil menuntun Getha untuk masuk ke dalam helikopter pribadinya.
"Kak, tapi Mama.."
"Sudah, biarkan saja. Nanti juga Mama akan mengerti dengan sendirinya."
Getha mengangguk, lalu mulai melangkah masuk ke dalam helikopter. Matanya sesekali melihat kearah Jasmine yang sedang menangis sesenggukan di dalam pelukan Pusaka. Dan saat helikopter yang di kemudi Nagara mulai mengudara di ketinggian, Getha melihat papanya melambaikan tangan sambil tersenyum. Dan hal itu sukses membuat Getha bahagia bukan main, gadis itu pun balas melambaikan tangannya walaupun ia yakin papanya tidak dapat melihat pergerakannya karena helikopter yang di naikinya sudah terbang jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
Teen Fiction[PROSES REVISI] Ini tentang Getha Nathalia dan dunianya yang berubah 180° semenjak bertemu dengan kedua orang tua kandungnya. Di saat kerumitan di dalam hidupnya di mulai, sesosok laki-laki bernama Reygan Argara membuat kerumitan hidup yang di ala...