Pergi

26.3K 1.2K 29
                                    

Note:

Kakak2 aku minta waktunya bentar....
Pertama mau bilang klo lapak Bryan nganggur dulu ya dua sampe tiga hari gy g dpt feelnya... maafff....🙏🙏🙏🙇🙇🙇

Terus kedua.... aku mau minta tolong nih... kakak2 yg domisili di daerah jakbar yg udh selesai bikin skripsi terus pas dulu bikin skripsi analisis datanya pake SEM PLS bukan SPSS, tolong dm di wp ya kak... aku butuh bantuan buat ngerjain skripsi... klo ini blm kelar jadi suka g ketemu feelnya buat ketik lanjutan lapak ini sama lapak Bryan...😭😭😭

Tolong ya kak... please....🙏🙏🙏

Trims banyak kakak2...

Selamat membaca,

..................

Seminggu setelah Maura dan Ardan berbaikan. Ardan tidak pernah pulang ke rumah ayahnya. Dia tahu Amanda juga paman dan bibinya pasti datang ke rumah sang ayah. Ardan memilih tidur di apartment ibunya. Ardan selalu menemani Maura, menjemput dan mengantar gadis itu seperti biasa.

"Hai sayang... maaf lama," suara lembut itu membuat Ardan tersenyum.

Ardan mengecup pipi gadisnya dengan lembut. Dia mengambilkan buku-buku tebal di tangan Maura dan memasukan buku itu ke dalam bagasinya. Dia menggandeng Maura untuk masuk ke mobilnya. Dan sejak saat itu juga, Ardan selalu pergi dengan Varel atau Jim sebagai supir mereka.

"Alesha sudah pulang?" Tanya Ardan.

"Sudah. Kamu tahu, kan dia itu dijemput sama kekasihnya."

"Aku belum menyetujui mereka..."

"Sudahlah. Toh, selama ini dia menjaga Alesha dengan baik. Alesha tidak pernah diganggu siapapun sejak Keannu menolong Alesha waktu itu..."

"Menolong?"

"Hn. Alesha pernah diolok oleh mahasiswi di kampus karena mereka tahu Alesha menyukai Keannu sejak jaman SMA. Mereka terus mengolok Alesha dan hari itu aku kebetulan telat keluar dari kelas sementara Natasha sedang tidak masuk. Alesha diolok mereka di kantin."

"Lalu?"

"Keannu datang dan memeluk Alesha disana. Dia juga mengatakan kalau Alesha dan dirinya sudah menjalin hubungan sejak Alesha baru masuk SMA."

"Berani juga dia..."

Maura terkekeh. Dia menyandarkan diri di bahu Ardan. Dia mengantuk karena bergadang untuk menyelesaikan tugasnya.

"Tidurlah, nanti aku bangunkan kalau sudah sampai."

Maura mengangguk. Dia memejamkan matanya dan hanya butuh waktu beberapa menit sampai Maura terlelap dengan pulas.

Ardan tersenyum. Dia menggenggam tangan Maura yang sudah terselip cincin darinya. Ardan langsung memasangkan cincin untuk mengikat Maura dua hari setelah mereka menyelesaikan permasalahan mereka. Ardan masih ingat hari itu dia terlelap pulas dalam posisi memeluk Maura.

[DS #1] His PossessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang