Bonus Part

8.9K 440 52
                                    

Heidelberg, German,

"Jadi, kerjasama ini bisa dilakukan, kan tuan?"

Pertanyaan itu terlontar dari pria berkebangsaan German yang sedang duduk di sebuah kursi dari hotel miliknya yang nyaris bankrupt. Hanya senyum tipis yang di dapatkan oleh pria itu dari lawan bicaranya.

"Tergantung bagaimana kinerja hotel ini dan kesesuaiannya dengan yang anda tulis di proposal anda,"

"Kami berusaha melakukan yang terbaik, tuan. Hingga kami tiba pada pilihan untuk mengajukan diri untuk anda akuisisi,"

"Perusahaan kami tidak semudah itu mengakuisisi,"

Pria German itu tertunduk. Pada akhirnya, dia tidak dapat mengalahkan kehebatan sosok di depannya. Walau dari segi umur pria German itu jauh lebih tua, namun, sosok di depannya sangatlah luar biasa sampai dia tidak punya alasan untuk mengelak.

Percakapan bisnis itu terhenti saat asisten pribadi dari salah satu sosok disana mendekat ke arah mereka.

"Maaf, tuan," ujarnya berbisik.

Helaan kecil keluar. Dia berdiri dan merapikan jasnya.

"Tuan?" Tanya pria German itu.

"Maaf, tuan Noah. Sepertinya pembicaraan kita selesai disini,"

Pria itu melangkah keluar. Sementara, si pria German yang bernama Noah itu memilih mengekor di belakang. Rasa penasaran yang tinggi membuat Noah mengekor sampai suara kecil yang nampak ketakutan itu terdengar olehnya.

"Papa!"

Pria itu sedikit membungkuk saat bocah berusia lima tahun itu berlari ke arahnya. Dia mengangkat anak itu ke dalam gendongannya.

"Ada apa Ans?" Tanyanya dengan nada sangat lembut dan menggunakan bahasa negaranya.

"Takut,"

"Hm? Ansel takut pada apa?"

"Paman itu sangat menyeramkan, pa. Ansel takut,"

Tatapan pria itu langsung terlempar pada salah satu pria yang ada di depannya. Mata hitam legam itu menatap dengan datar pria di depannya. Sebelah tangannya masih mengusap punggung kecil dari anak laki-laki digendongannya. Putranya. Dia sedikit menunduk dan mencium pelipis putranya dengan sayang.

"Ma-maafkan saya tuan Dimitra, saya akan segera memecatnya," ujar Noah dari belakang.

"Dimitra, ya?" Gumam pria itu sebelum dia kembali mengangkat wajahnya dan menatap pria berbalik untuk menatap Noah yang ada di belakangnya.

"Kau sedang berbicara pada siapa? Pada leluhurku?" Tanya-nya.

Noah meneguk ludahnya. Memang kabar angin mengenai pria di depannya ini sudah dia dengar sejak jauh-jauh hari. Pria berkepala hampir 4 itu memang sangat terkenal di dataran Eropa. Anak laki-laki satu-satunya dari seorang pebisinis besar yang namanya sudah tersohor sejagat dunia. Dia, Deo Anthony Kenneth Dimitra. Putra satu-satunya sekaligus anak kedua dari Deo Ardano Kenneth Dimitra.

Pria itu kini sangat disegani di dataran Eropa. Bahkan mereka cukup segan pada nama itu.

"Tuan Deo,"

"Itu nama ayahku. Kalau kau berniat berbicara dengannya silahkan menghubunginya,"

Noah meneguk ludahnya. Keringat mulai membanjiri pelipisnya.

"Maafkan saya, tuan Anthony. Saya berjanji akan segera memecat dia,"

"Atas dasar apa?" Tanya pria itu - Anthony.

[DS #1] His PossessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang