"Mana Tony?" Tanya Ardan pada Ella.
"Masih mencari parkiran, pa,"
"Sendiri?"
"Tidak. Dengan Dion, Johan dan Ken,"
"Maaf menyela. Putramu berteman dengan mereka?" Tanya Davian.
Ardan mengangguk. "Kebetulan mereka satu kelas. Jadi mereka berteman,"
Davian mengangguk. Davian melihat pemuda yang agak mirip dengan Ardan sedang berjalan ke arah mereka bersama dengan tiga orang temannya yang kemudian berpencar mencari keluarga mereka masing-masing.
"Tega sekali, aku ditinggal!" Gerutu pemuda itu saat dia sampai. Pemuda itu merangkul leher Nia dan meletakan dagunya di atas kepala anak itu.
"Dia putramu?" Tanya Davian.
Ardan mengangguk. Baru Ardan mau mengenalkannya, dua orang pemuda bergabung bersama mereka dan memanggil Davian dengan panggilan "ayah".
"Kita mencari ayah sama bunda sejak tadi," ujar salah satu dari mereka.
Davian terkekeh. Dia dan Ardan sedikit kaget kala melihat kedua pemuda yang berwajah sama itu terkejut karena dua orang yang berbeda. Ardan langsung tahu salah satunya. Dan dia juga sedikit terkejut melihat pemuda itu ada di acara ini. Dan apa tadi? Dia memanggil Davian dengan "ayah"?
"Ardan, kenalkan. Ini anak kami, yang mukanya datar itu... ummm... maskudku yang matanya hitam legam itu anak pertamaku, Davin. Dan matanya cokelat itu adik kembarnya, David,"
Davian dan Ardan melihat tatapan David tidak berhenti terarah pada Tony dan Nia. Ardan langsung tahu kalau pria yang dimaksud Nia beberapa hari lalu adalah putra dari temannya.
"Ek-hem," Ardan berdeham kecil.
"Oh, iya! Aku belum mengenalkan putraku pada kalian, kan?"
Davian dan Viandri mengangguk.
"Dia Anthony. Anak keduaku sekaligus putraku satu-satunya. Lebih tepatnya, dia kakak kembar Nia. Makanya mereka sampai nempel begitu," ujar Ardan.
Tony melepaskan tangannya dari leher Nia dan mengulurkan tangannya ke arah Davian.
"Salam kenal om. Saya Tony,"
"Davian,"
"Salam kenal tante,"
"Salam kenal juga Tony,"
"Oh iya. Tony dan Nia kelas berapa sekarang?" Tanya Viandri.
"Sepuluh, om" sahut Tony dan Nia kompak dengan lima jari dari tangan Tony dan lima jari dari tangan Nia terpampang ke arah mereka.
Sontak saja Davian dan Viandri terkekeh.
"Loh, kalau begitu Ella kelas berapa? 12?" Tanya Viandri lagi.
Ella tersenyum jahil dan berdeham kecil.
"Tidak, tante. Saya sudah kuliah. Tahun kedua,"
Sontak saja Davin tersedak dan terbatuk kecil.
"Kenapa kamu Davin?" Tanya Davian heran.
"Nggak apa-apa, yah,"
Ella menahan tawanya dan berujung dia terkekeh pada akhirnya.
"Maaf ya kak. Waktu itu aku nggak bilang sama kakak. Habisnya kakak semangat banget sih. Lagian juga, yang deket sama adiknya kakak tuh bukan aku tapi yang itu tuh!" Ujar Ella sambil menunjuk ke arah Nia yang kembali dirangkul Tony.
"Loh? Sebenarnya ada apa ini?" Tanya Viandri heran yang diangguki Maura.
"Mama inget nggak waktu Ella ke kantor papa dan pulang dengan bawa kue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS #1] His Possession
RomanceCerita ini merupakan cerita keluarga Dimitra Series bagian pertama Tampan? Sudah pasti Kaya? Bukan main IQ? Di atas rata-rata Dialah si Tampan nan Arogan yang pertama dari keluarga Dimitra. Putra sulung dari keluarga Dimitra yang kepintarannya di a...