Ardan berjalan bersama anak perempuannya untuk turun ke bawah. Permasalahan kecil mereka dan kepanikan Ardan di kamar tadi sudah menghilang saat anak itu mengucapkan maaf. Ardan malah terkekeh kecil saat mendengar "maaf" dari putrinya.
"Iya begitulah pokoknya. Boleh ya Mara, kalau Ella aku pinjam dua hari? Ya? Ya?"
Suara itu membuat Ardan langsung menggendong Ella dan berjalan menuju ke ruang tamu. Benar dugaannya. Adik kembarnya tengah berbincang dengan istrinya.
"Kalau itu aku tidak berani memberi izin, kak,"
"Mara..."
"Kakak tahu, kan kalau Ella itu kesayangan ayahnya. Jadi, kalau kakak mau membawanya menginap, ya harus dengan izin ayahnya dan kemauan Ella sendiri,"
Ardan tersenyum saat mendengar jawaban istrinya pada adik kembarnya. Ardan meraih pinggang Maura dan mencium pelipis istrinya dengan mesra.
"Ada apa Arman?" Tanya Ardan.
"Kak, aku pinjam Ella sebentar ya?"
"Ella?"
"Iya. Dua hari saja,"
"Untuk apa?"
"Jadi, begini. Entah kenapa barusan saja, Natasha menelponku dan meminta agar Ella menginap di rumah kami. Karena itu, kak, Ella boleh ya menginap di rumah kami,"
Ardan mengerutkan alisnya. Arman tahu kakaknya tidak akan setuju dengan mudah jika menyangkut urusan Ella.
"Kak, please... kakak mau punya keponakan yang ileran terus?"
"Hmmm... mungkin lucu juga,"
"Kak!"
Ardan senang melihat adiknya frustasi. Dia memang sangat senang melihat Arman kelimpungan menuruti kemauan istrinya. Bukannya jahat tapi, Arman duluan yang melakukan itu padanya.
"Bagaimana ya?"
Arman menoleh ke arah Maura meminta bantuan.
"Sayang," panggil Maura dengan tangan yang sudah terulur untuk mengusap rahang tegas Ardan.
"Ya?"
Ardan membiarkan Maura mendekatkan kepalanya ke kepala Ardan. Maura membisikkan sesuatu hingga Ardan tersenyum puas.
"Baiklah," ujar Ardan menbuat Arman penasaran.
Ardan menoleh ke arah Ella. Dia membisikkan sesuatu pada Ella dan bocah perempuan itu tertawa riang.
"Janji?" Ella mengulurkan jari kelingkingnya.
"Janji," jawab Ardan dengan yakin sambil mengaitkan jari besarnya ke jari mungil Ella.
"Ya sudah. Ella mau menginap di yumah om Ayman,"
"Baiklah, ayo pilih pakaianmu dan bawa boneka kesayanganmu," ujar Ardan.
"Apa yang Maura bilang padamu kak?" Tanya Arman saat Maura dan Ella sudah beranjak ke lantai dua.
"Mara? Dia mengajakku babymoon selama Ella di rumah kalian,"
"Babymoon? Kemana?"
"Di rumah saja,"
"Oh..."
............
"Iya... uhh... disanahh sayanghh... oh ya Tuhan, kenapa kamu hebat sekali sih... mmhhh..."
"Disini?"
"Iyahh..."
Ardan tersenyum dan mengangguk. Dia menekan lagi pada tempat yang Maura katakan enak. Ardan membuat Maura terus mendesah keenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS #1] His Possession
RomanceCerita ini merupakan cerita keluarga Dimitra Series bagian pertama Tampan? Sudah pasti Kaya? Bukan main IQ? Di atas rata-rata Dialah si Tampan nan Arogan yang pertama dari keluarga Dimitra. Putra sulung dari keluarga Dimitra yang kepintarannya di a...