Ardan turun di sebuah rumah sederhana. Jim pernah mengatakan rumah itu miliknya disana. Jim menggeser pot bunga di depan dan mengambil kunci cadangan yang memang Jim letakan disana. Ardan memasuki rumah itu. Rumah sederhana itu tidak memiliki banyak barang.
Kaki Ardan melangkah naik ke lantai dua. Dia membuka kamar yang Jim beritahu padanya. Ardan masuk ke dalam kamar itu dan membuka lemari baju. Dia menarik sebuah koper keluar dan meraba sudut terdalam lemari itu. Mendapatkan apa yang dia cari, Ardan menariknya. Sebuah tempat senjata yang tersembunyi di dalam lemari.
Ardan mengambil beberapa pistol dan membawa satu stel pakaian baru. Dia mengembalikan koper itu pada tempatnya. Ardan melangkah ke arah meja kerja. Dia menarik laci meja dan mengambil sebuah kunci dari sana. Ardan turun dan mengunci pintu rumah itu. Dia berjalan ke garasi dan memasuki sebuah mobil berwarna hitam. Ardan suka mobil itu. Mobil yang cukup bagus dan berguna.
"Kau berani menyentuh mereka Carrel. Jika dulu aku membiarkanmu, kali ini aku akan membuatmu merasakan apa yang adikku rasakan,"
Ardan mengemudikan mobilnya keluwr dari rumah itu. Ardan menuju ke tempat dimana Carrel bersembunyi. Ardan melihat sebuah gubuk disana. Di kedat hutan.
"Hey, Deo,"
Ardan menoleh saat sapaan itu menyambutnya. Dia melihat Carrel ada disana. Dengan sebuah senapan di tangannya.
"Aku kira kau akan melarikan diri," ujar Ardan dengan bahasa inggris yang cukup fasih.
"Melarikan diri? Aku? Kau bercanda?"
"Seingatku, terakhir kali kita bertemu kau melarikan diri. Kau tahu itu,"
Ardan duduk manis di atas kap mobil. Dia menatap santai ke arah Carrel. Carrel meletakan senapan itu di tanah.
"Bagaimana kalau kita lihat siapa yang lebih baik di antara kita?"
"Tidak dengan senjata?"
"Tidak dengan senjata,"
Ardan mengangguk. Dia memasang kuda-kuda dan menghindar saat Carrel menyerangnya. Ardan menghindari tendangan Carrel. Dia meninju rahang bawah Carrel dengan mudahnya. Carrel mundur beberapa langkah. Dia meludahkan darah dari mulutnya.
"Cukup baik untuk ukuran seorang calon polisi," ujar Carrel.
Ardan melangkah maju. Dia menendang Carrel dan pria itu berhasil menghindar. Tidak berhenti Ardan terus menyerang Carrel. Adu tinju dan adu kaki itu terus terjadi tanpa ada yang bisa memisahkan mereka. Sedikit banyak badan mereka mulai memiliki tanda kebiruan.
Bugh!
Ardan terjatuh ke belakang. Carrel menindihnya. Pria itu menekan leher Ardan dengan sebelah tangannya sementara sebelah lagi mengambil pisau dari sakunya. Tangan Ardan dia tahan dengan kakinya. Ardan memberontak. Dia meloloskan sebelah tangannya dan memukul Carrel. Carrel sendiri sibuk menahan pergerakan Ardan menghunuskan pisaunya ke Ardan.
Dorr!
Badan Carrel ambruk. Ardan menyingkirkan badan Carrel dari dirinya. Ardan berdiri dan menjejalkan pistol itu ke tangan Carrel. Carrel sudah tidak berdaya. Tembakan Ardan tadi sudah mengenai jantungnya walau hanya sedikit.
"Kau berani menyuruh orang mencelakai adikku, kau harus membayarnya Carrel, harus!"
Ardan mengarahkan tangan Carrel yang memegang pistol ke pelipis pria itu sendiri. Ardan menekan telunjuk Carrel yang ada di atas pelatuk dan peluru itu langsung masuk ke kepala Carrel. Ardan tahu Carrel tidak akan langsung mati. Jadi, dia memakai sarung tangannya dan menyeret Carrel ke sebuah pohon. Dia mengikat Carrel disana dan mengambil ponsel serta pistol itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS #1] His Possession
RomansaCerita ini merupakan cerita keluarga Dimitra Series bagian pertama Tampan? Sudah pasti Kaya? Bukan main IQ? Di atas rata-rata Dialah si Tampan nan Arogan yang pertama dari keluarga Dimitra. Putra sulung dari keluarga Dimitra yang kepintarannya di a...