Lalai

39.7K 1.9K 11
                                    

Ardano berdiri di depan gedung sekolah adiknya. Dia mengira akan ada acara kelulusan nyatanya hanya pentas seni untuk mengisi waktu kosong pasca ujian saja. Ardano datang dengan kemeja hitam yang melekat sempurna di badan atletisnya

"Kakak..." teriak Alesha girang

Ardano melihat adiknya berlari mendekat ke arahnya dan memeluk dirinya

"Kakak sudah dari tadi?" tanya Alesha

"Belum lama. Baru saja sampai"

Alesha mengangguk dan menoleh ke samping. Dia menatap seseorang di belakang sang kakak yang berdiri dengan buku kecil di tangannya

"Dia siapa kak?" tanya Alesha

"Dia itu asisten kakak. Namanya Jim"

Alesha hanya mengangguk paham. Tak lama Ardano melihat mobil SUV hitam berhenti di sebelah mobilnya dan dari sana keluar sosok yang sangat mirip dengan Ardano

"Kak Arman? Kok kakak bisa ada disini? Katanya sibuk" tanya Alesha heran

Ardano hanya diam dan mengusap puncak kepala adik bungsunya. Armano juga hanya tersenyum dan tak lama satu lagi mobil datang dan berhenti di sisi kiri mobil Ardano

"Tumben nongol" ujar Armano singkat saat pemilik mobil itu keluar

"Berisik nih kak Arman!" gerutu pria yang juga sangat mirip dengan kedua orang yang sudah berdiri di dekat Alesha

"Kak Arsen..." panggil Alesha sambil menghambur ke pelukan Arseno

"Kok lo gak bawa Natasha, kak?" tanya Arseno dengan tangan yang sibuk mengusap rambut adiknya dan Armano cuma menggindikan bahu

"Katanya nyusul nanti" ujar Armano pelan

Benar saja tak lama sebuah taksi berhenti dan keluarlah sesosok gadis cantik dengan pakaian formal dan rambut digelung tinggi

"Maaf telat..." ujar gadis itu

Alesha seperti lupa dengan sosok ketiga kakaknya. Dia malah langsung menarik gadis yang baru saja datang itu untuk ikut dengannya ke dalam

"Ya ampun... Kita diajak tapi, kita ditinggal" gerutu Arman dan kedua kembarannya hanya bisa terkekeh kecil melihat kelakuan adik bungsu mereka

Ardano melihat Arman, adiknya tengah merangkul pinggang gadis yang tadi baru datang itu dengan possessive

"Lihat mereka baby, mereka mau menggodamu. Padahal mereka semua masih bocah..." gumam Arman di telinga gadisnya

"Diamlah Gio. Adikmu nanti marah kalau tahu kakaknya menghajar teman satu sekolahnya" ujar gadis itu sambil mengusap punggung tangan Arman

"Natasha..." rengek Arman pelan

"Aku tidak kemana-mana sayang... Sudah jangan merajuk begitu..." bisik gadis cantik itu

Natasha menoleh ke samping kirinya saat merasakan bahunya terangkul dari kiri

"Kalau dia menyebalkan buatmu, pergi denganku saja Nat" ujar Arsen iseng

Tuk!

"Berhenti mengganggu kakakmu... Kalau Arman menghajarmu aku tidak membantu" ujar Ardano setelah sebelumnya dia mengetuk pelan kepala kembarannya

Jujur saja Ardano tidak nyaman saat para teman-teman Alesha menatapnya seolah mau menelannya hidup-hidup

"Anak SMA itu menyusahkan..." gumam Ardano

Ardano melihat Jim mendekat. Jim membisikan sesuatu dan Ardano mengangguk paham. Ardano mencari Alesha untuk pamit pada adiknya

"Yah kakak..."

"Maafkan kakak sayang... Kakak janji akan datang ke acara kelulusanmu nanti" Ardano membujuk adiknya

Dengan berat hati Alesha mengangguk. Alesha memeluk kakaknya dan mencium pipi sang kakak

"Hati-hati di jalan"

Ardano mengangguk. Dia juga pamit pada kedua kembarannya dan dia segera keluar menuju parkiran. Baru juga dia keluar dari pelataran parkir, telepon dari Natasha masuk ke dalam ponselnya

"Kenapa Nat?"

Mendengar jawaban Natasha membuat Ardan meremat ponselnya

"Berhenti." titah Ardan pada pengawalnya

Ardan turun dan langsung kembali ke dalam. Dia melihat Alesha dalam keadaan basah kuyup dan terduduk diam sudut aula. Mata Ardano melihat ke sekeliling dan menemukan para kembarannya yang sedang memukuli beberapa siswa sementara Natasha sendiri sedang menahan Arman untuk tidak bertindak kasar

"Jim!" panggil Ardan dan seketika sepuluh orang berseragam hitam menahan para siswa itu

"Alesha.." panggil Ardan dan Alesha malah menepis tangannya yang terulur pada sang adik

Jelas saja kemarahan timbul di hati Ardan. Ardan menekan kemarahannya demi adiknya. Saat ini Alesha lebih penting buatnya

"Dek..." panggil Ardan pelan dan lembut selembut bulu angsa

Alesha mendongakan kepalanya dan langsung menghambur memeluk kaki Ardan. Ardan melepaskan tangan Alesha dari kakinya dan dia berjongkok di depan Alesha, menarik Alesha ke dalam pelukannya

"Kak... Aku takut..." cicit Alesha

"Sshussh.. Jangan takut! Ada kak Ardan, Kak Arman dan kak Arsen. Kita akan jagain kamu" ujar Ardan menenangkan

Ardan mengambil jas milik Arman yang terulur di depannya. Dia memakaikan jas itu ke badan adiknya

"Jangan nangis, dek! Kamu tahu kakak paling nggak bisa lihat kamu nangis..."

Alesha paham maksud kakaknya. Dia tahu ketiga kakaknya sangat menjaganya. Bahkan dulu hanya karena Alesha tertinggal bus, Kedua kakaknya pulang dari luar negeri hanya untuk menjemputnya bersama Arman yang memang ada di Indonesia saat itu. Alesha tahu kalau dia terus menangis, Ardan yang saat ini tenang akan kehilangan ketenangannya dan menghajar temannya lebih sadis dari yang Arman dan Arsen lakukan. Tapi, Alesha tidak bisa menghentikan air matanya

"Baiklah, cukup... Kalau kamu sampai menangis seperti ini,  itu artinya siapapun pelakunya tidak lagi pantas ada di dunia" ujar Ardan

Arman dan Arsen hanya menggeser badan mereka agar sang kakak bisa melihat siapa pelaku yang membuat Alesha menangis tanpa bisa berhenti dengan badan gemetar ketakutan

Gigi Ardan bergemelatuk karena terlalu kesal. Arman dan Arsen tahu setelah ini keempat orang yang mereka berdua hajar kemungkinan akan langsung masuk ICU atau liang lahat? Yang jelas Arman dan Arsen menyeringai saat tahu sang kakak mulai kehabisan stok kesabarannya

"Kak... Jangan..." lirih Alesha

"Dia membuatmu seperti ini dan kamu masih membelanya?" tanya Ardan dengan nada yang mulai berubah

Alesha mencengkram bagian depan kemeja kakaknya dengan erat. Berusaha mencegah kakaknya menghajar teman-temannya

"Lepas Alesha, biar kakak beri mereka sedikit pelajaran untuk tidak mengganggumu"

Alesha mencengkram semakin erat. Bahkan tidak mau lepas

"Alesha mau pulang kak..." pintanya lirih

"Pulanglah duluan dengan Arman dan Arsen"

Alesha menggeleng kuat

"Alesha mau sama kakak... Kakak membuat Alesha merasa Alesha aman... Cuma kakak yang sama dengan papi. Kak Arman dan Kak Arsen nggak"

Ardan menghela berat. Dia menyuruh Jim menahan keempat anak itu. Sementara Ardan menggendong Alesha dan membawanya pulang bersama dengan kedua adik kembarnya dan Natasha

"Maaf. Harusnya kakak nggak pergi tadi. Kakak lalai menjaga kamu"

[DS #1] His PossessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang