Give Back My Son

18.5K 991 24
                                    

"Terima kasih kak Ardan," ujar Natasha saat kedua orangtuanya sudah pergi dari koridor itu.

Ardan langsung menoleh dan menatap ke arah Natasha dengan raut heran yang kentara begitu pula Alvaro.

"Ardan?" Tanya Alvaro heran.

Ardan terkekeh dan mengacak rambutnya sendiri. Dia menarik dasi yang mengikat di lehernya juga melepaskan cufflinks dari lengan kemejanya.

"Kamu sadar ternyata," ujar Ardan.

"Loh?" Alvaro masih nampak heran.

"Ini Ardan, pi. Anak nakal itu masih ada di kamarnya dan tidak berpindah kemana pun. Atau mungkin dia baru kembali dari ruang rehab?" Ujar Ardan menjelaskan.

"Astaga! Kamu benar-benar. Pantas saja, Arsen bilang kamu bisa meniru kedua adik kembarmu dengan sangat baik,"

Ardan terbahak kecil. Dia mengusap puncak kepala Natasha dengan perlahan.

"Nat, ucapan yang tadi aku katakan padamu itu nyata. Itu perasaan Arman yang sebenarnya. Anak itu hanya takut karena itu, dia mengatakan hal itu padamu dulu,"

"Takut?"

Ardan mengangguk. "Dia takut dia-"

"Gio..." panggilan kecil dari bibir Natasha membuat Ardan menghentikan ucapannya.

Di belakang Ardan, Arman terduduk di kursi rodanya dan tengah menatap ke arah Natasha. Ardan langsung berbalik dan tersenyum pada adik kembarnya. Tangan Ardan teracung pada adiknya dan memberikan jari jempol pada adiknya.

"Mara, ayo kita ke kantin!" Ajak Ardan pada sang istri.

"Eh? Tapi, kamu-"

"Aku mau bermanja padamu sekaligus mau meminta maaf padamu, Mara,"

Maura mengerti maksud suaminya. Dia mengangguk kecil.

"Papi ikut," ujar Alvaro.

"Alesha ikut! Kak Arsen ayo ikut!"

Arsen mengangguk. Mereka meninggalkan Natasha bersama dengan Arman. Alvaro menepuk bahu Arman saat dia melewati anak keduanya itu. Hal yang sama dilakukan oleh, Arsen, Alesha, Maura dan terakhir Ardan. Ardan membungkukan sedikit badannya dan mendekatkan wajahnya ke telinga Arman.

"Selesaikan dengan baik, aku tidak akan membantumu lagi kalau kamu tidak memperlakukannya dengan benar!" Gumam Ardan pada Arman.

"Thanks kak,"

"Hn,"

Ardan kembali berdiri dan berjalan menjauh. Tapi, dia berhenti sejenak dan berbalik.

"Nat,"

Natasha mengangkat kepalanya menatap Ardan.

"Ingat apa yang aku bilang tadi. Apa yang aku katakan itu jujur adanya,"

Natasha mengangguk dan Ardan kembali melanjutkan langkah kakinya. Ardan duduk di salah satu kursi dan kini ayahnya tengah menatapnya dengan sangat lekat.

"Papi..." Ardan memanggil ayahnya. Dia tahu ayahnya memiliki banyak hal untuk dikatakan padanya.

"Papi masih tidak habis pikir. Kalau masalah menolong Natasha, papi tahu. Tapi, kamu menyamar menjadi Arman? Itu sangat berbahaya Ardan. Apa kamu sadar dengan hal itu?"

Ardan mengangguk kecil. "Ardan paham kalau papi takut saingan bisnis perusahaan Luzuar akan melukai Ardan. Papi takut mereka percaya kalau Ardan adalah Arman dan mereka melukai Ardan. Tapi pi, menolong Natasha hanya bisa dengan cara itu saja. Kalau aku tidak muncul sebagai Arman, kedua orang tua Natasha akan mengira Natasha anak nakal yang mengganggu rumah tanggaku dan Mara,"

[DS #1] His PossessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang