Prolog

74.6K 1.5K 35
                                    

Warning!!
Sekedar mengingatkan kalau Wattpad lagi error, bab-nya jadi nggak urut. Untuk bab 7 dan 8 tiba-tiba error, kadang jadi di bawah, kadang jadi di atas. Jadi pastikan bab nya dulu sebelum membaca biar ceritanya nyambung.
=======
"Kamu bercanda kan Dev?! Jangan gitu ah, nggak lucu tau!" ucap cewek cantik itu sambil terus menggelayut manja di bahu Devano yang sekarang tengah menyandarkan tubuhnya di pintu mobil BMW hitam miliknya.

Devano seakan risih dengan tingkah cewek yang bernama Sheilla itu. Sontak dia menjauhkan tubuhnya dari tubuh Sheilla yang sejak tadi masih menggelayut sambil menyenderkan kepala ke pundaknya, Devano menatap mata Sheilla lekat-lekat. "Gue serius!" tegas Devano. "Mulai sekarang lo nggak usah nyariin ataupun deket deket gue lagi," lanjutnya sebelum memutuskan untuk pergi, namun tangannya dicekal oleh Sheilla yang membuatnya terpaksa mengurungkan niat.

"kamu kenapa Beb? Apa aku ada salah sama kamu? Atau jangan-jangan kamu mau ngasih kejutan ke aku? Dua minggu lagi kan kita Aniv satu bulan, ouh ketauan kan! kam---"perkataan Sheilla terpotong oleh suara lantang yang didominasi dengan suara serak serak basah khas Devano.

"Pleasee! Gue serius, lo nggak usah ngarep! Lo tau gue dan lo juga tau resikonya dari awal kalau lo pacaran sama gue kan? Dan sekarang lo harus terima resikonya, dan mungkin lo udah tau alasannya. Klies kok, gue bosen sama lo," ucap Devano dengan nada santai yang seakan sedang tak terjadi apa apa. Sedangkan Sheilla hanya menatap Devano dengan wajah tak percaya, matanya mulai berkaca-kaca.

"Secepat ini? Aku cinta sama kamu Dev, aku nggak bisa hidup tan--"

"Terus?"

"Dasar Berengsek!" cecar Sheilla sambil menghapus butiran air mata yang terus menetes membasahi pipinya, dia berniat pergi namun Devano terlebih dahulu menarik pergelangan tangannya dan mengukung tubuhnya ke mobil.

"Berengsek? Yeahh itu emang gue, tapi gini-gini lo juga suka sama gue dan dengan berani lo nembak gue di tengah lapangan basket pas gue waktu latian, your amazing Beib, Upss! Sorry Sheilla maksudnya," ujar Devano yang berhasil membuat Sheilla gemetar bukan main, jaraknya dengan Devano dekat bahkan sangat dekat sampai-sampai dia bisa mencium aroma mint dari napas Devano ditambah lagi dengan bau maskulin dari tubuh Devano yang mampu membuat Sheilla tak berdaya.

Sheilla terus mendorong tubuh jangkung Devano agar dia bisa pergi, namun apa daya dia tak lebih kuat dari Devano. Malu? Menyesal? Pasti, karna faktanya memang Sheilla lah yang menembak Devano terlebih dahulu, memang sedikit terdengar murahan namun hal itu sudah biasa terjadi di International High School, Sheilla entah Cewek keberapa yang menembak Devano namun Sheilla sedikit beruntung karena dia diterima itupun karena dia cantik, dia juga pandai, karena itulah Devano menerimanya. Namun memang ada kesepakatannya terlebih dahulu, "gue bisa putusin lo kapanpun yang gue mau." begitulah perkataan Devano yang langsung disetujui oleh Sheilla waktu itu.

"Lo mau apa lagi sih Dev! Gue mau pergi!" sergah Sheilla sambil terus mendorong tubuh Devano.

"Gue mau ciuman terakhir gue," ucap Devano yang berhasil membuat Sheilla membelalak hebat, belum sempat Sheilla menjawab Devano sudah...

Cupp!

Satu kecupan mendarat di bibir mungil Sheilla. Devano memasang ekspresi yang sulit diartikan sedangkan Sheilla masih terkejut atas apa yang baru saja terjadi.

Plakk!

Satu tamparan mendarat di pipi Devano.

"Shit!" umpat Devano sambil memegang pipinya yang terasa panas akibat ulah Sheilla.

Devano menatap punggung Sheilla yang semakin lama semakin jauh, dia tersenyum miring sebelum akhirnya memutuskan masuk ke mobil Bmw hitamnya dan sejurus kemudian Bmw hitam itu sudah melesat ke jalanan kota Jakarta yang padat.
Tbc!
Jangan suka menyimpulkan cerita cuman dari prolognya aja.
Cerita ini nggak akan mungkin bisa kalian tebak kalau kalian cuman baca prolognya.
Mangkanya next dulu ke bab selanjutnya:")
Salam

Sera-Seri

Revano [#1 SAVAGE SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang