HELLO, REVANO DATENG LAGI...
AKU KESAL BANGET NIH KARENA WATTPAD ERROR DAN JUMLAH READER DI PART SEBELUMNYA NGGAK ADA.. TAPI YA UDAHLAH NGGAK PAPA.. YANG PENTING KALIAN BISA TETEP BACA.TOLONG SAMPAIKAN PESAN KALIAN BUAT:
~REINA
~DEVANO
~AUFA
~DLLJANGAN LUPA VOTE KOMEN JUGAA.... INI PANJANG BTW, LEBIH PANJANG DARI SEBELUMNYA.
KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA GENGSS... KARENA KOMEN KALIANLAH SEMANGAT AKU❤
=============
"Jangan ngerendahin diri cuman karena pengen di puji."
======
Pagi ini masih sama seperti pagi-pagi sebelumnya, Aufa datang menjemput Reina untuk berangkat ke sekolah bersama. Ketika mereka berpisah di parkiran sekolah Aufa menahan pergelangan tangan Reina.
"Sayang," ujar Aufa sambil menahan pergelangan tangan Reina.
"Apa?"
"Nanti pulang sekolah aku nggak bisa anterin kamu pulang--"
"Nggak papa," potong Reina, bahkan sebelum Aufa menjelaskan panjang lebar kepadanya.
"Beneran, nggak papa? Soalnya aku ada kumpulan sama anak-anak di basecamp, takutnya kalau aku ngajak kamu, kamu nggak nyaman," terang Aufa, masih dengan posisi yang sama.
"Nggak papa, aku bisa pulang sendiri naik gojek," tegas Reina meyakinkan.
"Benaran?" Aufa masih juga meragu.
"Iya sayang...." jawab Reina yang membuat senyum di bibir Aufa terbit.
"Makasih sayang, pengertian banget deh!" ujar Aufa sambil mengacak rambut Reina, hingga membuat sang empunya kesal.
"Ih!!" protes Reina sambil memanyunkan bibirnya.
"Yaudah, kamu ke kelas sendiri ya? Aku mau ke ruangannya Pak Haris, ada urusan. Selamat belajar, princess!" kata Aufa sebelum berlalu pergi meninggalkan Reina di parkiran sekolah.
=============
"REINA FARA ARDILLA!! Lo denger gue nggak sih!" tegur Amelia yang membuat Reina tersadar dari lamunannya.
"Apa?" balas Reina tak acuh, sedari tadi pikirannya hanya di penuhi oleh bayang-bayang Devano. Sejak chat kemarin, Reina jadi sering kepikiran Devano lagi. Padahal, sejak pacaran dengan Aufa ia sudah berusaha mati-matian untuk menghapus Devano dari pikirannya. Namun, ternyata menghapus memori tentang seseorang yang di cinta itu nggak mudah.
"Lo nggak denger gue tadi ngomong apa?" tanya Amelia yang di balas gelengan kepala oleh Reina.
"Ih! Au ah kesel gue!" rajuk Amelia namun, sayangnya Reina tak peduli akan hal itu.
"WOY! LO SEMUA MAU DI MARAHIN PAK HARIS MASIH DUDUK-DUDUK MANJA DI KELAS PAS JAM OLGA?!" teriak Aril lantang dari ambang pintu kelas.
"Iya, iya. Kita habis ini ke sana kok," jawab Lidia ogah-ogahan.
"Ih! Jadi double kesel deh gue! Siapa sih yang ngasih olahraga di jam pertengahan kayak gini, udah harus ganti baju, panas-panasan, nanti ganti baju lagi, dan gurunya killer minta ampun!" gerutu Amelia di sepanjang perjalanan menuju lapangan.
"Udahlah Li, jalanin aja nggak usah rewel! Kalau nggak mau ikut olahraga ya mending tadi di kelas aja sambil main hp, entar tinggal di alfa. Gampang kan?!" celetuk Rayya yang mulai jengah karena mendengar suara cempreng Amelia yang, ganggu banget itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revano [#1 SAVAGE SERIES]
Teen FictionSAVAGE SERIES x Devano Kafka Follow dulu sebelum membaca:") TIDAK ADA REVISI SAMA SEKALI. Highestrank #1 in Bencijadicinta (22/08/2019) #1 in Posesifboy (Awal September) #1 in Kenakalanremaja (17/09/2019) Percaya deh, ini cowok yang kalian eluh...