Chapter 34 ] Cabe

9.9K 418 35
                                    

Selamat malam minggu buat kalian para jomblo yang gabut di rumah sambil mantengin HP:v
Daripada nungguin dia yang nggak pernah ngasih kepastian mending ketemuan sama Devano aja yakan😂
Eh tp nggak ada Devano deng:v
QNA-nya sebentar lagi aku post.
Gercep yang mau nanya.
Sebelum baca Komen dan Vote dulu,ingat!
Happy reading❤
========

"Syirik itu tanda tak mampu.Terus kalau cemburu?Tanda tak laku?Ups..."

======

Reina berjalan menyusuri koridor kelas Ips yang sudah ramai.Kalau tidak karna perintah konyol Devano pasti Reina lebih memilih berjalan memutar melewati kelas bahasa untuk pergi ke kelasnya.Namun karna dia akan memberikan tugas mtk dan biologi Devano kemarin dia terpaksa melewati koridor Ips yang dipenuhi dengan cowok-cowok bad yang sedang nongkrong di depan kelas.

"Cuit!Cuit!Sini sama gue,nggak sakit kok!"

"Makin cantik aja deh Rei,"

"Auto target baru nih!"

"Hey cantik senyum dong."

Reina menghiraukan suitan dan godaan para Playboy kelas kakap itu dan terus berjalan menuju kelas Ips 3.

Sesampainya di depan 11 Ips 3 Reina sedikit canggung untuk masuk ke dalam,mengingat kalau Ips 3 dihuni oleh para Cecan sadis.Amandasya,lutphie,Berlian dan masih banyak lagi.

Dia sedikit celingukan saat sampai di ambang pintu kelas Ips 3,tatapannya mengedar di setiap sudut kelas itu namun dia tak melihat Devano sama sekali.

"Kenapa?!"tegur cewek berambut curly gantung itu ketus.Reina sedikit terjingkat saat mendapatkan teguran dari cewek itu."Kenapa harus ketemu sama Amandasya sih." batinnya.

"Mau ketemu sama Devano?Ada nggak?"tanya Reina mencoba senetral mungkin.

"Guys,ada yang mau ketemu sama Devano nih!"teriak Amandasya yang membuat semua pasang mata yang ada di kelas Ips 3 menatap kearah Reina.

"Siapa Sya?"tanya Lutphie,salah satu teman dekat Amandasya sambil berjalan mendekat kearahnya.

"Nih,sang ketua osis kita yang selalu di puja-puja,"jawab Amandasya dengan nada sindiran yang amat kentara.Reina mengatur napasnya mencoba mengatur emosi.

"Oh ni cewek."Lutphie menatap Reina dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Ngapain nyari Devano?!"ketus Berlian sambil melipat tangannya di depan dada.

"Ada perlu,emang salah?"tanya Reina dengan nada santai,berbeda dengan tiga cewek di depannya yang kelewat nge-gas.

"Sok-sok an ada perlu!Lo kalau mau ganjen jangan ke Devano!Sadar diri lah!"maki Amandasya yang membuat Reina tercengang.

"Tau!Lo itu seharusnya mikir dong pake otak,lo tau kan kalau Devano itu udah punya Sheilla terus kenapa lo masih kegatelan!"timpal Lutphie tak kalah pedas.

"Syukur lo masih berurusan sama kita!Kalau sampai si Sheilla tau,bisa mati lo!"tegas Berlian.

Reina menghembuskan napasnya kasar,dia masih mencoba mengatur emosi lantaran percuma saja dia melawan genk cabe di depannya.Tak kan pernah ada habisnya.

"Kenapa lo diem aja?!Gagu ha?!"

Reina tersenyum sambil menatap kearah Amandasya.

"Udah?Yaudah,"ucap Reina sambil berlalu pergi begitu saja.Tak mempedulikan genk cabe yang masih setia menatapnya dengan tatapan geram.

"Awas aja lo!"ancam Amandasya.

Reina memutar bola matanya malas.Masih pagi udah sarapan hujatan dari mulut pedas genk cabe.

Saat dia baru saja selangkah masuk kelasnya,teriakan melengking Lidia membuatnya makin kesal.

"OMG REINA!!MAKSUD LO APA HA?!NGIRIMIN GUE CHAT KAYAK GINI!!!"teriak Lidia nyaring nan melengking.

"Berisik?"celetuk Reina sambil duduk di bangkunya.

"Ih lo kok gitu sih Rei,lo tau nggak sih betapa syok-nya gue pas baca chat dari lo!Sumpah gue nggak rela bin nggak rela kalau lo sama A----"Lidia menghentikan orasinya saat Naufal mulai buka suara.

"Udah Lid udah!Lo nggak tau wajahnya si Reina ditekuk kek gitu,"potong Naufal.

"Lo kenapa sih Rei?"tanya Lidia.

"Hhhh......Sumpah lo tau nggak sih kalau barusan gue habis di cocotin sama genk cabe nya Ips 3,"ujar Reina yang membuat Lidia membelalak hebat.

"Hah?!Sama genk nya si Amandasya?!Yang bener aja lo Rei,"ucap Lidia tak percaya.

"Oh si Amandasya yang make up nya setebel kaki gajah itu?"timpal Naufal.

"Iya,gue tadi ke kelas Ips 3 cuman mau ngasih bukunya si Devano sialan itu.Tapi pas sampe sana malah ketemu sama genk cabe,"tukas Reina.

"Bukunya si Devano?"Naufal menautkan kedua alisnya bingung.

"Ih!Pokoknya Devano itu nyuruh gue buat ngerjain tugasnya,"

"Yaelah,"

"Terus Amandasya nggak ngancem lo buat bilang ke Sheilla kan?!Bisa parah urusannya kalau udah berkaitan sama Sheilla mah,"kata Lidia dan Reina hanya menghembuskan napasnya kasar.

"Males banget gue harus ngadepin mereka,"ucap Reina.

"Lo tau kan se-sadis apa Sheilla?Gue aja udah ngeri bayanginnya,"

"Gue tau,ta--"

"Reina,"panggil seseorang dari ambang pintu membuat perkataan Reina terjeda.

"Apa Cha?"tanya Reina,saat Acha tengah berjalan kearahnya.

"Dipanggil pak Ekso,"jawab Acha.

"Di?"

"Ruangannya lah,"

"Gue sendiri?"

"Iya,cepet kesana,"

"Anterin gue kek,"

"Nggak!Habis ini kan udah bel masuk,"

"Lid temenin,"pinta Reina sambil memasang wajah semelas mungkin.

"Nggak!Habis ini kan jam nya Bu Wiji,bisa mati gue kalau mabal,"jawab Lidia.

"Bilang aja temenin Reina ke pak Ekso,"ucap Reina.

"Kayak nggak tau Bu Wiji aja lo Rei,pasti ending nya juga bakal di skak.Kan yang ada urusan lo bukan Lidia,"kata Naufal yang disetujui oleh Lidia.

"Yaudah kali Rei sendiri aja,kayak baru pertama jalan sendiri aja lo,"ujar Acha yang membuat Reina menghembuskan napasnya kasar.

"Yaudah lah,"putus Reina.

Dia berjalan sendiri menyusuri koridor kelas Ipa untuk ke ruangan Pak Ekso yang terletak di sebelah kiri ruang Tata Usaha.Pak Ekso sendiri adalah singkatan dari Eko Santoso nanti dikira EXO boy band Korea lagi:v

Lima belas menit berlalu Reina sudah keluar dari ruangan pak Ekso.Dia tadi hanya membahas seputar urusan Disnatalies IHS.

Reina memilih lewat jalan pintas agar sampai lebih awal di kelasnya,dia lewat koridor ruang olahraga yang sepi lantaran semua murid sudah masuk ke kelas masing-masing.

Ditengah-tengah keheningan,suara lantang seseorang membuat Reina sedikit tersentak kaget lalu menoleh ke asal suara.
Tbc!
Gantung?
Maapkan.
Vote dan Komen dulu nanti aku lanjut.
Salam

Sera-Seri.

Revano [#1 SAVAGE SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang