100+ komen buat lanjut...
Aku tau kok kalau bakal lama karena kalian mager komen, jadi kalau kalian mager aku juga ikutan mager ah buat update:vJangan lupa vote dan jangan tanya juga kenapa aku sekarang jarang up, karena pasti kalian tau lah..
Selamat membaca:)
===========
"Mirisnya, banyak manusia yang percaya dan terkelabuhi dengan sosok iblis yang berjubah malaikat."
========
"Reina!" suara berat itu mampu membuat langkah Reina terhenti. Dia memutar tubuhnya 180° hingga berhadapan langsung dengan cowok jangkung yang kini berdiri tepat di depannya.
"Naufal? Ngapain lo?" tanya Reina sambil menatap bingung kearah Naufal, tak biasa-biasanya teman sebangku yang sudah mendapat predikat paling menyebalkan ini memanggilnya di tengah keramaian kantin.
"Gue mau ngomong serius sama lo," ucap Naufal dengan nada tegas yang semakin membuat Reina bingung.
"Serius? Apaan?"
"Ya mangkanya ayo ikut gue!" Naufal langsung menarik pergelangan tangan Reina dan mengajaknya duduk di sport yang lumayan sepi.
"Jadi?" Reina menopang dagu dengan tangan kanannya sembari menunggu Naufal membuka suara.
"Soal Aufa," tegas Naufal yang membuat ekspresi Reina berubah seketika.
"Aufa? Maksud lo soal kepindahan Aufa ke sini?" Naufal mengangguk sebagai jawaban.
"Iya, mungkin lo tau. Jujur ya, gue masih bingung kenapa tu cowok pindah ke sini, apa yang dia lakuin itu nggak masuk di logika gue. Coba sekarang kita pikir aja pakai logika, Aufa itu anaknya pemilik GPS dan dia malah pindah ke IHS? What the... oke lah kalau dipikir nggak pakai otak bakal fine-fine aja, tapi kalau kita perdalam itu aneh Rei sedangkan dalam dunia bisnis misalnya IHS dan GPS itu pasti punya persaingan tersendiri, dan anehnya waktu Aufa pindah sama guru-guru malah di sambut.. itu semua tu aneh, dan nggak jelas," tutur Naufal panjang lebar.
"Ya terus? Nggak ada salahnya kan? Karena Aufa anaknya pemilik GPS bukan berarti dia nggak bisa pindah ke IHS lah Fal, kalau menurut gue ya biasa aja sih nggak ada yang aneh," tukas Reina santai.
"Wah, lama-lama gila lo Rei! Pokoknya kalau menurut gue tu si Aufa pindah ke sini pasti ada niat terselubung, nggak mungkin karena cari pengalaman, tai kucing, tai anjing apalah itu," kata Naufal yang masih keukeuh dengan pendiriannya.
"Santuy Fal santuy, lagian tumben banget lo heboh biasanya aja bodo amat banget," kelakar Reina sambil terkekeh.
"Ya soalnya tu ini nggak masuk logika gue Rei, lo bayangin aja-"
"Bodo ah bodo, gitu aja terus sampai besok gue nggak peduli," potong Reina sambil beranjak dari duduknya, berniat pergi meninggalkan Naufal.
"Bilang aja kalau sebenarnya lo seneng karena doi lo sekarang satu sekolah, gitu kan?" tembak Naufal yang membuat Reina terkejut bukan main.
"Gue sama Aufa nggak ada hubungan apa-apa!" tegas Reina.
"Dulu waktu lo sama Devano juga bilang gitu, nyatanya?"
"Nyatanya bener kan gue sama Devano nggak ada hubungan apa-apa!"
"Ciyusss?"
"Nggak jelas!" Reina langsung berlalu pergi meninggalkan Naufal dengan segala kekesalannya. Ia melirik jam tangan dior yang terpasang rapi di tangan kanannya, 5 menit lagi jam istirahat sudah berakhir. Dia berdecak kesal karena belum sempat membeli apapun dan membuang waktunya sia-sia hanya karena meladeni Naufal dengan segala pertanyaan un-faedahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Revano [#1 SAVAGE SERIES]
Teen FictionSAVAGE SERIES x Devano Kafka Follow dulu sebelum membaca:") TIDAK ADA REVISI SAMA SEKALI. Highestrank #1 in Bencijadicinta (22/08/2019) #1 in Posesifboy (Awal September) #1 in Kenakalanremaja (17/09/2019) Percaya deh, ini cowok yang kalian eluh...