Chapter 63 ] Yes or No?

9.8K 514 61
                                    

Kaget nggak pas dapet notiv Revano update? Nggak ya? Ya udah lupakan:v

Aku mutusin buat update karena kasian sama kalian yang udah pada nungguin, jadi ya aku sempetin waktu buat nulis meski jadwal aku padet banget. Minggu depan aku udah TO 2, doakan yang terbaik ya genggg🙏

Jangan lupa vote dan spam komen, karena vote dan komen kalian yang bikin aku semangat. Bahkan, di saat aku udah bikin pengumuman hiatus aku masih sempet-sempetin update karena bacain komen dan ada juga yang sampai chat aku:((

Mangkanya vote dan komen ya gengggg, happy reading❤

============

"Hiduplah dengan orang yang mencintaimu, bukan orang yang kau cintai."

==========

Pagi ini cuaca cerah sekali, Reina yang sedang duduk bersila di tengah lapangan berkali-kali menyeka keringat di keningnya. Jika bukan karena Pak Haris yang murka kalau melihat siswa yang sedang berolahraga justru bersantai di pinggir lapangan bukannya berolahraga di tengah lapangan, pasti Reina sekarang sudah duduk di kantin sambil meneguk es teh manis. Membayangkan betapa segarnya es teh manis buatan Bu Kantin saja Reina sudah berkali-kali menelan salivanya.

"Ah! Bedak gue luntur nih habis ini!" gerutu Amelia sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan muka, gerah.

"Bedak 10 ribu dapet 3 aja bingung lo Li!" celetuk Lidia sambil memutar bola matanya malas.

"Enak aja! Bedak gue itu limited edition langsung impor dari Korea!" sergah Amelia tak terima.

"Udahlah jangan pada ribut! Nggak tau orang haus apa!" cetus Rayya.

"Tau!" timpal Reina.

"Eh Rei, lihat tuh si Devano sama teman-temannya!" Reina mengikuti arah pandang Amelia hingga pandangannya tertuju pada beberapa cowok yang tengah berbincang santai di pinggir lapangan.

"Terus?" ujar Reina terkesan tak peduli.

"Ih! Lo sama Devano berantem?" tanya Amelia ketika tombol keponya sudah mode on.

"Eee... engga tau," balas Reina tak acuh, karena ia menang tidak tau. Sejak terjadi baku hantam antara Devano dan Aufa waktu itu, Devano sama sekali tak pernah menyapanya. Alasanyapun tak Reina ketahui, mungkinkah cowok itu marah karena dia lebih membela Aufa dibanding dirinya?

"Kok?" Rayya mengkerutkan alisnya bingung.

"Sejak waktu itu, dia nggak nyapa gue sama sekali, seakan ngilang tanpa kejelasan. Padahal, gue nggak tau salah gue apa," tukas Reina.

"Sejak waktu itu? Sejak Devano sama Aufa berantem maksud lo?" tanya Rayya memastikan dan Reina hanya membalasnya dengan anggukan.

"Ck, lo nggak peka banget sih Rei jadi cewek! Itu tuh artinya si Devano cemburu lihat lo lebih peduli ke Aufa, lihat lo lebih deket sama Aufa ketimbang sama dia!" tutur Amelia yang membuat Reina terdiam untuk sesaat.

"Ngapain dia harus cemburu? Emang dia suka sama gue?" ujar Reina lirih.

"Rei! Kalau dia nggak suka dia nggak mungkin peduli sama lo selama ini, dia nggak mungkin cemburu kalau lihat lo deket sama yang lain!" tegas Lidia, "dan lo nyadar nggak? Sejak Devano kenal lo, sejak dia deket sama lo, dia nggak pernah pacaran sama cewek. Padahal Devano itu bukan tipe-tipe cowok yang betah jomblo, biasanya aja kalau habis putus, sejam yang akan datang udah punya pengganti, tapi sejak kenal lo kenapa dia tiba-tiba betah berbulan-bulan jomblo, lo mikir sampai situ nggak sih?" lanjutnya yang membuat Reina tertegun, ia seperti orang mati yang tiba-tiba hidup, seperti orang gila yang tiba-tiba waras, atau seperti orang bodoh yang tiba-tiba pintar. Ia sadar, dan mirisnya ia baru tersadar sekarang.

Revano [#1 SAVAGE SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang