Chapter 65 ] Good morning, princess!

6.8K 424 87
                                    

Ada yang kangen Revano nggak? Sorry ya lama nggak update, karena selama pandemi ini aku sibuk banget sama tugas yang malah tambah numpuk, belum lagi mikirin projeck sebelah yang harus siap secepat mungkin #curhat.

Semoga kalian nggak lupa ya sama Reina, Devano, dan Aufa. Dan semoga kalian nggak pernah lupa sama author amatir bin labil ini:(

Sebenarnya aku masih US tapi masih aku sempetin update karena sebenarnya aku udah punya simpenan draf tapi lupa buat up:v
 
Jangan lupa vote dan komen ya gaisss... kasih aku semangat gitu setidaknya biar aku bangkit dari keterpurukan:v

==============

"Sejak kita jadian satu minggu yang lalu, nggak ada hari yang nggak special selagi ada kamu di deket aku."

======

Reina berjalan dengan langkah lunglai di sepanjang koridor ruang olahraga. Sudah hampir satu minggu ia menjalankan hubungan dengan Aufa namun, waktu satu minggu nyatanya tak cukup membuatnya lupa dan dapat berpaling dari Devano. Bayang-bayang Devano selalu muncul di benaknya, selalu hadir di setiap mimpinya, dan yang paling parah, bayang-bayang wajah cowok itu selalu muncul tatkala ia memandang Aufa.

Bisa jadi hal itu terjadi karena ia terlalu merindu. Terlalu rindu akan kehadiran Devano yang selalu mengusik dan membuat hatinya berdebar, karena sejak saat itu hingga saat ini Devano tak pernah menampakkan barang hidungnya di depan Reina hingga membuat Reina semakin yakin bahwa selama ini Devano hanya mempermaikankannya, atau justru dia saja yang terlalu baper dengan Devano. Entahlah, memikirkan hal itu hanya membuat Reina semakin pusing.

"Kak Reina kan?" tegur seorang cewek ber pipi cubby yang tak Reina ketahui namanya.

"Iya, kenapa?" tanya Reina.

"Ini, kak!" ujar cewek tersebut sembari menyerahkan sebatang coklat varian green tea ke arah Reina, lalu belum sempat Reina buka suara dan menanyakan perihal coklat ini, cewek itu sudah berlalu pergi begitu saja.

"Loh! Hey! Ini buat apa? Dari siapa?!" teriak Reina namun, cewek itu tetap berjalan tanpa berniat menoleh sedikitpun.

Reina hanya geleng-geleng kepala sebelum sambil menatap punggung cewek itu yang semakin lama semakin menjauh lalu menghilang di ujung koridor. Kemudian ia beralih menatap coklat yang ada di tangan kirinya, matanya menggerenyit tatkala ia melihat sticky note berwarna pink tertempel rapi di bagian belakang bungkusnya.

Kamu itu cantik, kalau senyum bakal lebih cantik lagi. Coba senyum deh!

Awalnya Reina bingung setelah membaca pesan yang tertulis di sticky note itu. Namun, entah mengapa tiba-tiba ia berinisiatif untuk menurutinya, alhasil ia senyum-senyum nggak jelas hingga mengundang tatapan aneh dari sebagaian siswi yang berlalu lalang di sekitarnya.

Tak berselang lama setelah ia senyum-senyum sendiri, tiba-tiba hadir kembali seseorang yang datang membawakannya coklat. Hanya kali ini seorang cowok yang menjadi kurir dadakan bukan lagi cewek ber pipi cubby seperti tadi. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Reina segera membaca pesan dari coklat ber-sticky note kedua.

Jalan dua puluh langkah dari tempat kamu berdiri.

Lagi-lagi Reina menuruti pesan tersebut seperti orang bodoh. Ia menghitung setiap langkahnya hingga tepat pada saat langkah ke-dua puluh ada seorang cowok bertubuh gempal datang menghampirinya sambil memberikan coklat seperti tadi. Dengan perasaan senang sekaligus penasaran, Reina kembali membaca pesan di coklat ber-sticky note ke tiga.

Pergi ke kantin, samperin cowok hoodie biru.

Reina berjalan ke kantin dengan senyum yang tak kunjung pudar dari bibirnya. Entah mengapa ia begitu antusias saat menerima pesan demi pesan dari orang asing yang membuatnya penasaran ini. Rasa-rasanya ia sekarang seperti seorang detektif yang harus memecahkan teka-teki dari kode yang di berikan oleh sang musuh, bedanya Reina tak tau saja sosok yang mengirimkannya pesan bercoklat ini seorang musuh atau seseorang yang ia sayangi.

Revano [#1 SAVAGE SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang