Chapter 80 ] Akhir [End]

9.4K 407 42
                                    

Devano melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Jalan raya yang lenggang semakin membuatnya semena-mena. Emosinya benar-benar membeludak ketika ia mengetahui fakta kalau Aufa telah meninggalkan Reina dan memilih pergi dengan Stevi.

Persetanan dengan janji.

Nyatanya Devano tak bisa menepati janjinya untuk bersikap tak peduli pada Reina, menjauh, atau bahkan mencari pengganti. Bagaimana ingin menjauh jika melihat Reina dipandang oleh cowok lain saja hatinya terasa terbakar.

Jangan kalian pikir, Devano akan diam saja ketika melihat tingkah Aufa yang semakin lama semakin semena-mena. Malam ini final, Devano benar-benar sudah jengah dengan permainan cowok itu. Tanpa teman, tanpa senjata, Devano nekat pergi sendiri ke basecamp Fantastick yang dihuni ratusan musuhnya. Terkesan cari mati, namun Devano tak peduli.

"Mana ketua lo?!" Devano langsung masuk bace camp Fantastick tanpa permisi. Ia menatap tajam satu persatu anggota Fantastick yang sudah berdiri di depannya sambil menatap penuh tanda tanya.

"Mau apa lo?!" tanya Leon salah satu teman Aufa dengan nada yang sama sekali tak bersahabat.

"GUE TANYA, MANA KETUA LO?!" gertak Devano nyaris tak terkontrol.

"Gue di sini, ada apa?" Devano seketika langsung balik badan ketika suara husky yang sangat ia kenal itu terdengar dari balik tubuhnya. Benar saja, tak jauh dari tempatnya berdiri, Aufa menatapnya dengan tatapan tenang sambil memasukkan kedua tangannya pada saku celana. Pakaian yang ia pakai masih sama seperti yang ia pakai pada acara tadi, bedanya sudah tak ada jas yang membaluti tubuhnya, hanya tinggal kejema putih saja--sama seperti Devano.

"Setelah apa yang lo lakuin ke Reina, lo masih berani tanya kenapa?!" tukas Devano, ia melangkah maju hingga kini jaraknya berada tak jauh dari Aufa.

"Apa yang gue lakuin ke Reina? Seharusnya lo biasa aja karena lo udah tau tujuan gue deketin Reina apa, chill aja dong.. andai aja lo dulu nggak ngerebut Stevi dari gue, pasti gue bakal biarin lo sama Reina hidup bahagia, sayangnya.. lo udah berani ngusik dan ngeremehin kata-kata gue, inget! Gue nggak pernah main-main sama omongan gue, Devano Kafka Gardiga!" tegas Aufa yang membuat emosi Devano naik hingga ke ubun-ubun.

"BACOT LO, BANGSAT!"

Tanpa babibu, Devano langsung memberikan bogeman mentah pada Aufa, Aufa yang tak terimapun balik menyerang Devano dengan jurus andalannya. Keadaan semakin memanas tatkala anak FANTASTICK yang berada di basecamp berseru heboh menyamangati Aufa, tanpa ada yang berniat melerai. Perkelahian sengit itu terhenti ketika tiba-tiba Reval dan Dadu datang melerai dan mencoba menenangkan Devano yang sudah babak belur--begitupun dengan Aufa, kemeja putih mereka terdapat bercak darah yang mengalir dari bagian tubuh mereka yang terluka.

"DEVANO, KONTROL!" ujar Reval kualahan lantaran Devano susah sekali untuk di tenangkan.

"Dev, cukup!" timpal Dadu.

"KALAU SETELAH INI LO MASIH BERANI DEKETIN REINA, GUE PASTIIN LO MATI DI TANGAN GUE!" ancam Devano tak main-main. Aufa tak menjawab, cowok itu hanya menatap bengis sembari menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya.

"Ayo pergi, Dev!" ajak Reval sembari mengiring Devano keluar dari basecamp FANTASTICK menuju mobilnya yang terpakir tak jauh dari sana.

"Kenapa lo bisa nekat kesini sendiri?!" omel Dadu tak habis pikir, untung saja anak FANTASTICK tadi tak menyerang Devano secara bersamaan, jika saja hal itu terjadi, Dadu tak bisa membayangkannya lagi.

"Mana mungkin gue diem kalau tu cowok bangsat gituin Reina?!" cerca Devano.

"Katanya lo nggak peduli, tapi liat Reina di gituin aja udah nekat cari mati!" celetuk Reval blak-blakan.

Revano [#1 SAVAGE SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang