Chapter 4 ] My Life

21.4K 971 6
                                    

"Jangankan kasih sayang seorang kekasih, kasih sayang dari keluarga pun aku tak pernah merasakannya."
#Miris

=====

Di ruang kepala sekolah setelah pelantikan Ketos selesai.
"Reina, ibu rasa kamu cukup mampu untuk menanggung beban kamu sebagai ketos, karena itu ibu mau membicarakan salah satu tugas kamu mengenai perkelahian liar di sekolah kita. Mungkin kamu tau kalau genk-genk ngan di sekolah kita ini cukup banyak, yang salah satu nya anak dari Pak Gardiga, salah satu penyumbang dana tetap di sekolah kita, pengaruhnya juga cukup besar di sekolah kita. Kamu pasti tau Devano kan? Dia mungkin cukup semena-mena selama ini tetapi guru-guru nggak ada yang berani negur, karena apa? Ya karna itu tadi, pengaruh pak Gardiga nggak main-main, bahkan dia bisa hancurkan sekolah ini detik ini juga kalau ada yang bermain-main dengan Devano, Ibu kira kamu bisa berbicara dengan Devano setidaknya agar dia tak semena-mena lagi, bahkan sekolah kita sering dapat laporan kalau Devano sering ketauan berantem sama anak sekolah lain. Jadi ibu mohon sama kamu untuk bisa jadi penengah demi kebaikan sekolah kita."

Reina duduk melamun di meja belajarnya, dia teringat kembali perkataan Bu Ninda Kepala sekolah IHS itu padanya, dia tak mengenal Devano dia hanya mendengar tentangnya lewat teman-teman kelasnya. Kata mereka Devano memang bad boy bahkan dia juga terkenal playboy bagaimana mungkin dia akan berbicara dengannya, lagipula mau bicara gimana coba masa ya "Dev lo harus berhenti semena-mena kayak gini!" kan aneh, kenal aja nggak yang ada ya malah diketawa'in kali:v.

"Rei cepet turun ayo makan malam!" panggil mamanya dari lantai bawah, Reina bangkit lalu berjalan menuju ruang makan yang ternyata sudah komplit hanya kurang dia saja.

"Papa tumben pulang?" ucap Reina dengan nada sedikit menyindir, papanya memang super sibuk sehingga waktu untuk keluarga pun tidak ada, makan malam full anggota keluarga seperti sekarang ini merupakan peristiwa yang langka di keluarga Antoniwisma.

"Kamu kok gitu sih Rei papanya pulang kok malah kayak gitu," ujar Septa mamanya sambil menuangkan nasi di piring Reina.

"Ya kan Rei cuma nanya Ma, tumben banget pulang biasanya kan sibuk banget! Saking sibuknya sampe ngeluangin waktu buat keluarga aja nggak ada, hhh ngala-ngalain sibuknya pak presiden aja," cecar Reina sambil tersenyum miring, mamanya hanya geleng-geleng kepala, papanya hanya fokus pada layar ponselnya seakan tak mendengar perkataan Reina, "semoga aja tuli beneran," batin Reina, hubungannya dengan Anton papanya memang tidak pernah baik, mengingat dia selalu mengutamakan Reiza kakaknya dalam hal apapun kadang Reina juga berpikir sebenarnya dia anaknya apa bukan sih?!

"Reiza kemarin papa dapat telfon dari dosen kamu, katanya kamu dapat predikat nilai terbaik ya dikampus papa salut sama kamu Za, kamu selalu bisa buat papa bangga," puji Anton pada Reiza, Reina hanya melakukan kegiatan makannya sambil sengaja menghentingkan sendok dan garbu sedikit berlebihan sehingga menghasilkan bunyi yang lebih nyaring daripada biasanya.

"Ahh papa bisa aja, kalau nggak karna doa dari papa Reiza juga nggak bakal dapat predikat nilai terbaik di kampus," ucap Reiza. "Oh iya Rei kata Lidya kamu kepilih jadi ketos ya, wahh kamu kok nggak bilang ke kakak sih," kata Reiza sok care, entah kenapa hubungannya dengan kakanya semakin renggang beberapa tahun belakangan ini, mungkin pada saat Reina tau rasanya dibedakan dan dibandingakan, yang menyakiti hatinya bukan Kakaknya melainkan kedua orang tuanya yang selalu saja membanding-bandingkan mereka berdua. Entah kenapa Reina juga ikut tak suka pada Reiza kakaknya yang tak bersalah.

Revano [#1 SAVAGE SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang