Chapter 8 ] Ngedate?!

16.1K 616 6
                                    

Hay kangen aku nggak?
Eh maksudnya kangen Devano sama Reina nggak?😂
Hahaha😁
Mungkin selama beberapa hari berturut-turut Authornya bakal Update setiap hari.
Kalian seneng nggak?
Devano aja seneng masak kalian enggak? Hahaha😂
Happy reading gengs✌

======

"Sebuah kencan singkat yang menjadikan awal dari sebuah tragedi yang tak pernah terlupakan."

=======

Sepasang muda-mudi tengah asik menikmati makanan yang tersaji di sebuah tempat privat yang sengaja dipesan hanya untuk malam ini.

"Cewek makannya banyak amat," gumam Devano namun Reina masih bisa mendengarnya.

"Serah gue lah yang makan juga gue! Lo kan yang ngajak ngedate menye-menye kayak gini. Jadi otomatis lo yang bayarin semua yang gue pesen!" celetuk Reina sambil terus menikmati makananya, Devano hanya geleng-geleng kepala melihatnya bahkan satu meja hanya terisi oleh makanan Reina dan tak ada ruang yang tersisa untuk menaruh makanannya membuat dia terpaksa membawanya.

"Jadi sekalian juga lo bayarin yang dibungkus," ucap Reina santai.

"Hah? Lo juga ngebungkus?! Masih kurang apa makan segini banyaknya! Tu perut apa karet!" jawab Devano tak percaya jika cewek didepannya ini makan dengan porsi yang sangat banyak, sangat tak sebanding dengan ukuran tubuhnya yang langsing.

"Kan gue udah bilang TERSERAH GUE! Lagian lo yang ngajak jadi harus terima resiko! Katanya Holkay masak baru segini aja ngeluh," cibir Reina dengan nada merendahkan.

"Ngeremehin gue lo!? Ok siapa takut!" ujar Devano enteng.

"Kan kesepakatannya udah selesai, jadi mana hp gue sekarang?" pinta Reina.

"Bentar lah, belum juga kelar," ucap Devano santai sambil melahap makanannya.

"Emang di perjanjian ada kalau lo bakal kasih hp gue kalau udah selesai ngedate!" tegas Reina yang mulai kesal.

"Kan yang buat perjanjian gue jadi serah-serah gue dong," jawab Devano santai.

Reina menghela napasnya, baru beberapa kali bertemu dengan Devano namun dia sudah paham akan sifatnya, simple kok kalau mau tau soal Devano sebutin aja unek-unek di hati tentang cowok ya itulah Devano:v dari sisi negatifnya.

Setelah selesai makan, Devano pergi ke kasir dibarengi dengan Reina di belakangnya.

"Ini totalnya kak, dan ini pesannya," ucap pegawai kasir itu sambil memberikan beberapa kantong kresek besar yang berisi banyak kotak nasi.

"Woy! Lo yang pesen sebanyak ini!?" tanya Devano sedikit berbisik pada Reina.

"Iya 100 kotak," jawab Reina enteng.

"Hah!? Ngapain lo pesen banyak banget?!" tanya Devano tak percaya, 100 kotak itu banyak mana mungkin cewek di sebelahnya ini yang menghabiskannya, pasti ada sesuatu.

"Kan gue udah bilang TERSERAH GUE!! Lagian segini mah kecil kalau buat lo yakan? Katanya Holkay!" ucap Reina dengan nada menyindir dan Devano hanya memutar bola matanya malas.

"Maaf kak ini mau case atau pakai kartu kredit?" timpal pegawai kasir itu yang membuat Reina dan Devano tersadar kalau mereka sekarang ada di muka umum.

Setelah membayar Devano dibuat kualahan karena menenteng kantong kresek yang berisi kotak nasi itu sendirian. Reina hanya berjalan santai tanpa mempedulikan Devano. Devano hanya bisa pasrah kalau dia mau protes pun pasti ada aja jawaban Reina yang mampu membuatnya bungkam, "katanya cowok masa baru ngangkat segitu aja nggak kuat!" begitulah jawaban Reina ketika Devano mulai menuntut keadilan.

"Mana hp gue?!" ucap Reina ketus ketika mereka berdua sudah duduk di mobil.

"Nih! Siapa juga yang mau nyimpen hp lo lama-lama nggak berfaedah juga!" ujar Devano sambil memberikan ponsel bercasing Doraemon itu pada Reina.

"Ih terus dari awal lo ngapain pake acara ngambil hp gue segala kalau lo udah tau itu nggak berfaedah!"

Skakmate!

"STOPP!!!" teriak Reina tiba-tiba membuat Devano mengerem mobilnya mendadak.

"Apaan sih lo heboh banget!" celetuk Devano dan Reina hanya menunjukan senyum mataharinya.

"Tolong dong kresek yang dibelakang lo ambil terus ikutin gue ya," perintah Reina enteng dan Devano hanya menganga tak percaya,  baru pertama ini dalam hidupnya ada seseorang yang berani memerintahnya seperti sekarang, yang merintah cewek lagi:v

Entah apa yang mendorong Devano untuk tetap menuruti dan melakukan apa yang diperintahkan cewek yang baru dia kenal belum sampai 24 jam ini. Mereka berdua berjalan di trotoar kota Jakarta yang malam ini udaranya lumayan dingin.

"Sini," panggil Reina yang sudah berada lumayan jauh didepan Devano.

"Ini pak semoga bisa membantu," ucap Reina sambil memberikan sekotak nasi untuk seorang pemulung dan Devano tercengang dibuatnya, "jadi dia pesen sebanyak ini buat di kasih ke orang-orang?"

Kali ini Devano tidak protes, walau kakinya sudah lumayan pegel karena sudah berjalan cukup jauh namun melihat keantusiasan Reina membuat kebahagiaan tersendiri baginya.

"Udah lah gue capek!" kata Devano yang akhirnya tumbang juga.

"Sayang tau masih empat kotak lagi," kata Reina "eh itu didepan ada orang, yuk!!" Reina menggandeng tangan Devano menuju orang yang dia maksud. Devano sadar namun sepertinya Reina tak sadar akan apa yang dia lakukan sekarang.

"Ini ibu semoga bisa membantu," ucap Reina sambil memberikan kotak nasi itu pada seorang ibu-ibu yang membawa tiga anaknya yang kurus kering seperti seseorang yang kekurangan gizi.

"Makasih ya dek, semoga dilancarkan rezekinya dan semoga terus Langgeng dan bisa jodoh dunia akhirat," kata ibu itu yang membuat Reina melotot.

"Amin," jawab Devano yang membuat Reina menatapnya sinis.

Di sepanjang perjalanan menuju mobil Reina terus saja menggerutu tentang apa yang diucapkan Devano pada ibu-ibu tadi.

"Lo ngomong apasih tadi! Nggak jelas banget!!" protes Reina.

"Lah kan gue cuman ngaminin," jawab Devano sambil memasang ekspresi tak berdosa.

"Ya kan kita nggak ada hubungan terus ngapain lo pake acara ngaminin segala!" ketus Reina.

"Ya cuma bilang Amin apa salahnya?"

"Serah ah bodo amat!" ucap Reina lalu berlalu pergi mendahului Devano, dia berjalan dengan langkah yang terburu-buru memperlihatkan kekesalannya sampai tiba-tiba,

Brukkk!!!!

"Argghhhh....," pekik Reina.

Ingin sekali Devano tertawa terbahak-bahak namun hal itu dia urungkan karena melihat Reina yang tampaknya cukup kesakitan. Dia buru-buru menghampiri Reina yang sudah duduk di trotoar sambil memegangi pergelangan kakinya. Tanpa basa-basi dia langsung mengambil alih tubuh Reina.

"Ihhh....turunin gue bego!" teriak Reina yang sudah berada dalam gendongan Devano.

"Stttt! Diam untung gue baik, emang lo mau gue tinggalin disana sendirian kayak orang gila ha!?" tegas Devano. Ia meletakkan tubuh Reina pada kursi disebelah kursi kemudinya.

Benar juga apa yang di katakan Devano, karena itulah Reina tak memberontak, dia hanya bisa termenung meratapi nasipnya udah dipaksa ngedate, kakinya pegel karena jalan jauh ditambah jatuh pula lengkap sudah penderitaannya malam ini.
Tbc!
Cari Chapter 9 ya. Ada di bagian atas sebelum ini.
Segini dulu untuk Chapter ini! Jangan lupa Vomment!
Salam

Sera-Seri.

Revano [#1 SAVAGE SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang