Chapter 26 ] Ruang Musik

11.8K 492 10
                                    

Buat kalian readers setia Revano pasti udah tau kalau aku pernah Update Chapter ini.
Tapi anehnya pas aku update tu error jadi gantung gitu tiba-tiba nggak ada lanjutannya.Dan pas itu ada yang komen 'Udah tamat ya kak?'
Nggak gengs,cerita ini masih panjangggg.....
Waktu itu cuman error aja.Jadi kalau ada yang udah baca,baca ulang ya biar tau lanjutannya:)
=========

"Karna bagaimanapun sahabat itu saling dukung bukan saling tikung."

=======

Reina berjalan dengan langkah gusar menaiki tangga di lantai dua.Keadaan terlihat sepi,karna semua murid sudah masuk ke dalam kelas untuk memasuki jam pelajaran pertama.Sebenarnya di kelasnya tadi tidak Jamkos ada Pak Ijul yang sedang mengajar,namun dia tadi ijin untuk rapat Osis padahal kenyataannya dia ingin pergi ke ruang musik."Sekali kali bohong nggak papa lah ya."

Dari kejauhan terlihat kalau ruang musik sedikit terbuka,tapi siapa yang pergi ke ruang musik sepagi ini?

Reina sedikit mengintip sebelum benar-benar masuk,takut kalau ada kakel atau siapa kan malu.Sebenarnya ngapain juga pake acara malu,dia kan nggak akan melakukan keburukan,dia juga tergabung kedalam grup musik IHS jadi sah-sah saja kalau dia masuk ke ruang musik.Tapi hanya Reina saja yang selalu seperti itu.

"Ngapain ngintip-ngintip gitu lo,"tegur seorang cowok yang berdiri tepat di belakang Reina.

Reina belum menoleh,namun dia sudah bisa menebak siapa cowok di belakangnya sekarang,dan benar saja,saat dia menoleh tampak Naufal berdiri tegak di hadapannya sambil nyengir.

"Jangan nyengir,kayak kuda tau nggak,"ucap Reina.

"Lagian lo ngapain pake acara ngintip-ngintip segala,kayak mau maling aja lo,"ujar Naufal sambil berjalan masuk ke dalam ruang musik diikuti oleh Reina di belakangnya.

"Ya pintunya kan buka Fal,gue pikir ada kakel atau siapa gitu,"jawab Reina sambil menjatuhkan bokongnya ke sofa,di sebelah Naufal.

"Tadi gue yang buka pintunya,gue kan bawa kunci serep."

Reina hanya menautkan kedua alisnya bingung,tak peka dengan apa yang Naufal katakan barusan.

"Tadi gue udah kesini,buka pintunya terus waktu gue mau main drum tiba-tiba gue kebelet jadi ke kamar mandi deh,dan pas gue balik dari kamar mandi gue lihat lo lagi ngintip-ngintip disini,peka?"tutur Naufal panjang lebar dan Reina hanya manggut-manggut tanda mengerti.

"Oh gitu......Btw lo ngapain kesini?Nggak ikut pelajaran lagi?"tanya Reina.

"Males ah gurunya cowok,killer lagi.Ceramah mulu kerjaannya,pasti kalau gue masuk langsung diginiin,Naufal rambut kamu itu sudah terlalu panjang mohon segara dipotong kalau bisa botak sekalian,karna itu sunah rasul.Gimana?udah mirip pak Ijul belum gue?"ucap Naufal sambil menaik turunkan kedua alisnya.Temannya yang satu ini memang hobby sekali menirukan kata-kata legend para guru.Seperti Bu Wiji contohnya,guru paruh baya yang terkenal killer itu selalu berkata 'Iya Kan?' dalam segala ucapannya.Pak Didik guru Ips yang selalu berkata 'Mohon Maaf' dan masih banyak lagi yang lainnya.

"Males banget dah,gue juga gitu tau selalu ditegur kalau rok gue kependeean baju gue juga terlalu ketat,padahal menurut gue biasa aja,"Reina yang mulai terbawa suasana jadi ikutan ghibah.

"Tau tu,perasaan rambut gue juga biasa aja banyak kali yang lebih dari gue,rambutnya Devano yang kayak begonoh kenapa nggak ditegur.Sekalian aja tuh jambulnya juga di potong,oh atau botak sekalian deh nggak papa.Biar gantengnya hilang terus cewek-cewek pada nggak suka.Masak nggak ada yang nyisa gitu buat gue,semuanya pada suka ke Devano.Padahal menurut gue biasa aja tuh anak,"celetuk Naufal terbawa emosi.

Revano [#1 SAVAGE SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang