Chapter 50 ] Menyakitkan

9.6K 451 31
                                    

Wohohohooo.... Nggak nyangka sudah 50 chapter kita lalui gengssss.....
Kesan baca Revano sampai sejauh ini apa? Komen dong.
Jangan lupa vote juga:*

Udah 3 hari berturut-turut update nggak komen dan
vote, jahat kalian:( #drama

Happy reading and hapsun Revanders❤

===========

"Dia tidak tau tindakannya sekarang salah atau benar, keliru atau tidak. Yang pasti, dia hanya ingin yang terbaik untuk Devano."

=========

Dua hal yang bisa membuat mulut berisik teman-temannya diam. Yang pertama, satu slop rokok plus lighter, dan kedua satu mangkok mie ayam Bang Katiman tak lupa dengan segelas es teh manis dan satu plastik kerupuk pangsit.

Sejak kembali dari kelas Reina tadi, mulut Cakra, Dadu, dan Farel tak berhenti mengitrogasinya. Bertanya panjang kali lebar kali tinggi tentang hubungannya dengan Reina. Padahal dia sudah berkali-kali menjelaskan kalau dia tidak suka dengan Reina, namun sepertinya mereka lupa atau memang tak tau bahasa manusia.

Karena terlalu pusing menghadapi ketiganya, alhasil Devano mengajak mereka mabal ke kantin dan mentraktir mie ayam Bang Katiman yang sampai saat ini masih sangat ampuh membuat mulut bacod mereka diam.

"Dev, gue masih belum yakin kalau lo itu nggak ada perasaan apa-apa ke Reina," kata Cakra sambil menyuapkan mie ayam tanpa saos itu ke mulutnya.

"Gue juga, kalau lo nggak suka sama tu cewek, kenapa lo marah banget pas tau dia deket sama si tai?" timpal Dadu.

Devano menghembuskan napasnya kasar, sebelum akhirnya membuka suara, "lo tau kan gue itu anaknya nggak gampang suka ke seseorang, cewek secantik Sheilla aja gue nggak bisa jatuh cinta, apalagi ke Reina yang--ya biasa aja lah," tegas Devano. Di dalam lubuk hatinya sebenarnya dia sedikit tak yakin dengan ucapannya.

"Ya cinta kan nggak mandang fisik Dev, bisa aja lo nyaman pas deket sama dia kan bisa jadi," ucap Dadu yang diam-diam disetujui oleh Devano, "bisa jadi sih gue nyaman," batinnya.

"Lo kalau suka langsung tembak aja ngapa sih? Ribet amat," celetuk Farel yang tak dihiraukan oleh Devano.

"Kayak baru pertama nembak cewek aja lo," lanjutnya.

"Tapi masalahnya, yang ini ceweknya beda."

"Dev! Diem aja sih lo!" tegur Dadu dan Devano langsung tersadar dari lamunannya.

"Ya intinya gue nggak suka sama Reina, lagian ngapa kalian yang ribet sih?" cetus Devano tak suka.

"Ya sebagai teman kan kita hanya ingin membantu," tukas Cakra.

"Tau! Lagian lo kenapa jadi cupu kayak gini sih? Mana jiwa playboy lo men? Kalau suka itu teriakan dengan lantang, jangan diam-diam bungkam kayak orang bisu," tutur Dadu masih setia dengan ceramahannya.

"Gue udah bilang kalau gue nggak suka sama Reina, terus kalau gue nggak suka, gue harus gimana? Harus nembak dia gitu? Ya kali!" celoteh Devano yang masih tak habis pikir dengan jalan pikiran teman-temannya. Memangnya dia kurang jelas mengungkapkan kalau dia tidak suka dengan Reina? Dia hanya cinta, eh maksudnya biasa saja.

"Sebenarnya lo nggak suka apa nggak peka sih?" koreksi Farel yang mulai jengah dengan sikap gengsi tingkat akut Devano.

"Nggak suka, gue udah bilang berkali-kali!" Devano masih keukeuh dengan pendiriannya.

"Awas nyesel lo!" pesan Dadu yang tak dihiraukan oleh Devano, cowok itu tetap memasang tampang bodo amat alias tidak peduli.

"Terus kenapa lo heboh pas dia marah?" tanya Cakra.

Revano [#1 SAVAGE SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang