Chapter 6 ] Playboy cap Itik!

18.7K 869 33
                                    

"Lo unik, lo berharga,gue yakin lo bakal jadi milik gue seutuhnya."

=======

Degg

Jantungnya derdetak kencang ketika tak sengaja mengalami kontak mata dengan seseorang. "Please Rei biasa aja, anggep aja nggak ada apa-apa, jangan minta maaf ataupun ngelakuin apapun yang bikin harga diri lo turun! Aduh ngapain juga sih pake acara ke sini segala, aduh dia jalan ke arah gue lagi, please dong jantung biasa aja, iya gue tau dia ganteng, please hati jangan klepek-klepek jaga harga diri!"

"Reinafa?" tanya Devano sambil menatap Reina. "Ternyata dia beneran ganteng."

"Huh terpesona," ucap Devano yang membuat Reina tersadar dalam lamunannya lebih tepatnya tersadar dalam kegiatannya menatap wajah Devano:v

"Ya, ada perlu apa?!" jawab Reina ketus, dia baru menyadari kalau banyak sekali cewek yang bergerumbul di sekitar kelasnya, bahkan diambang pintu pun sampai berdesak-desakan, ada juga tiga cowok di belakang Devano yang tak Reina ketahui namanya, mungkin itu anggota DevSquad dan mereka tak kalah tampan sih dengan Devano:v, "ngapain sih tu anak-anak pada ngegerombol, kayak orang lagi nonton konser aja dah, gue kan jadi malu!!"

Devano meraih pergelangan tangan Reina membawanya entah kemana.

"Mau ngapain lu? Lepasin gue!" sergah Reina sambil berusaha melepaskannya.

"Kalian balik duluan aja ke kelas, gue ada urusan," perintah Devano yang dibalas anggukan oleh ketiga temannya.

"Ih lo mau bawa gue ke mana sih?! Lepasin gue kalau nggak gue bakal teriak!" ancam Reina dan Devano hanya tertawa sinis.

"Teriak aja," jawab Devano santai.

"Ih lepasin nggak?!" Reina terus berusaha melepaskan cengkraman Devano sehingga dia tak sadar, sepanjang koridor IHS semua pasang mata menatap mereka berdua.

"Lepasin gue!!"

"Lepasin dong gue laper pengin makan!!"

"Lepasin kalau nggak gue gigit ya!!" ancam Reina sekali lagi yang membuat Devano menghentikan langkahnya, Reina bernapas lega namun dia tak jadi bernapas lega ketika dia sadar dia sekarang ada di gudang belakang sekolah yang sepi, hanya ada mereka berdua saja disana.

"Mau gigit?" tanya Devano sambil mendekat ke arah Reina, refleks Reina mundur beberapa langkah karenanya dia baru sadar kalau dibelakangnya tembok. Saat Reina ingin pergi Devano terlebih dahulu mengukung tubuh Reina ke tembok sehingga Reina tidak bisa pergi ke mana-mana, jaraknya dengan Devano sangat dekat sampai-sampai dia bisa mencium aroma mint dari napas Devano. Reina menatap setiap inci wajah Devano di dalam jarak sedekat ini membuatnya mudah menatap Devano intens sampai dia tak sadar Devano pun juga melakukan hal yang sama, "sumpah demi apapum kenapa dia ganteng banget!please hati jangan klepek-klepek jaga harga diri lo Rei!"

"Udah puas ngeliatin gue?" perkataan Devano sukses membuat Reina tersadar.

"Ih apaan sih lo! Gue nggak ada waktu ya buat ngeladenin cowok kayak lo! nggak berfaedah!" celetuk Reina sambil mendorong tubuh jangkung Devano.

"Lo tau? Nggak ada cewek yang nolak gue sebelumnya," ucap Devano tepat di telinga Reina membuat Reina berdesir ngeri.

"Yah gue yang pertama," ujar Reina yang mampu membuat Devano semakin tertarik padanya.

"Lo unik, lo berharga, gue yakin lo bakal jadi milik gue seutuhnya," kata Devano yang membuat Reina menggerutkan kening.

"Dasar pd gilee!" ketus Reina dan Devano hanya tertawa renyah.

Revano [#1 SAVAGE SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang