Chapter 51 ] Cemburu level 1

10.9K 474 37
                                    

4 hari berturut-turut, ayo vote dan komen sebanyak-banyaknya biar aku semangat gengs.
Nano-nano banget nih chapter ini(manis, asam, asin, rame rasanya...)
Happy reading❤

============

"Cemburu itu lebih berat dari rindu. Kerinduan bisa diatasi dengan pertemuan, sedangkan kecemburuan?"

=========

Devano duduk di roftoop sekolah. Tatapannya tertuju pada sang raja siang yang mulai muncul dari ufuk timur. Matanya menyipit, silau. Ia menangkis cahaya itu dengan lengan kekarnya.

"Hay, udah lama ya?"

Fokus Devano terpecah, ia menatap Reina yang sedang berjalan kearahnya sambil menenteng paper bag berwarna hijau.

Reina duduk di sebelah Devano sambil menatap cowok itu dengan senyum mengembang.

"Nih, sesuai janji. Gue buatin makanan lagi buat lo," ucap Reina sambil meyerahkan paper bag hijau itu kearah Devano.

Diam.

Devano hanya diam, tak menerimanya. Dia masih bingung harus bertindak apa sekarang. Pikirannya masih dipenuhi oleh foto yang Farel kirim kemarin.

"Dev! Kok ngelamun sih," tegur Reina yang membuat Devano tersadar dari lamunannya.

"Makasih, btw kemarin gimana acaranya?" tanya Devano menyinggung soal acara keluarga yang Reina jadikan alasan kemarin. Devano dapat melihat perubahan raut wajah Reina yang menjadi tegang seketika.

"Eee.... baik kok, lancar," jawab Reina sedikit terbata. Devano tersenyum getir ketika melihat drama yang Reina mainkan. Dulu Stevi, sekarang Reina, kelak siapa lagi?

"Lo pasti belum sarapan kan? Makan dulu deh, biar semangat pas pengumuman putra sekolah nanti," lanjutnya, dan Devano hanya membalasnya dengan senyuman.

Devano ingin marah, ia kesal karena Reina telah berani membohonginya. Namun, ketika melihat wajah sumringah Reina, amarahnya seakan sirna.

"Kok lo diam aja sih," Reina jadi kesal sendiri karena sedari tadi Devano hanya diam.

"Lo tau apa yang lebih berat dari rindu?" Tiba-tiba Devano jadi menyinggung soal kerinduan yang membuat Reina langsung teringat pada gombalan Dilan ke Milea pada novel karya pidi baiq.

"Apa tuh?" Reina memasang mimik muka penasaran, seakan menanggapi dengan serius perkataan Devano.

"Cemburu," tegas Devano sambil menatap Reina datar, seakan menunjukkan seberapa serius perkataannya kali ini. Namun Reina justru terkekeh, ia hanya menganggap hal itu hanya gombalan semata, tidak lebih.

"Dasar, raja gombal!" cibir Reina sambil menabok pelan pipi Devano.

"Tapi bener kan? Cemburu itu lebih berat dari rindu. Kerinduan bisa diatasi dengan pertemuan, sedangkan kecemburuan---"

"Bisa diatasi dengan penjelasan," potong Reina cepat.

"Emang penjelasan perlu kalau kenyataan udah terpampang jelas di depan mata?" ujar Devano, matanya menerawang ke atas, menatap langit-langit yang mulai cerah.

"Perlu lah, karena setiap kenyataan pasti ada alasannya, walau kenyataan pahit sekalipun," tegas Reina.

"Nggak semua alasan itu bisa di percaya, siapa tau cuman bullshit semata kan?" Devano beralih menatap Reina yang sedari tadi sudah menatapnya.

"Tapi setidaknya ada usaha biar nggak terjadi kesalah pahaman kan? Lagian kenapa jadi bahas cemburu sih pagi-pagi," tukas Reina.

"Karena sekarang gue lagi cemburu," gumam Devano.

Revano [#1 SAVAGE SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang