Chapter 10 ] Dia lagi?!

17.9K 715 7
                                    

Buat yang nggak sabar mau kenalan sama Aufa,maaf tapi Chapter ini bukan part Aufa.
Mungkin Chapter Selanjutnya😜
Semangat puasanya gengs🙏
Happy reading

*****

"Inget! Nggak ada yang gratis di dunia ini jadi gue tetep minta imbalannya."

=======

Cahaya matahari tiba-tiba masuk menembus kelopak mata Reina.

Silau. Reina menyipitkan mata, lalu menangkis cahaya itu dengan lengannya.Kini terasa lebih baik. Di hadapannya terlihat sosok perempuan yang tidak terlalu tua itu dalam bentuk silhoutte yang dihasilkan oleh backlight dari cahaya di balik jendela yang baru saja dibuka oleh perempuan itu.

"Reina, kamu nggak sekolah nak," ujar perempuan itu lembut sambil mengguncang pelan pergelangan tangan Reina. Dia Septa mamanya Reina.

Dengan gerakan yang amat lambat, Reina bangkit. Dia duduk menyandar pada kepala ranjang. Ia menguap lebar dan perlahan, matanya kembali terpejam. "Lima menit lagi," tawarnya dalam hati.

"Loh Rei, kamu kok tidur lagi sih! Kamu nggak sekolah? Ini udah jam setengah tujuh lebih loh," ujar Septa.

Mata Reina langsung terbuka lebar, dia melihat kearah jak dinding di kamarnya dan ternyata. "Huaaaa kok udah jam segini!!!" Reina yang kelabakan langsung loncat dari kasurnya dan langsung bergegas pergi ke kamar mandi. Septa hanya geleng-geleng kepala sambil melihat kamar Reina yang super duper berantakan.

"Kamu habis ngapain sih Rei? Kok kamarnya berantakan banget." Reina langsung menghentikan langkahnya dan menatap kesekelilingnya, dia mengingat-ingat kembali apa yang terjadi kemarin malam. Dan benar saja kemarin malam dia sendiri yang mengacak-acak kamarnya. Mengingat hal itu hanya membuat Reina tidak mood di pagi hari.

"Eumm, nggak papa. Mending mama keluar deh, aku mau mandi!" ketus Reina yang masih kesal dengan peristiwa beberapa hari yang lalu. Septa hanya menghembuskan napasnya kasar dan berjalan keluar dari kamar Reina.
===============
Sesampainya di sekolah, Reina kesal setengah mati karena harus menerima kenyataan kalau gerbang sekolahnya sudah ditutup. Kalau sampai ada yang tau kan berabe, masak ketua osis telat? Hancur sudah citranya sebagai ketua osis.

"Tin,tin,tin!!"

Suara klakson mobil terdengar nyaring di indra pendengaran Reina, dia membalikan badannya dan sudah mendapati Devano yang sedang menyenderkan tubuhnya di badan depan mobil. "Dia lagi!!"

"Kebetulan atau takdir?" ucap Devano sambil menunjuk senyum termanisnya, yang katanya langsung bikin klepek-klepek tapi hal itu tidak berlaku bagi Reina.

Reina membalikkan tubuhnya, dia enggan melihat Devano. Karena kalau ngelihat dia itu bawaannya pengen mutilasi saking dendamnya karna kejadian kemarin malam.

"Hey," panggil Devano namun tidak ada jawaban.

"Lo mau masuk nggak?" tanya Devano yang sudah berada tepat disamping Reina. lagi-lagi tidak ada jawaban, Reina justru berjalan menjauhi Devano.

"Hei, kalau mau masuk mending bareng gue aja," ucap Devano sambil mengimbangi langkah Reina.

Reina menghentikan langkahnya dan menatap tajam Devano. "DEVANO SIALAN!!!BALIKIN FIRS KISS GUE!!!" teriak Reina seperti orang lagi kesetanan, dia terus menghantam Devano dengan tasnya. Devano yang tak tau akan diserang hanya bisa menjadikan tangannya sebagai pelindung.

Revano [#1 SAVAGE SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang