Chapter 28 ] Basketball Competition

10.2K 431 10
                                    

Hufffff....
Tarik napas dulu,terus keluarkan sebelum baca Chapter ini.
Dan jangan lupa juga Follow Wattpad aku:)
Happy reading✌
=======

"Jika dulu Devano tak memulai api permusuhan mungkin keadaan tak akan menjadi serumit sekarang."

======

Reina berjalan dengan langkah gusar di sepanjang koridor kelas Bahasa,kesal?Pasti.Bagaimana bisa Devano menjadikan dia layaknya seorang babu.

"REINA!!"pekik Lidia yang refleks membuat Reina menghentikan langkahnya.

"Reina,Reina,Reina.....Ya ampun!!!!Sumpah gue nggak sabar banget pengen lihat Devano tanding sama anak GPS,aaaaa......Pasti anak GPS ganteng-ganteng deh,kapan sih dimulai gue jadi nggak sabar deh sekarang,"ucap Lidia antusias,jujur saja hal itu malah membuat Reina semakin enek.

"Disana Devano!Disini Devano!Dimana-dimana Devano!Bisa nggak sih sehari aja lo nggak usah bahas-bahas Devano!Lagian apa bagusnya sih tu cowok!Lo tau dia itu gila Lid,gila!Rasa-rasanya pengen gue bakar idup-idup tu orang.Hih!!!"

Reina terus berbicara,tak mempedulikan keadaan sekitarnya yang mulai ramai dilewati oleh anak-anak.

"Eh Rei,jangan keras-keras kalau nge-hujat.Nyari mati lo!"bisik Lidia dan Reina hanya memutar bola matanya malas.

"Bodo amat!Terserah,gue nggak peduli!Lo tau dia itu gila Lid,gila!Masak dia ngatain kalau body gue rata sih?Emang body gue serata itu apa sampai si Devano bilang kayak gitu!"cecar Reina sambil menekuk mulutnya kesal.

"Ya kan body lo emang rata Rei,"jawab Lidia yang membuat Reina semakin kesal.

"Ih....Lo kok jadi ikut-ikutan sih!"kesal Reina sambil memukul pundak Lidia.

"Ya kan gue bilang yang sebenarnya Rei!Mangkanya mending lo itu nge-GYM biar body lo nggak rata-rata amat.Percuma cantik kalau rata mah,"cibir Lidia.

"Masak sih Lid!Kesel banget dah!Dan lo tau yang nyesek nya apa?!Dia nyuruh gue buat jadi babu nya Lid,babunya bayangkan dong Lid!Gila nggak sih!Gue harus bawain dia minum terus lap keringetnya!Ih...Nggak banget kali!Emang dia pikir gue cewek apaan yang bisa disuruh seenaknya aja!"tutur Reina panjang lebar,namun tak didengarkan oleh Lidia.Cewek itu malah menganga melihat kearah lain.

"Lid!Lo denger gue nggak sih?"tegur Reina sambil menggerakan tangannya tepat di depan muka Lidia.

"Ganteng,"gumam Lidia.

"Siapa yang ganteng?Devano?Sumpah ya,mending lo nggak usah puji-puji tu cowok di depan gue.Lo nggak tau aja kalau sebenarnya dia itu gila!Semuanya itu cuman pencitraan Lid.Lo nggak ta---"

"Kok Devano sih,yang gue maksud di--Loh kok udah nggak ada sih?"Lidia menggaruk tengkuknya kikuk.Perasaan tadi ada cogan yang lewat didepannya tapi dalam sekejap sudah hilang begitu saja.

"Siapa sih?Ck,lama-lama ikutan gila juga kayaknya lo gara-gara suka sama Devano!"celetuk Reina asal.

"Ih enggak Rei,tadi ada dia ganteng banget pakai baju biru dongker terus jalan sama dua temennya gitu.Wajahnya sih asing,kayaknya ada GPS deh,"ujar Lidia yang masih kekeh dengan pendiriannya.

"Mau anak GPS,PNS,sampai LPG pun gue nggak peduli!Lagian cowok mulu yang ada di pikiran lo!Sekali-kali kek mikirin nasip sial gue yang harus jadi babunya Devano!Bayangin dong Lid,babunya si Devano?Bisa gila gue lama-lama!"ucap Reina dan Lidia hanya memutar bola matanya malas.

"Udah lah nggak usah terlalu dipikir,santai aja.Mending kita ke lapangan,cuci mata lihat cogan-cogan yuk!"

Lidia langsung menarik pergelangan tangan Reina dan mengajaknya menuju lapangan In-door di sekolahnya,tak mempedulikan Reina yang terus protes.

Revano [#1 SAVAGE SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang