04

1.6K 97 0
                                    

Sekarang Theo, Kayla, dan Nida sedang duduk bersama di kantin. Theo duduk di samping Kayla, dan di hadapan Kayla ada Nida.



"Jadi kalian udah hampir setahun jadian?" Nida membuka suara.


"Iya. Lo sendiri gimana?" tanya Theo.


"Sejak gw putus sama lo, gw gak sama siapa-siapa kok. Lagi pula, gak ada waktu buat gw pacaran." jawab Nida.


"Emang setelah lo menghilang berbulan-bulan lo ke mana si? Gak ngasih tau juga alasan lo putus sama gw." Theo sudah melipat lengannya di dada.


Theo ingin tahu ke mana saja Nida sehabis putus darinya, dan apa alasannya dia memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan Theo.


Nida terlihat sedang berpikir, tidak lama ia mengembuskan napasnya kasar. "Belom saatnya lo tau."


"Kok gitu si? Gw kan harus tau, ke mana lo selam--"


Ucapan Theo terputus saat Yuda dan Jay menghampiri mereka.


"Lo!" Jay menunjuk Nida tidak percaya. "Nida? Mantan Theo?" sambungnya.


Nida tersenyum manis ke arah Jay yang sepertinya sangat terkejut. "Kenapa? Kangen lo sama gw?" tanya Nida dengan percaya dirinya.


Jay masih shock di tempat, sedangkan Yuda sudah duduk di samping Nida. Jay masih tidak percaya karena saat itu Theo dengan Jay pernah bertengkar karena saling merebutkan Nida. Sampai pada akhirnya, Theo yang mendapatkan Nida walau akhirnya berujung putus.


"Duduk! Gak capek lo?" Yuda menyuruh Jay duduk.


Jay menarik kursi dan duduk di samping Theo, ia masih menatap Nida tak percaya. Pasalnya Jay gagal move on.


"Adek lo apa kabar?" tanya Yuda pada Nida.


"Jack? Baik-baik aja kok dia."


"Jack? Adiknya kak Nida?" tanya Kayla heran.


"Iyap. Dia nakal ya sama kamu? Jack udah sering cerita ke aku tentang kamu."


Kayla menatap Theo seolah menuntut penjelasan darinya.


"Kamu kan gak nanya sayang, lagi pula gak penting juga buat kamu." jawab Theo dengan senyum kotak andalannya.


Yuda menatap Jay lalu berdecak sebal. "Liatin terus sampe bola mata lo keluar."


Yang ditegur hanya bisa senyam-senyum.


"Gagal move on, lo?" tanya Theo to the point.


Jay menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kayaknya.. "


Nida hanya menatap Jay datar. Dari awal Nida sudah mengetahui jika Jay suka sama dia, tapi sayangnya Nida tidak pernah ada rasa sedikit pun kepada Jay. Dulu Jay mendekati Nida yang terkesan memaksa, maka dari itu Nida menjadi malas menanggapi lelaki tampan namun suka memaksa sepertinya.


Tringgg!


Bel masuk berbunyi.


Nida, Theo, Jay serta Yuda masuk ke kelas mereka karena mereka satu kelas. Namun sebelum Theo pergi ke kelasnya, ia mengantarkan Kayla terlebih dahulu.


"Belajar yang rajin ya sayang. Biar anak kita bisa pinter kayak ibunya nanti."


Masih kecil Theo, belum lulus sekolah. Kamu ini berdosa banget.


"Kalo ayahnya aja males belajarnya, gimana anaknya nanti."


Theo mencubit pipi Kayla. "Ya udah aku ke kelas dulu ya, mau belajar buat bekal masa depan kita."


"Tapi jangan deket-deket sama kak Nida ya Theo, aku cemburu."


Theo mengacak-acak poni Kayla. "Iya sayang."


l i m e r e n c e


Kayla dan Theo sedang berada di kafe. Kayla lagi manja, dia maunya sama Theo terus. Seperti sekarang ini, ia duduk di samping Theo dan memeluk lengan kiri kekasihnya itu.


"Tumben manja."


"Biarin." Kayla semakin mempererat pelukannya.


"Theo, kak Jay suka sama kak Nida ya?" tanya Kayla tiba-tiba.


"Iya. Dulu dia sampe masuk rumah sakit karena aku pukul, haha." Theo sedang mengingat-ingat kejadian yang lalu.


Kayla terkejut dan kembali duduk normal.


"Kok bisa?"


"Ya kan dulu aku sama Jay berebutan mau jadi pacarnya Nida."


Bersambung,

Limerence.

LIMERENCE (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang