Theo melangkahkan kakinya ke markas Bangtan, tempat berkumpulnya cowok-cowok ganteng tapi rada brengsek.
Markas ini dipimpin oleh Niko, yang walaupun punya bakat kepemimpinan, otaknya penuh pikiran kotor. U know what I mean, dude.
Saka, ahli masak dengan vibes emak-emak, juga ada di sini. Btw, dia udah punya pacar.
Yuda, si manusia putih dengan muka datar seperti triplek yang jarang berekspresi, juga nongkrong di sini.
Ada juga Jasson, si pelawak yang selalu membawa tawa bahagia.
Dan Jay, si tampan tapi bantet. Bantetnya ini cuma di antara anak-anak Bangtan, kalau dibandingin sama yang lain, dia udah termasuk tinggi.
Tapi, yang paling brengsek tapi tampannya kebangetan, ya siapa lagi kalau bukan Theo.
Sebenernya masih ada satu lagi, cowok ganteng tapi imut-imut, namanya Jack. Dia adiknya Nida. Karena beda sekolah dan kelas, Jack gak bisa sering-sering nongkrong bareng mereka.
"Cuy!" sapa Theo sambil duduk di tengah-tengah mereka.
"Tumben ikut nongkrong? Biasanya bucin mulu sama Kayla," ejek Jasson.
"Males."
"Tumben," serempak anak-anak Bangtan.
Mereka bingung. Theo yang terkenal bucin sama Kayla tiba-tiba bilang males. Aneh.
"Lu bosen sama Kayla? Buat gw aja sini," kata Saka tanpa malu.
Theo menatap Saka sinis.
"Lagian tiba-tiba males, bosen lu?" tanya Niko penasaran.
"Gak tau ah."
"Jangan bilang karena Nida udah kembali?" ucap Jay, bikin yang lain menatap dia dengan kesal.
"Lu kali itu mah," kata Yuda.
"Kalo jawabannya emang bener karena Nida gimana?"
Brak!
Jay mendorong kursi sampai jatuh terbalik. Kesalnya memuncak saat dugaannya benar.
"Ngapa lu? Kok kesel? Masih suka sama Nida? Yakin gak takut ditolak lagi? Haha," Theo tertawa meremehkan Jay.
"Kali ini gua pastiin, gua yang bakal dapetin Nida!"
Setelahnya, Jay pergi begitu saja, gak peduli teriakan teman-temannya.
Saka menepuk pelan bahu Theo. "Yang lo punya sekarang itu Kayla, Nida cuma masa lalu lo. Boleh temenan tapi inget, cuma temen."
Theo smirk lalu berdiri. "Gw bakal pastiin Nida balik lagi sama gw."
"BAJINGAN!" teriak Yuda.
"Pilih salah satu, jangan dua-duanya!" Niko ikut kesal.
"Kalo bisa dua-duanya kenapa harus pilih salah satu?"
Setelah Theo berkata begitu, dia pergi tanpa peduli sumpah serapah teman-temannya.
"Liat aja Theo, Nida gak bakal balik sama cowok brengsek kayak lo!" teriak Jasson.
Drttt.
Drttt.
"Iya, Halo Theo kenapa?"
"Bisa ketemu sebentar?"
"Bisa, di mana? Ada tugas emangnya?"
"Iya nih ada tugas, ajarin ya. Di kafe Alara 10 menit dari sekarang!"
"Dasar! Sifat pemaksa lo gak ilang-ilang."
"Dulu aja lu tetep suka."
"Dih engga ya, udah tutup dulu. Gua mau siap-siap."
"Oke, hati-hati sayang."
Bip!
"Eh? Sayang?"
"Kenapa kak?" tanya Jack.
"Gapapa dek, kakak mau ke kafe Alara ya."
"Theo?"
Nida terkejut, loh kok adeknya tau gitu.
"Kak, udahlah. Inget Theo cuma mantan lo, dan inget kalo dia pernah berbuat semena-mena sama lo. Jangan sampai kejadian yang lalu terulang lagi!" tegas Jack.
Jack gak mau kakaknya balik lagi sama cowok brengsek kayak Theo, walaupun Theo juga temennya.
Jack memegang pundak kakaknya erat. "Jangan sampai ada kak Nida yang gak mau keluar kamar berbulan-bulan cuma karena cowok brengsek kayak Theo."
"Gua ke kamar dulu kak."
Nida diam mematung.
Ada apa dengan Nida?
Apa dia belum bisa move on? Lalu kenapa selama ini terlihat biasa saja.
Tolong, kali ini dia butuh seseorang.
LINE!
Bersambung,
Limerence.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (revisi)
Fanfiction"Terimakasih teruntuk perjalanan kisah cinta yang diluar akal." Ansen Theo Edison (Kim Taehyung), laki-laki berparas tampan yang mempunyai harta melimpah. Semua keinginannya harus terpenuhi, apa pun caranya, ia harus dapatkan. Termasuk cinta dari du...