Kayla mencoba mengerjapkan matanya berkali-kali. Saat ia membuka matanya, pemandangan yang pertama ia lihat adalah wajah Nara yang terlihat sedang menatapnya.
"Nara." suara serak Kayla mampu membuat Theo, Nida, dan Jeffry menghampirinya.
Kayla mencoba untuk bangkit, tapi dadanya masih terasa sakit. Nida segera membantu Kayla untuk kembali ke posisi semula.
"Masih sakit Kay? Gw panggilin dokter lagi ya?"
Kayla menggeleng, lalu ia mengedarkan pandangannya. Sepertinya ia tidak asing dengan ruangan ini.
Bukannya ini?
"Ini di mana?"
"Rumah aku Kay. Tadi aku langsung bawa kamu ke sini, dan dokter pribadi aku yang langsung cek kondisi kamu."
Ah iya.
Rumahnya tuan muda Kim Theo.
"Apa gw sakit lagi?"
Theo menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tadi katanya kamu kecapekan."
"Lo gimana si Kay, kenapa masih suka jalan jauh-jauh?"
Kayla bingung dengan kedua pasangan ini.
Apa mereka sok peduli di depan Kayla?
Nida mengerti akan tatapan yang Kayla layangkan. Nida mau mencoba menjelaskan segalanya kepada Kayla, tapi melihat kondisi Kayla-
"Kay." Theo menyelipkan rambut Kayla ke belakang telinganya.
Ia rindu menatap Kayla seperti ini. "Aku mau ngomong sesuatu. Ini tentang aku yang--"
"Daddy! Hoammm." Nara menguap. "Nala ngantuk, ayu Nala mau bobo!"
"Nara ngantuk? Sini bobo sama aku." ajak Kayla sembari menampilkan senyumnya.
Nara menggeleng cepat. "Nda mau! Nala nda kenal cama kamu. Nala maunya cama kak tantik aja!"
Kayla sedikit terkejut, Nara kecil-kecil bisa ngebentak gini ya, mana mukanya judes banget lagi.
Sabar Kay..
"Nara, jangan ngomong gitu sama kakak Kayla ya." ucap Theo.
"Bialin! Nala kan nda kenal cama kakak ini. Kata mamah juga Nala nda boyeh deket-deket cama olang yang nda dikenal!"
Kayla beralih menatap Nida, ia berpikir apakah Nida mengajarkan itu kepada Nara?
"Nara! Kak Kayla bukan orang jahat, dia baik. Kamu harus sopan sama dia!"
"Daddy kok malah cama Nala?" mata Nara mulai berbinar-binar.
"Kamu harus sopan sama yang lebih tua!"
Nara mendadak menangis. "Huwaa, daddy jahat!"
"Theo udah ih."
Nida beralih menggendong Nara, ia mengusap-usap punggung Nara, untungnya Nara cepat diam saat berada di gendongannya.
Nara memeluk leher Nida sambil menenggelamkan wajahnya. "Nala takut cama daddy."
"Maksud daddy itu bukan marahin Nara. Daddy cuma mau Nara harus bisa bersikap lebih sopan lagi ya, gak boleh kayak gitu lagi. Kalo Nara gitu terus, nanti kakak tantik marah juga nih sama Nara. Gak boleh diulangi lagi ya. Oke?"
Nara menggeleng. "Hiks, nda mau! Pokoknya daddy jahat!"
"NARA!"
Theo benar-benar kehabisan kesabaran.
Anaknya ini kenapa dramatis banget?
Nara yang mendengar daddynya meneriakinya langsung kembali menangis. "Huwaa, Nala takut."
Nida kembali mengusap-usap punggung anaknya Theo dan juga Bunga, Nida membawanya keluar ruangan agar tangisan Nara tidak menganggu Kayla yang baru saja tersadar.
"Jangan kayak gitu ke anak kecil."
"Tapi dia udah gak sopan Kay sama kamu."
"Tetep aja lo salah Theo."
Lo?
Theo tidak terbiasa dengan itu.
Theo menggenggam jemari Kayla, tapi Kayla segera menepisnya.
"Inget Theo! Lo udah ada kak Nida, udah ada Nara juga!"
Theo mengerutkan dahinya. "Maksudnya?"
"Kalian udah nikah, udah punya anak. Ayolah Theo, coba untuk berubah!"
"Jadi selama ini kamu mikir Nara itu anak aku sama Nida?"
Kayla mengangguk-angguk.
Theo tersenyum tipis. "Kalo bisa juga aku pengennya begitu Kay..."
"Maksudnya?"
Theo menatap Jeffry, mengkode untuk ia meninggalkan mereka berdua dulu. Jeffry yang mengerti segera bangkit dari sofanya, ia berjalan pergi dari sana.
"Kay. Aku sempet berpikir saat kamu pergi dan nyuruh aku benci sama kamu, aku bakal nikahin Nida dan mulai hidup aku yang baru. Tapi nyatanya, Bunga datang."
"Bunga? Na Bunga? Sahabat gw?"
Theo merasa bersalah saat Kayla menyebut bahwa Bunga adalah sahabatnya.
"Bunga saat itu datang malam-malam, dia nangis. Dia hamil Kay."
Kayla terkejut sampai-sampai menutup mulutnya tidak percaya. "Hamil?"
Theo mengangguk. "Dia ngandung anak aku."
Hati Kayla panas, bahkan ia mencoba untuk tidak terpancing emosi sekarang. Ia jauh lebih rela jika Nara adalah anaknya Theo dan juga Nida.
Tapi ini, Na Bunga?
Sahabat yang sudah Kayla anggap seperti saudaranya sendiri.
"Aku kelepasan waktu itu, aku bener-bener nyesel."
Kayla tertawa sinis. "Bilang nyesel terus, tapi gak pernah ada perubahan."
"Kay aku minta maaf."
"Kenapa harus minta maaf ke gw? Lo hamilin anak orang, ya lo minta maaf sama dianya aja."
"Maaf bikin kamu kecewa."
"Udah tau gw bakal kecewa, tetep aja lo lakuin. Bodoh!"
"Kay, aku mohon maafin aku."
"Udahlah Theo. Lagian juga lo udah mulai hidup yang barukan sama Na Bunga. Ya jalanin aja sana! Gak usah inget-inget gw lagi!"
"Gak gitu Kay, aku--"
Kayla kembali merasakan rasa sakit dibagian dadanya. "Akh, sakit."
"Kay, kamu kenapa?"
"Sakit, Theo."
Theo langsung keluar dari kamar. "TOLONG PANGGILIN DOKTER SEKARANG!"
Bersambung,
Limerence.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (revisi)
Fanfiction"Terimakasih teruntuk perjalanan kisah cinta yang diluar akal." Ansen Theo Edison (Kim Taehyung), laki-laki berparas tampan yang mempunyai harta melimpah. Semua keinginannya harus terpenuhi, apa pun caranya, ia harus dapatkan. Termasuk cinta dari du...