Kayla dan Nida di tempatkan di kamar yang terpisah, itu semua atas kemauan Theo. Sudah sejauh ini Theo merencanakannya, jika para wanitanya itu satu kamar maka dapat dipastikan mereka berdua akan membuat ide agar bisa keluar dan lepas darinya.
Theo sedang berkaca di dalam kamarnya, ia melihat setiap inchi wajah indahnya. "Gw liat-liat gw emang ganteng kok." ucap Theo ke-pd-an.
Tapi tiba-tiba senyumnya mendadak luntur di saat ia kembali mengingat jika beberapa waktu yang lalu, dirinya telah menyakiti salah satu wanitanya.
"Akhh sial! Kalo bukan karena Nida gak takut sama ancaman gw, gak bakal gw mau lukain Kayla."
Theo menarik dan membuang napasnya secara kasar.
Apa ia sudah terlalu terobsesi dan segila ini?
l i m e r e n c e
Tok tok.
Belum sempat Kayla menyuruhnya masuk, namun Theo langsung masuk begitu saja. Kayla beranjak dari duduknya, ia pergi menuju balkon yang ada di kamarnya. Theo mengikuti Kayla, lalu ia memeluk pinggang Kayla dari belakang. Dihirupnya aroma tubuh Kayla yang sungguh memabukan ini.
"Maafin aku ya."
"Untuk?"
Tangan Theo mengusap pelan perban yang sekarang menutupi luka di pipi Kayla. "Maaf, aku gak berniat nyakitin kamu."
"Gitu aja terus Theo. Setiap kali kamu nyakitin aku, kamu minta maaf, alasannya gak berniat nyakitin mulu. Aku bosen dengernya. Ehh--"
Kayla terkejut karena barusan ia berbicara dengan Theo menggunakan 'aku-kamu'.
Theo terkekeh pelan, ia membalikan tubuh gadisnya ini. Kayla masih sama kayak dulu, lemah jika Theo menatapnya seperti ini.
Cup.
Theo mengecup kening Kayla. "Maaf ya."
Kayla menggeleng "Gak akan pernah bisa Theo."
"Tapi kamu masih cinta kan sama aku?"
Tatapan ini, senyum ini..
Tuhan, kenapa hati Kayla kembali goyah?
Tolong, jangan lagi.
"Eh kok nangis." Theo mencoba untuk menyeka air mata gadisnya ini.
Kayla tidak tahu harus apa sekarang, sungguh hatinya sangat sakit. Ia menunduk ke bawah, menatap Theo lama-lama dapat membuatnya semakin gila untuk mencintainya. Tapi dengan sifat Theo yang mendadak meminta maaf dan memberikan perhatian, itu membuat sisi lain darinya merasa senang.
"Listen to me,baby." Theo menarik dagu Kayla berharap gadisnya ini kembalimanatapnya.
"Secepatnya kita akan menikah."
Penuturan dari Taehyung barusan mampu membuat Kayla merasa terkejut.
Apa ini mimpi?
Mengapa begitu tiba-tiba?
"Kak Nida?"
Bukannya menjawab, Taehyung malah tersenyum semanis mungkin.
"Jawab aku!"
"Gak ada yang perlu aku jawab"
"Bohong! Kamu juga masih cinta kan sama kak Nida?"
Taehyung mengangguk dan itu kembali menyayat hati kecil Kayla.
"Udah ya, intinya sebentar lagi kita akan menikah"
Taehyung menarik Kayla ke dalam pelukannya, Kayla tidak berontak karena sungguh ini mampu membuatnya merasa sangat nyaman.
Taehyung melepaskan pelukannya, ia kembali menatap gadis cantiknya ini.
Perlahan Taehyung memajukan wajahnya, deru napas Taehyung begitu terasa. Taehyung mulai memiringkan wajahnya, dan ia berhasil mengambil first kiss milik Kayla.
Tidak ada lumatan, hanya sekedar kecupan yang lumayan lama.
Kayla tidak melakukan apapun, ia hanya terdiam.
"Aku sayang kamu, Kay"
Mungkin Kayla masih sama bodohnya dengan Kayla yang dulu "Aku juga"
Kayla tidak ingin munafik, jujur ia masih sangat mencintai Taehyung.
"Aku keluar dulu ya, ada perlu. Kamu jangan ke mana-mana"
"Mau ke mana emangnya aku? Kamu aja kunci pintunya" kata Kayla dengan sebal.
"Nah makanya"
Taehyung mengacak-acak rambut Kayla dengan gemas, setelahnya ia pergi dari sana dan tak lupa untuk mengunci pintu kamar itu.
Selepas Taehyung meninggalkannya, Kayla kembali merasakan rasa sesak di dadanya.
"Jujur gw masih sayang sama lo. Tapi gw gak mau berakhir sama lo dengan keadaan kayak gini, karena gw tau lo masih belum bisa milih diantara gw atau pun kak Nida. Sakit Tae"
Bersambung,
Limerence.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (revisi)
Fanfiction"Terimakasih teruntuk perjalanan kisah cinta yang diluar akal." Ansen Theo Edison (Kim Taehyung), laki-laki berparas tampan yang mempunyai harta melimpah. Semua keinginannya harus terpenuhi, apa pun caranya, ia harus dapatkan. Termasuk cinta dari du...