42

726 64 25
                                    

"Kuliah di sini aja."

"Bagus gak?"

"Bagus, lagi juga ada gw sama yang lain, lo gak perlu takut."

"Dia?"

"Gw gak tau kabar dia sekarang gimana, tapi kalo pun harus satu kampus gak usah takut."

"Gw cuma gak mau sakit lagi."

"Dengerin gw baik-baik. Gw sama yang lain bakal jaga lo berdua, jadi tenang aja oke."

l i m e r e n c e

"Kepada mahasiswa dan mahasiswi baru, ayo ikut kakak-kakaknya ke aula. Akan ada pengarahan dan lainnya."

Semua mahasiswa/i baru segera memasuki aula yang ada di dekat lapangan. Jumlah mahasiswa di sini ribuan, dan rata-rata memang bening-bening.

Jadi pengen gebet.

"Kalian duduk aja di bangku yang udah disediain ya, tunggu 10 menit lagi, jangan berisik. Paham?"

"Paham, kak."

Universitas ini memang menjadi salah satu universitas favorit, masuk ke sini juga tidak semudah yang dipikirkan, tes yang pertama biasanya mengerjakan soal-soal sulit, dan itu harus bersaing dengan puluhan ribu calon mahasiswa.

Kalo emang gak bisa ya minimal duit, u know what i mean dude.

Karena masih disuruh menunggu sekitar sepuluh menit lagi, yang lain saling berkenalan dengan orang-orang di sebelah bangku mereka.

Beberapa juga pada bikin instastory.

Biasa,

Masuk universitas favorit cuma mau pamer-pamer awww.

"Nida? Kayla?"

Kayla dan Nida sempat terkejut ketika orang di sebelah mereka adalah orang yang mereka kenal.

"Samuel?"

"Apa kabar? Long time no see."

"Baik kok kak ketos, hehe." jawab Kayla yang ada ditengah-tengah mereka.

"Kamu apa kabar, Da?"

Nida tersenyum manis. "Baik. Kak Samuel sendiri?"

"Gak akan pernah baik, apalagi pas tau kamu hilang gitu aja."

Nida tertawa kecil. "Hehe, ada-ada aja."

"Oh ya, kok Kayla ada di sini? Lo bukannya harusnya masih di kelas 3 Kay?"

"Lo juga kenapa ada di sini kak? Lo kan harusnya udah semester 3?"

Samuel terkekeh pelan. "Gw gap year."

"Kok gitu?"

"Alasannya karena cewek yang lagi duduk di samping kanan lo, Kay."

Nida yang tadinya sibuk melihat ke arah depan langsung menatap Samuel. "Kenapa aku kak?"

"Gak tau, tanya hati aku aja nih."

"Ehem, aduh berasa nyamuk gw."

Dulu Kayla yang suka manas-manasin para manusia saat masih di SMA, dulu sih masih bersama Theo. Tapi sekarang? Kayla hanya bisa tersenyum miris setiap kali ingat kejadian manis antara dia dan Theo, tapi untuk sekarang rasa sakit hati ini masih mendominasi.

"Woy, ngelamun aja." Samuel menyenggol lengan Kayla.

"Gak kok, kak."

"Nah Kay, lo belum jawab pertanyaan gw."

"Yang mana?"

Samuel berdecak sebal. "Lo kenapa di marih?"

"Waktu itu gw pindah dan satu SMA lagi sama kak Nida, terus pas kak Nida mau UN pihak sekolah nawarin gw buat langsung loncat dan ikut UN bareng angkatan kak Nida. Syukurnya gw berhasil lolos, peringkat kedua dengan nilai yang tinggi."

"Anjay mantap juga lo. Btw, peringkat pertamanya siapa?"

"Jelaslah gebetan lo, siapa lagi?"

"Nida?"

Kayla mengangguk. "Iyalah. Eh kak, lo belum traktir gw, lo kan janji kalo nilai lo lebih tinggi dari gw, lo bakal traktir gw."

"Iya Kay, ntar gw traktir." jawab Nida.

"Tapi apa kalian tau?"

Kayla dan Nida menatap Samuel bersamaan. "Apa?"

"Theo juga maba di kampus ini."

Kenapa sekarang jantung Kayla berdegup dengan kencang?

Apa iya Kayla sudah sanggup bertemu dengan laki-laki yang sempat ia cintai dengan sepenuh hati?

Tuhan, kenapa dunia sesempit ini?

Nida menggenggam jemari Kayla. "It's okay Kay, semua bakal baik-baik aja."

"Kita sembunyi dari dia udah hampir dua tahun kak, sekarang dengan gampangnya Tuhan ngirim dia dengan jarak sedekat ini dengan kita?"

"Kayla? Nida?"

"THEO?"

Perasaan Theo ketika bisa menatap para wanitanya kembali sungguh sangat bahagia tentunya. Ia sudah menyewa orang-orang suruhan, mencari ke mana-mana tapi tidak pernah ketemu.

Kayla masih diam duduk di bangkunya, ia masih terkejut karena kembali berhadapan dengan sosok ini. Nida mulai beranjak dari bangkunya, ia ingin keluar dari Aula. Terlalu muak melihat laki-laki brengsek seperti Theo.

Greb.

Theo menarik Nida ke dalam dekapannya. Ia memeluk Nida di depan ribuan mahasiswa lainnya, dan pastinya di depan Kayla.

"Aku kangen sama kamu."

'Ayo Nida lo harus lepas pelukan ini! Ayo lo harus tampar dia sekarang juga! Ayo Da!'

'Mustahil, bahkan gw gak bisa bergerak sekarang'

Samuel mendorong Theo. "Jangan sentuh-sentuh Nida!"

Theo tertawa sinis. "Lo siapa?"

Samuel menarik Nida ke belakangnya. "Dia sekarang punya gw!"

Semua mahasiswa di sana mulai bertanya-tanya 'ada apa dengan mereka?' berapa mahasiswa bahkan mulai merekam kejadian tersebut. Sedangkan Kayla masih diam di tempat.

"Punya lo ya?" Theo menarik kerah baju Samuel. "Dia punya gw!"

Samuel menepis lengan Theo secara kasar. "Nida bukan punya lo lagi!"

Theo tertawa remeh, lalu ia menatap Kayla, ia berjalan mendekat ke arah Kayla dan berjongkok di hadapannya.

Theo mulai menggenggam jemari Kayla. "Hai sayang, apa kabar?"

Kayla sejujurnya ingin menepis lengan Theo, tetapi tatapan Theo yang membuat benteng pertahanan Kayla runtuh. Entah kenapa hatinya tersentuh, ia mulai menitikkan air matanya.

Perlahan Theo mengusap air mata yang mulai membanjiri pipi wanitanya ini. "Jangan nangis, aku tau kamu juga kangen sama aku."

Bugh!

"GW KAN UDAH BILANG JAUHIN KAYLA SAMA NIDA!"

Bersambung,

Limerence.

LIMERENCE (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang